Ketahui Dampak dari Stres Oksidatif pada Kehamilan

 

Kehamilan secara alami juga memiliki kerentanan terhadap kegagalan akibat respons inflamasi sistemik, yang mengarah pada peningkatan kadar spesies oksigen reaktif (ROS) dan spesies nitrogen reaktif (RNS) dalam darah. Walaupun ROS dan RNS memiliki peran penting dalam pensinyalan seluler, ketidakseimbangan dalam produksinya dapat menyebabkan komplikasi kehamilan yang serius. 

MDG sudah membahas sebelumnya terkait inflamasi, jadi pembahasan ini adalah pembahasan lebih mendalam dan fokus dengan adanya kasus inflamasi, stress oksidatif khususnya yang rawan terjadi pada kehamilan. Jadi baca sampai habis ya!

Mekanisme Stres Oksidatif dalam Kehamilan

Selama kehamilan, tubuh mengalami peningkatan produksi ROS dan RNS yang, jika tidak dikendalikan, dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. OS dapat mempengaruhi fungsi plasenta, mengganggu suplai nutrisi dan oksigen ke janin, serta berkontribusi pada berbagai komplikasi kehamilan. Untuk mengatasi peningkatan OS, tubuh bergantung pada mekanisme pertahanan enzimatik dan non-enzimatik, yang melibatkan elemen jejak penting seperti:

  • Tembaga (Cu) – Mendukung enzim antioksidan dalam mengatasi radikal bebas.
  • Seng (Zn) – Berperan dalam stabilisasi membran sel dan aktivitas enzim antioksidan.
  • Mangan (Mn) – Berkontribusi pada aktivitas superoksida dismutase (SOD).
  • Selenium (Se) – Komponen utama dari glutathione peroksidase (GPx), enzim penting dalam pertahanan antioksidan.

Dampak Stres Oksidatif terhadap Kehamilan

Peningkatan OS yang tidak terkendali selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan, di antaranya:

  • Preeklamsia – Ditandai dengan hipertensi dan disfungsi endotel akibat ketidakseimbangan oksidatif.
  • Resorpsi embrionik dan keguguran berulang – OS dapat menyebabkan kegagalan implantasi dan kematian embrio.
  • Anomali perkembangan janin – Kerusakan oksidatif dapat mengganggu perkembangan organ janin.
  • Pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR) – OS dapat menghambat pertumbuhan janin akibat suplai nutrisi yang tidak optimal.
  • Kematian janin – Dalam kondisi ekstrem, stres oksidatif yang parah dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan.

Stres oksidatif memiliki peran penting dalam kehamilan, baik dalam proses fisiologis normal maupun patologi kehamilan. Keseimbangan antara ROS, RNS, dan sistem antioksidan sangat menentukan keberhasilan kehamilan. Untuk itu setidaknya baik sister dan paksu sangat baik sekali jika mulai mengkonsumsi anti oksidan. Wah menarik bukan MDG akan membahas pada kesempatan selanjutnya jadi jangan lupa untuk follow Instagram kita di @menujuduagaris.id

Referensi

  • Grzeszczak, K., Łanocha-Arendarczyk, N., Malinowski, W., Ziętek, P., & Kosik-Bogacka, D. (2023). Oxidative stress in pregnancy. Biomolecules, 13(12), 1768.
  • Chiarello, D. I., Abad, C., Rojas, D., Toledo, F., Vázquez, C. M., Mate, A., … & Marín, R. (2020). Oxidative stress: Normal pregnancy versus preeclampsia. Biochimica et Biophysica Acta (BBA)-Molecular Basis of Disease, 1866(2), 165354.