Lebaran atau Sidang Keluarga? Kenapa Selalu Ditanya Kapan Nikah & Punya Anak?

 

MDG ingin mengucapkan selamat Idul Fitri 1446 H Semoga Lebaran tahun ini membawa kebahagiaan, kedamaian, dan momen berharga bersama keluarga. 

Ngomong-ngomong berbicara tentang lebaran, selain identik dengan ketupat, opor ayam, dan baju baru, juga punya satu tradisi lain yang nggak kalah “legend”. Pertanyaan kapan nikah dan kapan punya anak. Rasanya, baru aja sampai rumah saudara, belum sempat menikmati kue kering, eh sudah dihujani pertanyaan yang kadang bikin kepala cenat-cenut. Tapi kenapa sih pertanyaan ini selalu muncul setiap tahun? Yuk, kita kupas bareng!

Indonesia dan Budaya Basa-basi

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki budaya basa basi, studi Errington (1984) dan Simon (2014) tentang signifikansi basa-basi dalam masyarakat Minangkabau, ditemukan bahwa basa-basi adalah praktik yang tidak hanya esensial dalam satu masyarakat, tapi bisa dibilang merupakan sesuatu yang menyusun kebudayaan Indonesia. Meskipun basa-basi dilakukan oleh satu individu, tindakan satu orang ini terhubung secara kolektif dengan orang lain. 

Meski begitu, tidak semua basa-basi itu berkonotasi buruk ya! Tentu saja ini bergantung dengan suasana basa-basi itu disampaikan. Basa-basi sendiri merupakan obrolan ringan yang juga dapat digunakan ketika bertemu seseorang atau habisnya bahan pembicaraan. Tidak ada niatan buruk ketika seseorang memulai basa-basi, hanya saja basa-basi tidak bisa dilakukan setiap waktu.

Mengapa Basa-Basi Harus Diposisikan di Waktu yang Tepat?

Dikutip dari Media Magdalene melalui riset di Selandia Baru sejak 2019, faktor terbesar penyebab seseorang enggan berkumpul dengan keluarga adalah menjamurnya pertanyaan basa-basi, seperti ‘kapan punya anak?’, ‘kapan menikah?’, dan ‘kapan lulus kuliah?’. Pertanyaan-pertanyaan ini berujung pada diskriminasi struktural dan bentuk pengucilan, yang masih terjadi di Indonesia.

Pengucilan ini bisa membuat seseorang enggan berkumpul dan merasa tidak sesuai dengan standar atau harapan keluarga. Padahal, berkumpul dengan keluarga seharusnya menjadi momen yang menyenangkan. Namun, ketika mendapatkan ujaran yang tidak mengenakkan, terutama dari keluarga yang seharusnya menjadi ruang aman, hal ini tentu akan terasa lebih menyakitkan.

Sister dan paksu yang apakah kalian juga sedang berada dalam posisi ini?, Tentu saja kalian harus ingat bahwa kalian adalah orang-orang yang kuat dan hebat, dengan empati yang tinggi dan daya juang yang tak terhitung. Biarkan lingkungan sekitar melakukan porsinya sebagai manusia. Kalian juga berhak bahagia dengan cara kalian sendiri. Semoga dengan ini, jalan kalian dipermudah, dan ada waktu indah yang menanti di masa depan. Untuk informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id.

Referensi