
Induksi persalinan biasanya dilakukan bila kehamilan sudah melewati waktu perkiraan lahir, air ketuban mulai menipis, atau ada kondisi medis seperti diabetes gestasional yang membutuhkan kelahiran lebih cepat. Namun, salah satu pertanyaan yang sering menggelayuti ibu hamil adalah, berapa lama waktu yang dibutuhkan dari mulai induksi sampai akhirnya bisa melahirkan? Bahas lebih lanjut yuk apa kata penelitian!
Metode Induksi dan Peran USG
Jadi ada sebuah penelitian yang mencoba memberikan jawaban dengan menggunakan USG untuk mengukur ketebalan otot rahim sebagai indikator kesiapan persalinan. Dalam studi tersebut, induksi dilakukan melalui dua tahapan: pertama pemasangan balon kateter (Foley catheter) di serviks untuk membuka rahim secara mekanik, dilanjutkan dengan infus oksitosin yang memicu kontraksi rahim. Dengan mengukur ketebalan otot rahim sebelum induksi, dokter bisa memperkirakan seberapa cepat proses persalinan akan terjadi.
Hasil menunjukkan bahwa rahim yang lebih tipis cenderung merespon induksi lebih cepat dan waktu persalinan bisa lebih singkat. Meskipun begitu, durasi persalinan akibat induksi tetap bergantung pada berbagai faktor lain. USG menjadi alat bantu yang berguna untuk menyesuaikan metode induksi supaya prosesnya lebih efektif dan meminimalkan ketidakpastian bagi ibu hamil. Tentunya keputusan terbaik tetap harus didiskusikan dengan dokter kandungan agar proses persalinan berjalan lancar dan aman
Nah, Apa Peran USG di Sini?
Biasanya USG dipakai untuk memantau janin. Tapi dokter juga mengukur ketebalan dinding otot rahim (miometrium) di lima titik, termasuk bagian atas (fundus) dan belakang rahim. Tujuannya? Untuk melihat apakah ada hubungannya dengan cepat atau lambatnya tubuh merespons induksi.
Hasilnya Gimana?
Dari 52 ibu hamil yang ikut studi ini, hampir 90% berhasil melahirkan normal. Dan yang menarik, peneliti menemukan bahwa:
Ketebalan otot rahim di bagian atas dan belakang berkaitan dengan waktu keluarnya balon induksi semakin tebal, makin cepat keluar. Tapi, ketebalan ini nggak terlalu berpengaruh ke total waktu hingga bayi lahir.
Temuan tersebut belum bisa dijadikan standar klinis, tapi cukup menjanjikan. Artinya, USG bukan cuma untuk lihat bayi, tapi juga bisa bantu dokter menilai kesiapan rahim untuk diinduksi.
Manfaatnya? adalah untuk membantu dokter merancang strategi induksi yang lebih tepat, menghindari proses induksi yang terlalu panjang dan melelahkan dan memberi harapan untuk persalinan yang lebih efisien dan aman
Jadi, kalau kamu dan sekitar kamu sedang mempertimbangkan induksi persalinan, jangan ragu buat diskusi lebih lanjut sama dokter kandungan. Siapa tahu, informasi seperti ini bisa bantu proses persalinan kamu jadi lebih nyaman dan terarah. Informasi menarik lainnya dapat sister dan paksu temukan di Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Spiegel, E., Weintraub, A. Y., Aricha-Tamir, B., Ben-Harush, Y., & Hershkovitz, R. (2021). The use of sonographic myometrial thickness measurements for the prediction of time from induction of labor to delivery. Archives of Gynecology and Obstetrics, 303(4), 891-896.