
Kadang, baik paksu maupun sister yang sudah mencoba berbagai cara untuk hamil, hasil pemeriksaannya normal, tapi kehamilan tetap belum terjadi. Kondisi ini dikenal dengan istilah infertilitas tak terjelaskan (unexplained infertility). Diperkirakan sekitar 1 dari 4 kasus infertilitas termasuk kategori ini.
Saat mendengar diagnosis ini, wajar jika pasangan langsung mencari tahu pilihan pengobatan yang bisa membantu, mulai dari inseminasi buatan (IUI) hingga bayi tabung (IVF). Namun, muncul satu pertanyaan penting: mana yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu, IUI atau IVF?
Di dunia medis, ternyata belum ada pandangan yang seragam. Misalnya, panduan dari National Institute for Health and Care Excellence (NICE) di Inggris lebih cenderung merekomendasikan IVF sebagai langkah awal. Sebaliknya, panduan terbaru dari European Society of Human Reproduction and Embryology (ESHRE, 2023) justru menempatkan IUI sebagai pilihan pertama sebelum beralih ke IVF.
Perbedaan pandangan ini bikin banyak pasangan bingung: sebaiknya mulai dari IUI atau langsung IVF?
Melihat Kelebihan dan Kekurangannya
IUI (Intrauterine Insemination)
- Prosedurnya lebih sederhana dibanding IVF.
- Biayanya lebih terjangkau.
- Bisa meningkatkan peluang hamil dibanding hanya menunggu alami, terutama jika dikombinasikan dengan stimulasi ovarium.
- Namun, tingkat keberhasilannya biasanya lebih rendah daripada IVF, terutama pada perempuan dengan usia di atas 38 tahun.
IVF (In Vitro Fertilisation)
- Prosesnya lebih kompleks: sel telur diambil, dibuahi di laboratorium, lalu embrio ditanam kembali ke rahim.
- Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, khususnya pada perempuan yang usianya lebih matang.
- Biayanya jauh lebih besar dan prosesnya lebih melelahkan secara fisik maupun emosional.
Jadi, Mana yang Sebaiknya Dipilih?
Tidak ada jawaban tunggal, karena semua kembali pada kondisi tiap pasangan.
- Usia <38 tahun dan kondisi baik: IUI bisa jadi langkah pertama yang masuk akal. Lebih ringan, lebih murah, dan tetap memberikan peluang.
- Usia >38 tahun atau faktor risiko lain: IVF mungkin lebih bijak dipertimbangkan lebih awal agar peluang kehamilan lebih besar.
Yang paling penting, setiap pasangan perlu konseling menyeluruh dengan dokter, supaya paham kelebihan, kekurangan, serta peluang dari masing-masing metode sebelum mengambil keputusan.
Infertilitas tak terjelaskan memang sering membuat pasangan merasa “bingung tanpa jawaban pasti”. Tapi kabar baiknya, ada beberapa pilihan intervensi medis yang bisa membantu. Apakah memulai dengan IUI atau langsung ke IVF, semuanya harus disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan, serta kesiapan mental dan finansial pasangan. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Man, J. K. Y., Parker, A. E., Broughton, S., Ikhlaq, H., & Das, M. (2023). Should IUI replace IVF as first-line treatment for unexplained infertility? A literature review. BMC Women’s Health, 23(1), 557.