
Pernah dengar tentang phthalates alias ftalat? Bahan kimia ini sering ditemukan di produk sehari-hari, seperti plastik, parfum, sabun, hingga produk perawatan tubuh. Bahan yang ternyata sister dan paksu sering temui ini menunjukkan bahwa zat ini bisa berdampak pada kualitas sperma pria. Wah bagaimana bisa terjadi dan bagaimana cara berdampak ke sperma, yuk pahami lebih lanjut!
Apa itu Phthalates alias Ftalat, dan Adakah Undang-Undang yang Mengatur?
Ftalat atau ester ftalat adalah bahan kimia yang secara umum digunakan sebagai plasticizer yang ditambahkan ke dalam bahan plastik untuk meningkatkan kelenturan, transparansi dan daya tahannya. Ftalat digunakan secara luas untuk produk yang umum digunakan oleh manusia seperti kemasan plastik, mainan anak, kosmetik dan obat-obatan.
Mengapa bahan ini membahayakan? Karena tidak adanya ikatan konten antara ftalat dan plastik, maka tidak mudah sekali terlepas ke lingkungan dengan pemanasan atau penggunaan pelarut kuat. Saat ftalat sudah terlepas ke lingkungan maka akan mudah terpapar ke manusia melalui debu, air, dan udara.
Hal ini sudah turut diatur dalam Undang-undang Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 tahun 2011 yang mengatur tentang ambang batas beberapa jenis ftalat sebagai bahan pemlastis dalam kemasan pangan dengan berbagai konsentrasi. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor : 55/M-IND/PER/11/2013 yang mengatur penggunaan ftalat pada mainan anak tidak boleh melebihi 0,1%.
Paparan Bahan Kimia Ini Bisa Pengaruhi Jumlah Sperma
Beberapa bahan kimia yang sering ditemukan di plastik, seperti ftalat, ternyata bisa berdampak pada kesehatan reproduksi laki-laki. Zat turunan ftalat yang masuk ke tubuh baik lewat urin atau cairan semen terkait dengan penurunan jumlah sperma. Contohnya seperti:
- MBP (monobutyl phthalate): bisa berasal dari produk perawatan pribadi seperti sampo, sabun cair, dan parfum.
- MBzP (monobenzyl phthalate): sering ditemukan pada lantai vinyl atau bahan pelapis berbahan plastik.
- DEHP (di-(2-ethylhexyl) phthalate): banyak digunakan dalam plastik lunak seperti kemasan makanan, botol minum, atau bahkan selang medis.
Semakin tinggi kadar zat-zat ini di tubuh, jumlah sperma bisa makin rendah. Artinya, paparan dari lingkungan sekitar termasuk makanan yang dibungkus plastik atau produk harian yang kita pakai bisa mempengaruhi kualitas sperma.
Meski begitu tidak semua metabolit ftalat menunjukkan efek buruk. Beberapa zat lain seperti MEP, MMP, dan MEHP tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan parameter kualitas sperma seperti jumlah, gerakan (motilitas), atau bentuk (morfologi).
Dari artikel MDG kali ini, kami ingin memberikan informasi bawah memang ada pengaruh dari paparan ftalat tertentu terhadap kesuburan pria, khususnya pada jumlah sperma. Meskipun begitu, tingkat kepastian bukti ini masih tergolong “sedang”, artinya belum 100% pasti. Namun perlu untuk mengurangi paparan ftalat bisa jadi langkah awal yang baik misalnya dengan memilih produk bebas ftalat, tidak memanaskan makanan dalam wadah plastik, atau menghindari parfum dan produk perawatan yang tidak jelas kandungannya. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Cao, S., Meng, L., Bai, H., Yang, W., Hu, X., & Li, X. (2024). The association between ethylene oxide and testosterone in the United States population: a cross-sectional study based on the National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 2013–2016. Endocrine, 86(2), 850-859.
- chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://bbkk.kemenperin.go.id/wp-content/uploads/brosur/brosur%20ftalat.pdf