
Program IVF memiliki banyak prosedur selama program dilaksanakan salah satunya adalah Prosedur Physiological Intracytoplasmic Sperm Injection (PICSI). Ia hadir sebagai teknik inovatif dalam teknologi reproduksi berbantu yang dirancang untuk meningkatkan pemilihan sperma berkualitas sebelum proses fertilisasi. MDG lebih lanjut membahas, agar sister dan paksu dapat mempertimbangkan apakah prosedur ini dapat digunakan. Baca sampai habis ya!
Pengertian PICSI
Physiological Intracytoplasmic Sperm Injection (PICSI) adalah teknik yang digunakan untuk memilih sperma yang akan digunakan dalam perawatan Intracytoplasmic sperm injection(ICSI). Teknik ini melibatkan penempatan sperma dengan hyaluronic acid (HA), senyawa alami yang ditemukan dalam tubuh. PICSI mengidentifikasi sperma yang dapat mengikat HA dan sperma ini dipilih untuk digunakan dalam perawatan.
Kapan PICSI mungkin diperlukan?
ICSI dan PICSI merupakan perawatan yang mungkin diindikasikan untuk infertilitas Faktor Pria dalam kasus-kasus diantaranya adalah ketika skor HBA pada penilaian air mani kurang dari 65%, yang menunjukkan berkurangnya kadar sperma matang dalam sampel. Begitu juga jika terjadi pada pasangan dengan keguguran berulang atau mereka dengan embrio yang lambat atau tidak berkembang dengan baik juga dapat memperoleh manfaat dari PICSI.
Mengapa pasangan perlu melakukan PICSI ?
Faktanya bahwa Ahli embriologi tidak dapat melakukan pengecekan sperma hanya dengan melihat melalui mikroskop, seperti dalam prosedur ICSI rutin, karena sperma yang matang dan yang belum matang akan memiliki tampilan yang sama.
Sehingga prosedur PICSI, membantu embriolog untuk membedakan antara sperma matang yang telah menyelesaikan perkembangan penuhnya dan sperma yang belum matang yang lebih mungkin memiliki DNA yang rusak atau jumlah kromosom yang salah.
Dalam prosedur PICSI, Ahli Embriologi hanya akan menggunakan sperma yang matang untuk disuntikkan langsung ke dalam sel telur yang matang. Setelah PICSI, sel telur yang disuntikkan diinkubasi semalaman dan dinilai keesokan paginya untuk mengetahui bukti pembuahan. Tingkat pembuahan rata-rata setelah PICSI serupa dengan ICSI dan IVF, dengan 60-70% sel telur yang disuntikkan membuahi secara normal setelah PICSI.
Dari penjelasan tersebut, faktanya prosedur PICSI menawarkan pendekatan yang lebih efektif dalam pemilihan sperma untuk prosedur IVF, dengan manfaat signifikan dalam meningkatkan kualitas embrio dan tingkat keberhasilan kehamilan. Penggunaan hyaluronic acid sebagai alat seleksi memberikan keuntungan dalam memilih sperma dengan potensi fertilisasi terbaik, sister dan paksu dapat memutuskan prosedur tersebut, jika kiranya sesuai dengan kebutuhan dan atas saran dari dokter. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- https://www.hfea.gov.uk/treatments/treatment-add-ons/physiological-intracytoplasmic-sperm-injection-picsi/
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC10258512/
- https://hertsandessexfertility.com/treatments/physiological-icsi-picsi/