
Obstruksi duktus ejakulatorius hadir sebagai salah satu kondisi medis yang terjadi ketika terdapat sumbatan pada saluran yang menyalurkan sperma dari testis ke uretra. Kondisi ini dapat berkontribusi terhadap masalah kesuburan, khususnya azoospermia dengan jenis obstruktif, pada keadaan ini meskipun sperma diproduksi, tidak dapat dikeluarkan dengan benar saat ejakulasi. MDG akan berupaya menjelaskan bagaimana keadaan tersebut, baca sampai habis ya!
Penyebab Obstruksi Duktus Ejakulatorius
Obstruksi duktus ejakulatorius dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi Kongenital, kista saluran Müllerian atau sinus urogenital, yang sering kali bersifat bawaan, dapat menyebabkan obstruksi. Congenital Bilateral Absence of Vas Deferens (CBAVD) juga dapat berperan, di mana terdapat kelainan genetik yang mengakibatkan tidak adanya vas deferens.
Juga dapat terjadi melalui pasca inflamasi seperti infeksi atau peradangan pada uretra dan prostat (uretra-prostatitis) karena hal tersebut dapat menyebabkan obstruksi sekunder pada duktus ejakulatorius.
Juga kemungkinan penyebab external seperti trauma atau pembedahan, cedera fisik atau prosedur bedah yang melibatkan area genital juga dapat menyebabkan kerusakan pada saluran ejakulasi.
Gejala pada Obstruksi Duktus Ejakulatorius
Obstruksi saluran ejakulasi merupakan penyebab infertilitas pria yang jarang terjadi tetapi dapat diperbaiki dengan pembedahan. Selain itu ada penggunaan ultrasonografi transrektal resolusi tinggi, dapat menemukan saluran ejakulasi yang terkait dengan infertilitas.
Diagnosis harus dicurigai pada pria infertil dengan oligospermia atau azoospermia dengan volume ejakulasi rendah, karakteristik seks sekunder normal, testis, dan profil hormonal, dan vesikula seminalis yang melebar, kista garis tengah, atau kalsifikasi pada ultrasonografi transrektal.
Implikasi Terhadap Kesuburan
Obstruksi duktus ejakulatorius merupakan salah satu penyebab azoospermia obstruktif, yang terjadi pada 1-5% kasus azoospermia secara keseluruhan. Meskipun produksi sperma masih berlangsung, sumbatan ini menghalangi sperma untuk mencapai uretra dan keluar saat ejakulasi. Hal ini dapat menjadi tantangan besar bagi pasangan yang ingin memiliki anak.
Tatalaksana obstruksi duktus ejakulatorius tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan obstruksi. Beberapa pendekatan pengobatan meliputi pembedahan hal ini dilakukan untuk menghilangkan sumbatan atau memperbaiki saluran yang terhambat. Kemudian ada teknik reproduksi bantuan seperti aspirasi sperma dari epididimis (PESA) atau ekstraksi sperma testis (TESE) untuk membantu pasangan mencapai kehamilan.
Obstruksi duktus ejakulatorius adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi kesuburan pria. melalui penjelasan singkat tersebut paksu dan sister dapat mulai memahami dan dapat mencari tahu lebih lanjut baik, tentu saja perlu pemeriksaan lebih dalam pada dokter spesialis agar tidak sampai salah dalam membuat keputusan. Informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagris.id
Referensi
- https://www.alomedika.com/penyakit/andrologi/azoospermia/patofiologi
- https://blog.angsamerah.com/apakah-itu-cek-sperma/
- https://www.alomedika.com/penyakit/andrologi/azoospermia/etiologi
- http://scholar.unand.ac.id/466583/9/BAB%201%20Pendahuluan.pdf
- https://library.fk.ui.ac.id/?p=fstream-pdf&fid=1446&bid=24959
- Avellino, G. J., Lipshultz, L. I., Sigman, M., & Hwang, K. (2019). Transurethral resection of the ejaculatory ducts: etiology of obstruction and surgical treatment options. Fertility and sterility, 111(3), 427-443.