Bayi Tabung: Solusi Alternatif bagi Pasangan yang Kesulitan Punya Anak

Sisters, ketika hamil alami tidak berhasil, banyak pasangan yang memilih alternatif lain untuk memiliki buah hati. Salah satu solusi itu adalah bayi tabung.

Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur oleh sel sperma yang dilakukan di laboratorium. Proses ini dinamakan IVF (in vitro fertilization).

Untuk mengetahui lebih jauh tentang bayi tabung itu apa, bagaimana proses dan apa saja faktor penentu keberhasilannya, simak artikel ini sampai tuntas, ya!

Tahapan Bayi Tabung

Meski kedengarannya proses IVF ini mudah, namun tahapan bayi tabung sebenarnya cukup kompleks. Selama proses IVF, sel telur akan dikeluarkan dari ovarium wanita untuk kemudian dibuahi dengan sel sperma di laboratorium.

Sel telur yang sudah dibuahi (disebut dengan embrio) kemudian dikembalikan lagi ke rahim sang ibu untuk tumbuh dan berkembang.

Di luar negeri, proses bayi tabung bisa dilakukan dengan menggunakan sel telur wanita dan sperma dari pasangan maupun donor. Tapi di Indonesia, donor sperma tidak diperbolehkan sehingga proses bayi tabung hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang dinyatakan sah sebagai suami istri.

Secara umum, tahapan bayi tabung bisa kamu simak pada penjelasan berikut ini:

Pemeriksaan Awal

Langkah awal dalam proses bayi tabung adalah pemeriksaan oleh dokter lewat USG. USG biasanya dilaksanakan pada hari kedua menstruasi untuk menghitung jumlah sel telur. Setelah pemeriksaan dasar, dilakukan pemeriksaan hormonal.

Stimulasi Ovarium

Tahapan bayi tabung yang kedua yang harus dilalui dalam proses bayi tabung adalah stimulasi ovarium atau disebut dengan ovulasi super. Wanita akan mendapatkan obat penyubur untuk meningkatkan produksi sel telur.

Selanjutnya, pasien wanita akan menjalani USG transvaginal secara teratur guna memeriksa kondisi ovarium. Tes darah juga dibutuhkan untuk mengecek kadar hormon.

Pengambilan Sel Telur

Tahapan bayi tabung selanjutnya yaitu mengeluarkan sel telur dari tubuh wanita. Caranya dengan melakukan operasi kecil yang disebut dengan aspirasi folikular. Dokter akan menggunakan gambar USG sebagai acuan kemudian memasukkan jarum tipis lewat vagina ke dalam ovarium dan telur yang berada dalam kantung folikel.

Jarum yang digunakan terhubung ke alat pengisap yang kemudian menarik cairan dan telur keluar dari folikel satu persatu. Prosedur ini dilakukan untuk ovarium yang satunya juga.

Inseminasi dan Fertilisasi

Sel telur dengan kualitas terbaik kemudian ditempatkan bersama dengan sel sperma. Prosedur untuk mencampurkan kedua sel ini disebut sebagai inseminasi. Telur dan sperma lalu disimpan di dalam ruangan dengan suhu dan kondisi yang terkontrol.

Beberapa jam setelah inseminasi, biasanya sperma akan membuahi sel telur.

Kultur Embrio

Kalau telur yang sudah dibuahi membelah, maka sel tersebut telah berubah menjadi embrio. Staf di laboratorium secara berkala akan mengecek embrio dan memastikan pertumbuhannya. Dalam jangka waktu sekitar 5 hari, embrio yang normal akan membentuk beberapa sel yang membelah.

Transfer Embrio

Setelah 3 sampai 5 hari pasca pengambilan sel telur dan pembuahan, embrio kemudian dipindahkan ke dalam rahim wanita. Proses memasukkan embrio ini dilakukan dengan menggunakan kateter, sebuah tabung tipis lewat leher rahim dan naik ke dalam rahim.

Jika implant atau embrio menempel di lapisan dalam rahim, maka proses IVF berhasil dan wanita akan mengalami kehamilan.

Karena berbagai faktor, proses IVF tidak selalu berhasil sehingga bisa sangat melelahkan bagi pasutri yang menempuh langkah ini.  Tak jarang pasangan harus melakukan beberapa siklus IVF sampai kehamilan sukses terjadi.

Faktor Penentu Keberhasilan Bayi Tabung

Tingkat keberhasilan bayi tabung ditentukan oleh berbagai faktor. Mulai dari usia wanita yang menjalani prosedur serta penyebab infertilitas.

Wanita yang berusia lebih muda umumnya berpeluang lebih besar untuk sukses dalam proses bayi tabung. IVF umumnya tidak direkomendasikan untuk wanita yang berusia di atas 42 tahun karena tingkat keberhasilannya terlalu rendah.

Pada tahun 2019, persentase tingkat keberhasilan prosedur bayi tabung berdasarkan usia wanita yang menjalani prosedur adalah sebagai berikut:

  •         32% untuk wanita di bawah 35 tahun
  •         25% untuk wanita berusia 35 hingga 37 tahun
  •         19% untuk wanita berusia 38 hingga 39 tahun
  •         11% untuk wanita berusia 40 hingga 42 tahun
  •         5% untuk wanita berusia 43 hingga 44 tahun
  •         4% untuk wanita berusia di atas 44 tahun.

Angka-angka ini berasal dari proses IVF pasangan yang menggunakan sel telur/sperma mereka sendiri (bukan donor) menggunakan ukuran per embrio yang ditransfer.

Kelebihan Bayi Tabung

Ada beberapa kelebihan bayi tabung yang bisa kamu jadikan pertimbangan untuk memilih prosedur ini antara lain:

  •         Bayi tabung adalah opsi ketika perawatan infertilitas lainnya gagal
  •         Peluang kehamilan yang lebih besar. Menurut data dari PERFITRI (Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia), pada tahun 2017 tingkat keberhasilan bayi tabung di tanah air mencapai 29% per tahun
  •         Bayi tabung memungkinkan pasangan mendapatkan bayi kembar. Dengan cara mengambil beberapa sel telur untuk dibuahi sekaligus, maka akan diperoleh lebih dari satu embrio. Biasanya anak kembar dari hasil bayi tabung adalah kembar non-identik
  •         Mendeteksi adanya kelainan genetik. Tes genetik dapat dilakukan pada embrio sebelum implantasi untuk memeriksa adanya kelainan atau tidak. Jika ada embrio dengan kelainan genetik, maka embrio itu akan dieliminasi dan dokter akan memiloih yang sehat.

Prosedur bayi tabung merupakan salah satu opsi untuk kamu yang sudah mencoba berbagai cara untuk hamil namun belum berhasil juga. Konsultasikan dengan dokter apakah kamu perlu melakukan IVF untuk mendapatkan kehamilan atau tidak.