Makanan yang Kamu Pilih, Bisa Jadi Kunci untuk Redakan Nyeri Endometriosis

Endometriosis bukan cuma soal nyeri haid yang tak tertahankan. Ia adalah kondisi kronis yang kompleks, melibatkan peradangan di seluruh tubuh dan seringkali memengaruhi sistem pencernaan, hormon, bahkan keseimbangan bakteri baik dalam tubuh. Kondisi ini dialami oleh hampir 190 juta perempuan di dunia, dan banyak di antara mereka yang berjuang bertahun-tahun sebelum akhirnya mendapat diagnosis pasti.

Meski perawatan medis seperti operasi dan terapi hormon masih jadi andalan utama, kini semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa pola makan dan nutrisi juga bisa memainkan peran penting dalam meredakan gejala endometriosis. Yuk pahami lebih dalam sister!

Mengapa Makanan Bisa Berpengaruh?

Tubuh kita punya tiga “aktor utama” yang sangat terkait dengan perkembangan endometriosis: peradangan, hormon estrogen, dan mikrobioma usus (kumpulan bakteri baik di saluran pencernaan). Menariknya, ketiganya bisa dipengaruhi langsung oleh apa yang kita makan setiap hari.

Makanan yang tinggi lemak jenuh dan daging merah, misalnya, dapat memicu peradangan dan meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Sebaliknya, makanan yang kaya antioksidan seperti sayur, buah, dan ikan berlemak tinggi omega-3, cenderung membantu menekan peradangan dan menstabilkan hormon.

Saat Sistem Imun dan Hormon Tidak Seimbang

Pada perempuan dengan endometriosis, sistem imun cenderung terlalu aktif. Sel-sel kekebalan yang seharusnya melindungi tubuh justru melepaskan zat-zat peradangan seperti cytokines dan prostaglandin, yang memicu nyeri dan membuat jaringan endometrium tumbuh di tempat yang tidak seharusnya.

Selain itu, kadar hormon estrogen yang terlalu tinggi bisa memperparah keadaan. Estrogen berlebih mendorong jaringan endometrium tumbuh lebih cepat dan membuat nyeri terasa lebih berat. Pola makan yang membantu menjaga kadar estrogen misalnya dengan memperbanyak serat dari sayur dan biji-bijian utuh bisa membantu tubuh membuang kelebihan hormon ini lewat sistem pencernaan.

Peran Mikrobioma Usus

Penelitian terbaru juga menemukan hubungan menarik antara bakteri usus dan kadar estrogen. Bakteri tertentu di usus, yang disebut estrobolome, berfungsi mengatur seberapa banyak estrogen aktif yang beredar di dalam tubuh. Jika keseimbangan mikrobioma terganggu (kondisi yang disebut dysbiosis), produksi enzim yang mengontrol estrogen ikut kacau, dan hormon ini bisa menumpuk, memperburuk gejala endometriosis.

Artinya, menjaga kesehatan usus lewat pola makan misalnya dengan konsumsi probiotik alami, makanan berserat tinggi, dan menghindari gula berlebih bisa berdampak langsung pada keseimbangan hormon dan rasa nyeri.

Pola Makan yang Menunjang

Sejumlah studi menunjukkan hasil menjanjikan dari beberapa pola makan berikut:

  • Pola makan tinggi buah dan sayur: Kaya antioksidan, menekan stres oksidatif yang memicu nyeri.
  • Diet Mediterania: Kaya ikan, minyak zaitun, biji-bijian utuh, dan sayuran; mendukung keseimbangan hormon dan menurunkan inflamasi.
  • Asupan omega-3 dan vitamin D: Berperan dalam mengatur sistem imun dan mengurangi produksi prostaglandin penyebab nyeri.
  • Mengurangi daging merah, susu tinggi lemak, dan makanan olahan: Membantu menekan peradangan kronis dan stres oksidatif.

Meski begitu, belum ada satu pola makan yang terbukti paling efektif untuk semua orang dengan endometriosis. Setiap tubuh punya respons berbeda, sehingga pendekatannya perlu disesuaikan secara individual.

Lebih dari Sekadar “Diet”

Mengatur pola makan untuk endometriosis bukan berarti membatasi diri secara ekstrem. Ini tentang memahami bahwa makanan yang masuk ke tubuh bisa menjadi “alat bantu terapi” yang menopang pengobatan medis. Perubahan kecil seperti menambah sayur hijau, mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun, atau mengurangi kafein dan alkohol bisa membawa dampak besar dalam jangka panjang.

Endometriosis memang belum bisa disembuhkan sepenuhnya, tapi dengan dukungan medis yang tepat dan gaya hidup yang mendukung keseimbangan tubuh termasuk dari apa yang kita makan hidup dengan kondisi ini bisa jadi jauh lebih baik. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Abulughod, N., Valakas, S., & El-Assaad, F. (2024). Dietary and nutritional interventions for the management of endometriosis. Nutrients, 16(23), 3988.