
Banyak yang berpikir, selama jumlah sperma banyak, maka peluang hamil juga tinggi. Tapi faktanya, nggak cuma soal jumlah, sister. Kemampuan sperma untuk bergerak maju dengan gesit atau dalam medis disebut dengan motilitas sperma memiliki peran besar dalam keberhasilan kehamilan baik alami maupun program hamil berbantuan (ART). Sebelum itu pahami apa itu sperma!
Pahami Pentingnya Sperma
Sperma itu sel yang sangat spesial. Ukurannya kecil, bentuknya unik, dan punya tugas berat: menyampaikan materi genetik dari ayah ke sel telur ibu.
Setelah diproduksi di testis, sperma akan mengalami proses pematangan di epididimis. Di sinilah sperma memperoleh kemampuan untuk bergerak dan membuahi sel telur. Setelah matang, sperma akan melalui saluran reproduksi wanita menuju tuba falopi—lokasi terjadinya pembuahan.
Jarak yang harus ditempuh sperma dari vagina hingga tuba falopi diperkirakan sekitar 19 cm. Sepanjang perjalanan ini, sperma menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Mulai dari lingkungan vagina yang bersifat asam, sistem pertahanan tubuh wanita yang dapat menyerang sel-sel asing termasuk sperma, hingga proses seleksi alami oleh tubuh wanita yang hanya memungkinkan sperma dengan kualitas terbaik untuk terus melaju menuju sel telur. Semua ini menjadi bagian dari proses alamiah yang memastikan hanya sperma yang benar-benar sehat dan tangguh yang bisa mencapai lokasi pembuahan.
Makanya, sperma harus bisa bergerak cepat dan tepat arah. Dan inilah yang disebut motilitas progresif kemampuan sperma untuk melaju lurus ke depan, bukan cuma berputar-putar di tempat.
Motilitas: Penentu Keberhasilan Pembuahan
Menurut WHO, sperma dikategorikan berdasarkan cara geraknya:
- Progresif (maju lurus)
- Non-progresif (cuma gerak-gerak di tempat)
- Immotile Gak gerak sama sekali
Kalau jumlah sperma yang progresif kurang dari 32%, maka pria tersebut masuk dalam kategori asthenozoospermia, yaitu kondisi di mana sperma kurang lincah. Ini salah satu penyebab paling umum dari infertilitas pria.
Kenapa Motilitas Bisa Menurun?
Beberapa faktor yang bisa bikin sperma tidak bagus pergerakannya diantaranya adalah karena paparan Radikal bebas dan stres oksidatif, Paparan panas berlebih (misalnya dari sauna atau laptop di pangkuan), Merokok, alkohol, dan gaya hidup tidak sehat, Infeksi atau peradangan di saluran reproduksi.
Selain itu, kondisi medis seperti varikokel atau gangguan hormonal juga bisa memengaruhi motilitas.
Kalau Motilitas Buruk, Masih Bisa Hamil?
Masih bisa, tapi peluangnya lebih kecil.
Itulah kenapa, dalam dunia medis, motilitas sperma dianggap sebagai salah satu indikator paling penting dalam menilai potensi kesuburan pria—baik untuk kehamilan alami maupun yang dibantu dengan teknologi seperti IUI atau IVF.
Bahkan di laboratorium bayi tabung, kualitas gerak sperma sangat dipertimbangkan dalam pemilihan sperma terbaik.
Apa Bisa Ditingkatkan?
Kabar baiknya, bisa banget.
Peneliti dan dokter terus mengembangkan berbagai cara untuk bantu meningkatkan motilitas sperma, seperti: Antioksidan dan suplemen tertentu (misalnya CoQ10, vitamin C & E, zinc), Obat-obatan khusus untuk kondisi tertentu, Terapi hormonal jika diperlukan dan Perbaikan gaya hidup dan pola makan.
Jadi, kalau kamu atau paksu sedang berjuang menuju dua garis, jangan cuma lihat angka jumlah sperma. Perhatikan juga kualitas geraknya. Karena percuma banyak, tapi nggak bisa sampai tujuan. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujudagaris.id
Referensi
- Dcunha, R., Hussein, R. S., Ananda, H., Kumari, S., Adiga, S. K., Kannan, N., … & Kalthur, G. (2022). Current insights and latest updates in sperm motility and associated applications in assisted reproduction. Reproductive sciences, 29(1), 7-25.