
Selama ini kita sering dengar kalau usia jadi faktor penting dalam kesuburan perempuan. Tapi ternyata, kesuburan pria juga ikut menurun seiring bertambahnya usia, lho!
Sebuah studi membuktikan bahwa kualitas sperma memang mengalami penurunan, terutama setelah usia 40 tahun.
Apa yang Berubah Saat Pria Menua?
Sebuah temuan dari penelitian menunjukkan bahwa pria yang usianya lebih tua cenderung punya:
- Sperma yang kurang lincah (motilitasnya rendah): Motilitas adalah kemampuan sperma untuk bergerak secara aktif menuju sel telur. Dalam proses kehamilan alami, sperma harus “berenang” dari vagina, melewati leher rahim, rahim, hingga tuba falopi untuk membuahi sel telur.
Kalau motilitasnya rendah, banyak sperma yang tidak mampu mencapai sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan pun menurun. Dalam studi ini, ditemukan bahwa semakin tua usia pria, persentase sperma yang bisa bergerak aktif makin berkurang secara signifikan. - Lebih sedikit sperma dengan bentuk normal (morfologinya menurun)
Morfologi sperma adalah ukuran dan bentuk sperma. Sperma yang bentuknya tidak normal misalnya kepala bulat tak sempurna, ekor pendek, atau bentuk ganda lebih sulit membuahi sel telur.
Bagaimana itu dapat terjadi?
Pria yang lebih tua memiliki proporsi sperma berbentuk normal yang lebih sedikit, sehingga meskipun jumlah sperma banyak, kemampuannya untuk membuahi tetap rendah.
Jumlah sperma sehat yang mampu bergerak maju juga ikut turun dibuktikan melalui sebuah penelitian yang menghitung jumlah sperma yang disebut Total Progressive Motile Count (TPMC), yaitu jumlah sperma yang: Bergerak aktif, Bergerak maju ke depan (bukan hanya berputar di tempat) Nah, TPMC ini juga menurun seiring bertambahnya usia, bahkan mulai terlihat sejak usia akhir 30-an. Artinya, sperma yang benar-benar siap membuahi jumlahnya makin sedikit.
Tidak hanya itu karena penurunan ini juga terjadi meski faktor lain seperti kebiasaan merokok, infeksi, dan varikokel sudah dikontrol. Artinya, faktor usia memang punya pengaruh tersendiri.
Jadi buat kamu yang sedang atau akan memulai program hamil, informasi ini penting. Jangan hanya fokus ke pihak perempuan, karena usia dan kondisi kesehatan pria juga bisa menentukan keberhasilan promil terutama kalau promilnya alami.
Kalau kamu (atau pasanganmu) sudah berusia di atas 35–40 tahun, gak ada salahnya untuk mulai cek kualitas sperma sebagai langkah awal.
Referensi:
Castellini, C., Cordeschi, G., Tienforti, D., & Barbonetti, A. (2024). Relationship between male aging and semen quality: a retrospective study on over 2500 men. Archives of Gynecology and Obstetrics, 309(6), 2843-2852.