Dampak Penurunan Berat Badan Sebelum IVF: Benarkah Berpengaruh pada Keberhasilan Kehamilan?

 

Fertilisasi in vitro (IVF) sudah banyak dipilih oleh pasangan pejuang dua garis. Proses ini meski sudah menggunakan teknologi yang canggih pada prosesnya masih dihadapkan oleh banyak tantangan. MDG akan mencoba membahas bagaimana berat badan juga berpengaruh, baca sampai akhir ya!

Mengapa Penurunan Berat Badan Sebelum IVF Menjadi Perdebatan?

Banyak perempuan dengan obesitas atau kelebihan berat badan disarankan untuk menurunkan berat badan sebelum menjalani prosedur fertilisasi in vitro (IVF). Mengapa demikian? Berat badan berlebih sering dikaitkan dengan gangguan kesuburan. Namun, apakah benar penurunan berat badan sebelum IVF dapat meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan? 

Kebijakan dan Pandangan Medis

Banyak penyedia layanan kesuburan, termasuk NHS, menetapkan batas indeks massa tubuh (BMI) sebelum pasien dapat menjalani IVF. Biasanya, BMI yang disarankan berada di kisaran 19-30, meskipun beberapa penyedia memiliki batas lebih ketat, yaitu 19-25. Hal ini bergantung dengan perseorangan.

Walaupun penelitian tentang hubungan antara berat badan dan kesuburan masih berlangsung, dampak obesitas terhadap hasil IVF semakin banyak diakui. Misalnya, sebuah studi tahun 2021 terhadap lebih dari 7.300 wanita menemukan bahwa meskipun tingkat kehamilan tidak berbeda secara signifikan antar kategori BMI, wanita dengan BMI lebih tinggi memiliki angka kelahiran hidup lebih rendah dan risiko keguguran lebih tinggi. Studi tersebut juga mencatat bahwa wanita dengan obesitas cenderung memiliki lebih sedikit sel telur matang dan embrio yang berkembang ke tahap blastokista.

Jika BMI Saya Tidak Ideal untuk IVF, Apa yang Harus Dilakukan?

Jika BMI  terlalu tinggi untuk menjalani IVF, dokter mungkin menyarankan untuk menurunkan 5-10% dari berat badan. Namun, menurunkan berat badan bukan satu-satunya solusi. Konsultasi dengan dokter akan membantu menentukan langkah terbaik berdasarkan kondisi kesehatan dan riwayat medis Anda.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menguji kadar Hormon Anti-Mullerian (AMH) untuk mengetahui cadangan ovarium. Tes darah sederhana ini dapat membantu dokter menilai peluang kehamilan dan memahami apakah BMI mempengaruhi kesuburan Anda.

Berdasarkan artikel hari ini, ternyata menurunkan berat badan sebelum IVF memang dapat mengurangi berat badan secara signifikan, tetapi tidak selalu meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan. Oleh karena itu, keputusan untuk menurunkan berat badan sebelum IVF sebaiknya disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing dan didiskusikan dengan dokter yang menangani sister dan paksu. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi