
Pernah nggak, sister, merasa suasana hati jadi kacau setelah beberapa hari makan sembarangan? Atau tubuh terasa lemas, emosi mudah naik-turun, lalu siklus haid pun ikut berubah? Ternyata bukan kebetulan. Tubuh kita punya sistem komunikasi rumit yang menghubungkan tiga pusat kehidupan: usus, otak, dan organ reproduksi. Jalur ini dikenal sebagai gut–brain–reproductive axis sumbu biologis yang membuat apa yang kita makan bisa berdampak langsung ke hormon, suasana hati, bahkan peluang hamil.
Ketahui kalau Usus Menjadi Rumah Kecil bagi Jutaan “Penduduk”
Di dalam usus, ada miliaran mikroba yang hidup berdampingan dengan kita. Sebagian besar bekerja tanpa kita sadari membantu mencerna makanan, menyerap nutrisi, dan bahkan memproduksi hormon bahagia seperti serotonin dan dopamin. Karena itulah, para ilmuwan menyebut usus sebagai “otak kedua”. Saat keseimbangan mikroba di usus terganggu misalnya karena stres, kurang tidur, antibiotik, atau konsumsi makanan tinggi gula dan lemak sistem ini mulai kacau. Tubuh mengirim sinyal “bahaya” ke otak melalui saraf vagus, dan otak pun merespons dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol.
Saat Stres Mengacaukan Ritme Tubuh
Kortisol yang meningkat bukan hanya membuat kita mudah cemas dan sulit tidur, tapi juga bisa menghambat produksi hormon reproduksi. Hormon penting seperti GnRH, FSH, dan LH bisa menurun, menyebabkan ovulasi tidak teratur. Akibatnya, peluang untuk hamil pun ikut menurun. Inilah mengapa banyak pasangan yang sedang promil mendapati stres justru menjadi penghalang utama bukan hanya secara emosional, tapi juga biologis.
Makanan: Kunci Keseimbangan Tiga Sumbu
Hubungan antara makanan, mood, dan kesuburan sangat erat. Makanan yang kita konsumsi bukan sekadar sumber energi, tapi juga “pesan kimia” untuk tubuh. Beberapa makanan dapat memperbaiki komunikasi di antara usus, otak, dan organ reproduksi:
- Probiotik dan Prebiotik
(yogurt, kefir, tempe, bawang putih, pisang)
→ Menjaga mikrobiota usus tetap seimbang, memperkuat imun, dan mengatur produksi serotonin. - Omega-3
(ikan laut dalam, chia seed, flaxseed)
→ Membantu mengurangi peradangan dan menjaga kestabilan mood. - Antioksidan
(buah beri, alpukat, sayur hijau)
→ Melindungi sel telur dari stres oksidatif dan mendukung kualitas oosit. - Zat Besi, Magnesium, dan Zinc
(daging tanpa lemak, biji labu, kacang-kacangan, cokelat hitam)
→ Menjaga fungsi hormon dan sistem saraf tetap optimal.
Dengan kata lain, gut–brain–reproductive axis adalah orkestra halus yang butuh keseimbangan nutrisi dan ketenangan pikiran agar bisa “bermain” selaras.
Menyuburkan Tubuh dan Pikiran
Saat promil, banyak yang hanya fokus pada hormon dan pemeriksaan medis. Padahal, kesehatan usus dan kestabilan mood tak kalah penting. Tubuh yang rileks dan usus yang sehat menciptakan lingkungan yang ideal untuk sistem reproduksi bekerja maksimal.
Coba Sister mulai dari hal sederhana:
- Tidur cukup 7–8 jam tiap malam
- Pilih makanan alami dan minim olahan
- Hindari stres berlebih, lakukan yoga, journaling, atau sekadar jalan santai sore hari
Karena pada akhirnya, kesuburan bukan hanya tentang siapa cepat hamil duluan, tapi tentang bagaimana tubuh dan pikiran bekerja dalam harmoni. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi:
- Komiyana, T. et al. (2023). Gut–brain–reproductive axis and fertility: Emerging roles of microbiota. Frontiers in Endocrinology.
- Leclercq, S. et al. (2020). The gut microbiota and the endocrine system: Implications for reproductive health. Trends in Endocrinology & Metabolism.
- Dinan, T.G. & Cryan, J.F. (2017). The microbiome-gut-brain axis in health and disease. Nature Reviews Gastroenterology & Hepatology.