
Celiac disease (CeD), atau penyakit celiac, dikenal sebagai gangguan autoimun yang dipicu oleh konsumsi gluten protein yang terdapat dalam gandum, barley, dan rye. Penyakit ini menyebabkan peradangan dan kerusakan pada usus halus, sehingga tubuh kesulitan menyerap nutrisi penting. Namun, tahukah kamu kalau dampak CeD ternyata bisa meluas hingga ke kesehatan reproduksi?
Artikel terbaru yang diterbitkan di jurnal Nutrients (2025) oleh Wieser dan koleganya, menyoroti kaitan antara celiac disease dan infertilitas, baik pada perempuan maupun laki-laki. Hasilnya? Menarik, tapi juga masih menyisakan banyak tanda tanya. Yuk pelajari lebih lanjut!
Celiac Disease dan Risiko Infertilitas
Pada penderita CeD terutama yang belum terdiagnosis atau tidak menjalani diet bebas gluten memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesuburan, seperti:
- Sulit hamil (unexplained infertility)
- Keguguran berulang
- Kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah
CeD yang tidak tertangani dapat memicu peradangan kronis, gangguan hormonal, dan defisiensi nutrisi penting seperti zat besi, seng, dan asam folat semuanya berperan penting dalam fungsi reproduksi yang sehat.
Namun, tak semua penelitian sepakat. Beberapa studi berskala besar menemukan bahwa prevalensi infertilitas pada penderita CeD tidak jauh berbeda dengan populasi umum. Perbedaan hasil ini dipengaruhi oleh variasi definisi infertilitas, ukuran sampel, dan metode diagnosis CeD yang digunakan (apakah berdasarkan antibodi atau biopsi usus).
Apa Kata Penelitian pada Perempuan?
Sejak 1970-an, para peneliti sudah mencurigai hubungan antara CeD dan infertilitas perempuan. Dalam beberapa studi terkini:
- Perempuan dengan infertilitas tanpa sebab yang jelas menunjukkan prevalensi antibodi CeD lebih tinggi dibanding kelompok kontrol sehat.
- Studi di India dan Brasil, misalnya, menemukan bahwa 5–10% perempuan infertil menunjukkan hasil positif terhadap antibodi anti-transglutaminase (TGA), indikator utama CeD.
- Menariknya, banyak dari mereka tidak memiliki gejala pencernaan sama sekali artinya CeD bisa tersembunyi di balik masalah reproduksi tanpa disadari.
Bagaimana dengan Laki-Laki?
Meski lebih jarang dibahas, CeD ternyata juga bisa memengaruhi kualitas sperma dan fungsi hormonal pria. Defisiensi nutrisi, peradangan sistemik, dan gangguan penyerapan zinc atau folat dapat menurunkan motilitas sperma dan menimbulkan disfungsi ereksi.
Menariknya, beberapa studi menemukan perbaikan signifikan setelah menjalani diet bebas gluten (gluten-free diet / GFD). Artinya, respons tubuh terhadap gluten mungkin juga berperan dalam kesehatan reproduksi pria.
Hingga saat ini, satu-satunya terapi efektif untuk CeD adalah diet bebas gluten seumur hidup. Banyak laporan kasus menunjukkan bahwa perempuan dengan infertilitas tak terjelaskan berhasil hamil setelah menerapkan GFD secara konsisten.
Meski belum bisa disebut “obat mujarab”, hasil ini memberi harapan bahwa mengelola CeD dengan tepat dapat memperbaiki fungsi reproduksi.
Celiac disease memang tidak selalu menjadi penyebab utama infertilitas, tapi pada sebagian individu terutama dengan kasus infertilitas yang tidak dapat dijelaskan CeD bisa menjadi faktor tersembunyi yang patut dicurigai. Jadi sister dan paksu dapat menggunakan pola makan bebas gluten secara konsisten karena berpotensi memperbaiki fungsi reproduksi pada pasien yang memiliki CeD aktif. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris,id
Referensi
Wieser, H., Ciacci, C., Soldaini, C., Gizzi, C., Pellegrini, L., & Santonicola, A. (2025). Fertility in Celiac Disease: The Impact of Gluten on Male and Female Reproductive Health. Nutrients, 17(9), 1575.