Sister dan paksu siapa sangka bawah masturbasi memiliki manfaat yang baik, bahkan pada kasus tertentu bisa menjadi rehabilitasi seperti dilakukan pasca operasi pengangkatan prostat atau radical prostatectomy, khususnya yang menggunakan teknik nerve-sparing untuk mempertahankan saraf-saraf penting.
Meski teknik ini dianggap lebih “ramah fungsi seksual”, tak sedikit pasien yang tetap mengalami disfungsi ereksi (DE) dan inkontinensia urine setelahnya dua efek samping yang cukup mengganggu kualitas hidup pria. Yuk telaah bagaimana menurut medis dan bagaimana fungsi masturbasi buat kesehatan reproduksi
Masturbasi sebagai Pendekatan Rehabilitasi?
Selama ini, pendekatan rehabilitasi pasca operasi biasanya berfokus pada obat-obatan seperti PDE5 inhibitor (misalnya sildenafil), terapi suntik, atau penggunaan alat bantu seperti vacuum erection device. Tapi satu hal yang jarang dibahas adalah masturbasi dan ternyata, aktivitas ini bisa memiliki peran penting dalam proses pemulihan.
Kenapa Aktivitas Seksual Itu Penting untuk Kesehatan Penis?
Alasan pertama adalah melalui aktivitas seksual & masturbasi, keduanya merupakan bentuk rangsangan seksual. Saat seseorang terangsang, terjadi peningkatan aliran darah ke penis dan aktivasi sistem saraf yang mengatur proses ereksi.
Alasan selanjutnya adalah mendorong aliran darah ke penis, ereksi terjadi karena pembuluh darah di penis melebar dan darah mengalir ke jaringan erektil. Aliran darah yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan jaringan penis.
Lebih lanjut dapat Menstimulasi saraf-saraf yang terlibat dalam ereksi, ereksi melibatkan saraf otonom (terutama sistem parasimpatis) yang merangsang pelepasan nitrat oksida (NO), senyawa yang membuat pembuluh darah melebar.
Juga dapat mencegah atrofi otot polos, atrofi ini berkaitan dengan penyusutan atau melemahnya jaringan karena tidak digunakan. Sedangkan otot polos berkaitan dengan jenis otot yang tidak dikendalikan secara sadar, ada di dinding pembuluh darah dan jaringan erektil penis. Karena jika penis tidak pernah mengalami ereksi dalam waktu lama (misalnya setelah operasi), otot polos di dalamnya bisa mengecil atau melemah, mengurangi kemampuan ereksi.
Selanjutnya juga menghambat fibrosis sebagai pembentukan jaringan parut atau jaringan ikat berlebih sebagai respons terhadap kerusakan atau kurangnya aktivitas.
Fibrosis di penis bisa mengurangi elastisitas jaringan, membuat ereksi sulit atau tidak maksimal. Aktivitas seksual membantu mencegah proses ini.
Mempertahankan elastisitas jaringan penis, elastisitas artinya kemampuan jaringan untuk kembali ke bentuk semula. Jaringan yang elastis akan mendukung ereksi yang optimal. Tanpa stimulasi, jaringan ini bisa kaku dan tidak lentur.
Bahkan dapat mengurangi potensi komplikasi jangka panjang akibat gangguan vaskular dan saraf pasca operasi Vaskular yang berhubungan dengan pembuluh darah. Dan saraf sebagai sistem yang mengirim sinyal dari otak ke tubuh.
Meski hasilnya menjanjikan, sister dan paksu harus tetap berkonsultasi dengan dokter ya! informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id.
Referensi
Meissner, V. H., Dumler, S., Kron, M., Schiele, S., Goethe, V. E., Bannowsky, A., … & Herkommer, K. (2020). Association between masturbation and functional outcome in the postoperative course after nerve-sparing radical prostatectomy. Translational andrology and urology, 9(3), 1286.