
Di tengah semakin berkembangnya teknologi reproduksi berbantu (ART), salah satu pilihan yang makin banyak dibicarakan adalah pembekuan sel telur atau oocyte cryopreservation. Tapi, seberapa efektif sebenarnya metode ini? Apakah sel telur beku bisa bertahan, menghasilkan kehamilan, bahkan melahirkan bayi sehat? Yuk, kita bahas hasil penelitian terbaru yang bisa jadi insight penting buat kamu, sister!
Mengenal Tujuan dan Latar Belakang Prosedur
Jadi ada sebuah penelitian yang melihat bagaimana hasil dari prosedur pembekuan sel telur (oocyte cryopreservation) yang dilakukan di sebuah klinik fertilitas selama tahun 2015–2020. Sebanyak 224 perempuan berusia 18–48 tahun ikut serta dalam studi ini, dengan latar belakang yang beragam. Ada yang membekukan sel telur karena harus menjalani pengobatan seperti kemoterapi yang bisa merusak kesuburan, ada juga perempuan lajang yang cadangan sel telurnya mulai menurun. Beberapa pasangan melakukan prosedur ini karena di hari pengambilan sel telur, sperma tidak bisa didapatkan. Selain itu, ada juga pasien yang melakukan teknik oocyte pooling untuk keperluan ICSI (penyuntikan sperma ke dalam sel telur) karena alasan teknis.
Gimana Hasilnya?
Dari data yang dikumpulkan, didapatkan hasil menarik:
- Tingkat kelangsungan hidup sel telur setelah dibekukan dan dicairkan: 92,68%
- Tingkat kehamilan per siklus pencairan sel telur: 8,66%
- Tingkat kelahiran hidup per siklus pencairan: 4,66%
Jadi dengan menggunakan teknik vitrifikasi (proses pembekuan super cepat yang mencegah pembentukan kristal es), tingkat kelangsungan hidup sel telur sangat tinggi lebih dari 90%! Ini menunjukkan bahwa metode ini sudah cukup aman dan efektif.
Meskipun angka kehamilan dan kelahiran hidup per siklus belum setinggi pembekuan embrio, hasilnya relatif setara, apalagi untuk pasien dengan kondisi khusus seperti yang disebutkan di atas.
Pembekuan Sel Telur dan Pilihan Perempuan
Karena pembekuan sel telur memberikan pilihan nyata bagi perempuan untuk menjaga kemungkinan memiliki anak di masa depan, khususnya bagi yang belum menemukan pasangan, Menghadapi kondisi medis serius atau Mengalami penurunan cadangan ovarium di usia muda.
Dengan terus berkembangnya teknologi, pembekuan sel telur bukan lagi sekadar wacana, tapi investasi nyata untuk masa depan reproduksi perempuan. Kalau kamu ingin tahu apakah pembekuan sel telur cocok untukmu atau ingin memahami lebih lanjut soal fertilitas, jangan ragu buat diskusi ya, sister! informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Spiegel, E., Weintraub, A. Y., Aricha-Tamir, B., Ben-Harush, Y., & Hershkovitz, R. (2021). The use of sonographic myometrial thickness measurements for the prediction of time from induction of labor to delivery. Archives of Gynecology and Obstetrics, 303(4), 891-896.