Infertilitas dan Kesehatan Mental: Apa Peran Lingkungan Sosial?

 

Infertilitas bukan hanya tentang permasalahan pada tubuh, tapi juga tentang beban mental yang kerap menyertainya. Tak sedikit dari sister yang mengalami infertilitas merasakan gejala seperti kecemasan, depresi, stres, hingga tekanan psikologis lainnya. Meski beberapa dari pejuang dua garis akhirnya berhasil hamil, dampak mental dari perjalanan panjang menuju dua garis itu tak selalu hilang begitu saja. Lalu bagaimana ini dapat dihadapi? yuk kita lihat dari perspektif determinasi sosial. 

Pahami apa itu Social Determinants of Health (SDoH)

Sister dan paksu ingat bahwa yang mempengaruhi signifikan kesehatan mental kalian adalah faktor sosial, atau disebut dengan determinasi sosial kesehatan atau social determinants of health (SDoH) yang dikaitkan dengan kesehatan mental wanita dengan infertilitas. Faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, dukungan sosial, hingga spiritualitas ternyata bisa memengaruhi kondisi mental seseorang dalam menghadapi infertilitas.

Dibuktikan melalui temuan yang berhasil membongkar hubungan antara SDoH dan kesehatan mental pada wanita infertil. Hasilnya cukup jelas bahwa pada wanita dengan infertilitas memang memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami gangguan mental dibandingkan mereka yang tidak mengalami infertilitas. Tapi yang menarik, tingkat keparahan gangguan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial.

Wanita yang memiliki pendidikan tinggi, pekerjaan tetap, penghasilan pribadi atau keluarga yang memadai, asuransi kesehatan swasta, serta dukungan sosial dan spiritualitas yang kuat, cenderung melaporkan kondisi mental yang lebih baik. Disisi lain, mereka yang tidak memiliki perlindungan atau dukungan yang memadai lebih rentan terhadap dampak psikologis negatif dari infertilitas.

Karena setiap wanita punya latar belakang sosial yang berbeda, layanan kesehatan mental juga harus disesuaikan secara personal. Tidak cukup hanya memberikan konseling standar atau pengobatan umum untuk gangguan psikologis. Deteksi dini dan pendekatan yang mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi seseorang menjadi kunci penting.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

  1. Skrining Kesehatan Mental Sejak Dini, terutama pada wanita yang tengah menjalani program fertilitas.
  2. Pendekatan Terintegrasi, layanan kesehatan reproduksi perlu bekerja sama dengan profesional kesehatan mental.
  3. Pemberdayaan Sosial dan Ekonomi, peningkatan akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan jaminan sosial berpotensi menjadi perlindungan alami terhadap tekanan psikologis infertilitas.
  4. Penguatan Dukungan Sosial dan Spiritualitas, komunitas dan jaringan sosial sangat penting sebagai bagian dari sistem pendukung mental wanita.

Jika sister atau orang terdekatmu sedang menghadapi infertilitas, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Kesehatan mental itu penting, dan mendapatkan bantuan bukan tanda kelemahan itu adalah bentuk kekuatan. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id.

Referensi

  • Bagade, T., Mersha, A. G., & Majeed, T. (2023). The social determinants of mental health disorders among women with infertility: a systematic review. BMC Women’s Health, 23(1), 668.