Diet Ketogenik Bisa Ringankan Nyeri Endometriosis

Bagi banyak perempuan baik dari sister atau orang yang ada disekitar sister dengan endometriosis, rasa nyeri bisa menjadi bagian dari keseharian yang melelahkan.
Nyeri panggul yang terus muncul meski tidak sedang haid, rasa sakit saat berhubungan intim (dyspareunia), atau sulit buang air besar (dyschezia) membuat aktivitas sederhana pun terasa berat.

Selama ini, terapi standar seperti pil hormon atau tindakan pembedahan memang membantu, tapi tidak selalu memberi hasil jangka panjang. Bahkan, separuh pasien mengalami kekambuhan gejala dalam lima tahun. Karena itu, banyak peneliti mulai mencari cara pendamping yang bisa membantu mengontrol nyeri tanpa efek samping berlebih.

Jejak Baru dari Dapur: Diet Ketogenik

Sebuah studi baru dari Universitas Tehran, Iran, membawa harapan menarik.
Peneliti mencoba mengkombinasikan diet ketogenik yang dimodifikasi dengan MCT (Medium Chain Triglycerides) dengan terapi standar untuk pasien endometriosis.

Diet ini berbeda dari diet ketogenik klasik yang ekstrem. Kandungan lemaknya berasal dari sumber sehat seperti minyak MCT, ikan, telur, dan kacang, dengan karbohidrat sangat rendah. Tujuannya adalah memicu proses ketosis kondisi di mana tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama tanpa menimbulkan efek samping berat seperti mual atau kelelahan yang sering dikeluhkan pada versi klasiknya.

12 Minggu, Perubahan Nyata

Selama 12 minggu, sebanyak 50 perempuan dengan endometriosis menjalani pengobatan hormon seperti biasa. Separuh diantaranya menambahkan pola makan ketogenik-MCT.
Hasilnya mengejutkan.

Mereka yang mengikuti diet ini mengalami penurunan nyeri signifikan, terutama pada dua gejala paling mengganggu: nyeri saat berhubungan intim dan nyeri saat buang air besar. Bahkan, nyeri panggul yang membandel pun menunjukkan perbaikan meskipun tidak sebesar dua gejala lainnya.

Yang menarik, semua ini terjadi tanpa perubahan besar pada berat badan, kolesterol, atau fungsi hati. Artinya, diet ini aman bila dilakukan dengan pemantauan dokter dan ahli gizi.

Mengapa Bisa Begitu?

Endometriosis bukan sekadar gangguan hormonal. Ia melibatkan peradangan kronis, stres oksidatif, dan pertumbuhan pembuluh darah baru yang mendukung lesi endometriosis.

Diet ketogenik bekerja dari banyak sisi:

  • Menekan peradangan dan stres oksidatif, sehingga mengurangi aktivitas sel yang memicu nyeri.
  • Menstabilkan hormon estrogen, yang berperan besar dalam pertumbuhan jaringan endometriosis.
  • Menghambat jalur sinyal Wnt/β-catenin, salah satu mekanisme biologis yang membuat lesi endometriosis bertahan dan tumbuh.

Bagi sister yang sedang berjuang dengan nyeri kronis, berbicara dengan dokter atau ahli gizi tentang pola makan yang mendukung keseimbangan hormon dan mengurangi peradangan bisa menjadi langkah bijak. Mungkin, langkah kecil dari dapur bisa membuka jalan menuju hari-hari yang lebih ringan. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi:
Naeini, F., Davari Tanha, F., Mahmoudi, M., Ansar, H., & Hosseinzadeh-Attar, M. J. (2025). MCT-modified ketogenic diet as an adjunct to standard treatment regimen could alleviate clinical symptoms in women with endometriosis. BMC Women’s Health, 25(232).