Infertilitas Laki-laki: Ketika Penyebabnya Masih Misterius, Tapi Bukan Berarti Tak Bisa Dicari

Infertilitas bukan hanya persoalan perempuan. Faktanya, sekitar 40% kasus infertilitas pada pasangan berasal dari faktor laki-laki. Namun, banyak dari kasus ini tidak memiliki penyebab yang jelas. Kondisi ini disebut sebagai infertilitas idiopatik, yaitu ketika laki-laki mengalami infertilitas tetapi hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya kelainan yang spesifik.

Apa Kata Sebuah Temuan dari Penelitian?

Sebuah studi besar dari Eropa mencoba memecahkan misteri ini. Studi tersebut melibatkan 1.174 laki-laki Eropa dengan infertilitas primer (belum pernah memiliki anak sebelumnya), dan menjalani pemeriksaan yang sangat menyeluruh bukan sekadar analisis sperma.

Hasilnya, 81% laki-laki dalam studi ini ternyata memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi. Artinya, hanya sekitar 19% yang benar-benar tergolong idiopatik. Temuannya diantaranya adalah : hipogonadisme (gangguan hormon) – 37%, varikokel (pelebaran pembuluh darah di testis) – 27% dan kelainan genetik – 5%

Menariknya, semakin berat gangguan kesuburan yang dialami, semakin besar kemungkinan penyebabnya bisa ditemukan. Misalnya, laki-laki dengan kondisi azoospermia (tidak ada sel sperma sama sekali) cenderung lebih mudah ditemukan penyebabnya dibandingkan laki-laki dengan gangguan yang lebih ringan.

Mengapa Penting Mendeteksi Infertilitas pada Laki-laki? 

Selama ini, banyak laki-laki yang langsung diberi label “idiopatik” karena hasil pemeriksaannya terlihat normal di permukaan. Padahal, dengan evaluasi yang lebih komprehensif, penyebab sebenarnya bisa terungkap. Hal ini penting karena:

  • Membuka peluang untuk terapi yang lebih tepat. Paksu jika sudah mengetahui kebenaran yang terjadi pada kalian, maka akan benar juga terapi yang dapat diambil karena sesuai dengan permasalahan

  • Membantu memahami kondisi kesehatan reproduksi secara menyeluruh. JIka pengukuran dilakukan maka akan memberi manfaat pada kondisi kesehatan secara keseluruhan

  • Mengurangi beban psikologis akibat ketidakjelasan. Yang paling penting terutama berkaitan dengan mental yang sudah banyak terombang-ambing, sehingga pengetahuan ini membantu paksu tidak hanya fisik tapi juga mental.

Meski begitu, laki-laki dengan gangguan ringan masih menjadi tantangan tersendiri dalam penentuan diagnosis. Tidak semua kasus bisa dijelaskan, bahkan dengan pemeriksaan lanjutan. Oleh karena itu, masih dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui subkelompok infertilitas paksu dikategorikan.

Meski begitu berkat pemeriksaan yang lebih menyeluruh, laki-laki dengan infertilitas dapat ditemukan penyebabnya. Ini menjadi harapan baru bagi banyak pasangan. Infertilitas idiopatik ternyata tidak selalu benar-benar tanpa sebab. Jika sister dan paksu sedang dalam proses mencari tahu penyebab infertilitas dan belum mendapat jawaban yang jelas, evaluasi lanjutan bisa menjadi langkah penting untuk mendapatkan kejelasan dan rencana terapi yang lebih tepat. Untuk informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram kami di @menujuduagaris.id

Referensi

Ventimiglia, E., Pozzi, E., Capogrosso, P., Boeri, L., Alfano, M., Cazzaniga, W., … & Salonia, A. (2021). Extensive assessment of underlying etiological factors in primary infertile men reduces the proportion of men with idiopathic infertility. Frontiers in endocrinology, 12, 801125.