
Infertilitas pria masih menjadi tantangan besar dalam dunia reproduksi. Faktanya, sekitar 50% dari semua kasus infertilitas pada pasangan disebabkan oleh faktor pria. Namun, dalam sepertiga dari kasus ini, penyebab pastinya sulit diketahui, yang disebut sebagai infertilitas idiopatik pria. Dalam kondisi seperti ini, pilihan pengobatan yang jelas dan efektif pun sering kali tidak tersedia.
Nah, dalam situasi inilah hormon perangsang folikel atau FSH (Follicle Stimulating Hormone) mulai dilirik sebagai solusi. Wah bagaimana bisa? yuk bahas lebih lanjut!
Apa itu FSH dan Kenapa Penting?
Secara alami, FSH diproduksi oleh tubuh dan berperan penting dalam proses pembentukan sperma. Hormon ini bekerja langsung pada sel Sertoli di testis untuk mendukung perkembangan sperma dari awal hingga matang. Pada kondisi tertentu seperti hipogonadisme hipogonadotropik (ketika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon), FSH sudah dikenal luas sebagai terapi standar.
Tapi bagaimana kalau FSH diberikan kepada pria dengan infertilitas idiopatik yang penyebabnya tidak jelas?
Sebuah Studi memberikan Harapan Nyata
Sebuah studi retrospektif dilakukan di Unit Andrologi Modena, Italia, yang meneliti pria infertil yang mendapat terapi FSH dari tahun 2015 hingga 2022. Dari 362 pria, sebanyak 194 memenuhi syarat untuk mendapatkan FSH berdasarkan ketentuan sistem kesehatan nasional. Rata-rata usia mereka 37,9 tahun.
Hasilnya? Sebanyak 43 kehamilan tercatat (27,6%) setelah terapi FSH 22 kehamilan terjadi secara alami. 21 lainnya melalui teknologi reproduksi berbantuan (ART). Tak hanya itu, ada peningkatan signifikan dalam konsentrasi sperma, dari rata-rata 9,9 juta/mL menjadi 18,9 juta/mL. Bahkan, jumlah pria dengan sperma normal (normozoospermia) juga meningkat, sementara yang mengalami azoospermia (tidak ada sperma) menurun. Kelompok pria yang berhasil mencapai kehamilan ternyata memiliki sperma dengan konsentrasi dan motilitas (pergerakan) yang lebih baik dibanding yang tidak.
Meskipun belum menjadi pengobatan utama dan masih dianggap sebagai terapi empiris (berdasarkan pengalaman klinis), studi ini menunjukkan bahwa FSH bisa membantu satu dari empat pria dengan infertilitas idiopatik untuk memiliki anak. Ini angka yang cukup menggembirakan, terutama bila dibandingkan dengan data sebelumnya yang menyebutkan bahwa paling tidak 10 pria harus diobati untuk menghasilkan satu kehamilan.
Kapan Penggunaan FSH Bisa Dipertimbangkan?
Terapi FSH bisa dipertimbangkan untuk pria dengan diagnosa infertilitas idiopatik, juga ketika parameter sperma yang rendah tanpa penyebab yang jelas, dan dilakukan untuk meningkatkan peluang kehamilan baik secara alami maupun melalui ART.
Bagaimana sister dan paksu, ternyata terapi FSH menawarkan harapan baru dalam dunia pengobatan infertilitas pria, terutama bagi mereka yang belum menemukan penyebab pasti dari masalah kesuburannya. Meski belum menjadi solusi untuk semua, FSH bisa jadi peluang yang layak dipertimbangkan dalam strategi perencanaan keluarga bagi pasangan yang sedang berjuang. Tapi penting untuk dicatat bahwa terapi ini hanya boleh dilakukan setelah konsultasi dan evaluasi menyeluruh oleh dokter spesialis andrologi atau reproduksi. Untuk informasi menarik lainnya follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
Romeo, M., Spaggiari, G., Nuzzo, F., Granata, A. R., Simoni, M., & Santi, D. (2023). Follicle‐stimulating hormone effectiveness in male idiopathic infertility: What happens in daily practice?. Andrology, 11(3), 478-488.