In Vitro Fertilization (IFV) sebagai Harapan dan Tantangan pada Pasangan

Pasangan yang mencari pengobatan fertilitas khususnya fertilisasi in vitro (IVF), dilain sisi memberi harapan tapi di lain sisi juga memiliki banyak tantangan. Salah satunya akan dihadapkan pada stres emosional. Keadaan ini dapat menjadi buruk oleh pengobatan yang tidak berhasil.

Reaksi umum selama IVF adalah kecemasan dan depresi, sedangkan setelah IVF yang tidak berhasil, perasaan sedih, depresi, dan marah muncul. Setelah perawatan IVF yang berhasil, orang tua yang menjalani IVF mengalami lebih banyak stres selama kehamilan dibandingkan orang tua yang ‘normal dan subur’. Apakah keadaan ini juga sister alami? Yuk kita lihat bagaimana pengaruh psikologis sangat krusial pada program IVF, baca sampai habis ya!

IVF dan Pengaruh Psikologis

Stres psikologis dapat mempengaruhi siklus IVF. Pertama, ada beberapa bukti bahwa tekanan psikologis dapat menyebabkan diregulasi dalam lingkungan mikro uterus dan mempengaruhi kemampuan untuk hamil. Kedua stres psikologis mempengaruhi siklus IVF adalah dengan mempengaruhi tingkat terputus dan penghentian perawatan. Bukti menunjukkan bahwa dukungan pasangan sangat penting dalam meringankan beban stres terkait infertilitas dan dengan demikian pasangan pria harus dilibatkan selama seluruh proses perawatan.

Selain itu, dukungan sosial dan keluarga mempengaruhi perawatan infertilitas, oleh karena itu profesional kesehatan harus mengeksplorasi kualitas jaringan sosial dan mendorong pencarian dukungan positif dari keluarga dan pasangan. Terakhir, kedepannya pola penanganan pasangan juga memainkan peran penting dalam kemampuan pasangan lain untuk mengatasi pengalaman infertilitas. Selain ini semua, masih ada yang perlu dipertimbangkan dari internal yaitu diri sendiri.

Strategi untuk Manajemen Diri Sendiri

Dalam hal ini setiap individu diperlukan untuk menjaga kesehatan, mengurangi tingkat stres, dan berpartisipasi dalam aktivitas yang bermakna dan menyenangkan, sister dapat mengelolanya tentu dengan beberapa tindakan diantaranya adalah:

  1. Pengelolaan stress melalui Identifikasi sumber stress baik di tempat kerja, di rumah, yang berkaitan dengan sister. Cari cara untuk mengurangi tekanan, ini mungkin termasuk meninjau kembali jumlah komitmen yang ambil, dan belajar untuk lebih tegas dalam mengatakan ‘tidak’.
  2. Perubahan gaya hidup, menambahkan olahraga ke dalam rutinitas harian atau mingguan, menyediakan waktu untuk hubungan sosial yang bermakna, memastikan sister juga memiliki waktu istirahat setiap hari. Semua ini dapat membantu mengurangi stres serta membantu mengelola gejala kecemasan.
  3. Sister juga dapat mempertimbagkan kehadiran kelompok pendukung & forum internet, bagi sebagian orang, terhubung dengan orang lain yang mengalami pengalaman serupa sangatlah mendukung.
  4. Pelatihan relaksasi, proses ini dapat dilakukan dengan menangkan pikiran dan kurangi ketegangan otot dengan pernapasan dalam, meditasi, imajinasi terbimbing, dan relaksasi otot progresif.

 

Ketakutan selama proses IVF adalah hal yang wajar dan umum dialami oleh banyak pasangan. Dengan pemahaman yang baik tentang prosedur dan dukungan emosional yang tepat, sister dapat lebih siap menghadapi tantangan ini. Karena mengatasi rasa takut bukan hanya penting untuk kesehatan mental tetapi juga untuk meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung. Untuk informasi menarik lainnya dapat diakses melalui Instagram @Menujuduagris.id

Referensi

  • Smeenk JM, Verhaak CM, Stolwijk AM, Kremer JA, Braat DD. Reasons for dropout in an in vitro fertilization/intracytoplasmic sperm injection program. Fertil Steril. 2004;81(2):262–8.
  • Verhaak CM, Smeenk JM, van Minnen A, Kremer JA. Kraaimaat FW. A longitudinal, prospective study on emotional adjustment before, during and after consecutive fertility treatment cycles. Human reproduction (Oxford, England). 2005;20(8):2253–60.
  • Verhaak CM, Smeenk JM, Evers AW, Kremer JA, Kraaimaat FW, Braat DD. Women’s emotional adjustment to IVF: a systematic review of 25 years of research. Hum Reprod Update. 2007;13(1):27–36.
  • Eugster A, Vingerhoets AJ. Psychological aspects of in vitro fertilization: a review. Social science & medicine (1982). 1999;48(5):575–89.
  • https://www.cope.org.au/planning-a-family/happening/mental-health-and-ivf/anxiety-and-ivf/