HPV dan Kesuburan: Adakah Hubungan Tak Terduga yang Perlu Kita Tahu?

 

Mendambakan kehadiran buah hati adalah impian banyak pasangan. Namun, perjalanan ini tak selalu mulus. Infertilitas, atau ketidaksuburan, telah menjadi isu kesehatan global yang memengaruhi sekitar 8-12% pasangan usia produktif di seluruh dunia. Seringkali, kita mencari tahu penyebabnya dari berbagai sisi, tapi tahukah sister dan paksu, bahwa Human Papillomavirus (HPV) mungkin juga punya peran?

Bukti-bukti terbaru menunjukkan adanya potensi kaitan antara HPV dengan masalah kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Mari kita telaah lebih lanjut mengapa virus ini bisa menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam perjalanan kesuburanmu.

Bagaimana HPV Memengaruhi Kesuburan Pria?

Untuk para paksu, HPV bisa jadi lebih dari sekadar isu kesehatan umum. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa HPV dapat menginfeksi berbagai komponen air mani. Ini berpotensi memengaruhi kualitas sperma secara signifikan, lho. Sperma bisa jadi kurang lincah (motilitas menurun), daya tahannya berkurang (viabilitas menurun), dan bahkan mengalami kerusakan DNA yang lebih parah (fragmentasi DNA meningkat). Tentu saja, kondisi ini bisa berkontribusi pada ketidaksuburan pada pria.

Tak hanya itu, virus ini juga bisa menempel pada kepala sperma. Ini memungkinkan sperma yang terinfeksi untuk membawa virus ke sel telur (oosit) atau bahkan plasenta. Lalu bagaimana jika ini terjadi pada perempuan?

Pengaruh HPV pada Kesuburan Wanita dan Risiko Keguguran

Lalu, bagaimana dengan para sister? Selain risiko kesehatan lainnya, HPV juga berpotensi memengaruhi kesuburanmu. HPV bisa memicu apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel trofoblas, yang penting untuk pembentukan plasenta. Ini juga bisa mengganggu penempelan sel-sel tersebut ke dinding rahim (endometrium). Dampak-dampak ini, sayang sekali, bisa meningkatkan risiko keguguran.

Selain itu, HPV berpotensi memengaruhi cadangan ovarium, yaitu jumlah sel telur yang dimiliki wanita. Ini terjadi karena HPV bisa menyebabkan peradangan kronis yang merusak fungsi sel granulosa (sel penting dalam perkembangan sel telur), dan bahkan menurunkan kadar hormon AMH (Anti-Müllerian Hormone) yang menjadi indikator kesuburan ovarium.

Peran Respons Imun dan Pengaruhnya pada ART

Tubuh kita punya sistem pertahanan, tapi terkadang respons imun terhadap HPV justru bisa ikut memengaruhi kesuburan. Contohnya adalah produksi antibodi anti-sperma (ASA). Antibodi ini bisa menyebabkan sperma menggumpal, mengurangi kemampuan sperma bergerak melalui lendir serviks, merusak sperma di saluran reproduksi wanita, dan bahkan mengganggu interaksi penting antara sperma dan sel telur.

Bagi pasangan yang sedang menjalani program hamil dengan teknologi reproduksi berbantu (ART) seperti IVF, infeksi HPV juga dikaitkan dengan tingkat keberhasilan yang lebih rendah. Virus ini berpotensi mengganggu proses-proses krusial seperti reaksi akrosom (pelepasan enzim sperma untuk menembus sel telur), interaksi antara sperma dan oosit, serta fusi keduanya.

Ditambah lagi mekanisme potensial bagaimana HPV berkontribusi pada infertilitas adalah melalui stres oksidatif (SO). Saat stres oksidatif terpicu, ini bisa berdampak negatif pada kualitas sperma dan menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi wanita. Pada akhirnya, ini semua bisa berkontribusi pada masalah kesuburan.

Memahami potensi hubungan ini bukanlah untuk menakut-nakuti, melainkan untuk memberikan gambaran lebih lengkap tentang faktor-faktor yang bisa memengaruhi perjalanan kesuburan sister dan paksu. Jangan lupa untuk jaga kesehatan reproduksi, karena itu adalah langkah awal menuju impian memiliki buah hati. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Ardekani, O. S., Letafati, A., Dehkordi, S. E., Farahani, A. V., Bahari, M., Mahdavi, B., … & Saso, L. (2025). From infection to infertility: a review of the role of human papillomavirus-induced oxidative stress on reproductive health and infertility. European Journal of Medical Research, 30(1), 1-30.