
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, seperti di tuba falopi, ovarium, atau jaringan panggul lainnya. Pertumbuhan ini dapat menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembentukan jaringan parut. Pahami lebih lanjut yuk!
Endometriosis di Indonesia
Endometriosis merupakan salah satu penyakit peradangan umum yang ditandai dengan adanya sel-sel endometrium di luar rongga rahim. Diperkirakan penyakit ini menyerang 10% wanita usia reproduksi. Patogenesisnya meliputi berbagai macam kelainan, termasuk perlengketan, proliferasi, dan gangguan sinyal sel.
Di Indonesia sendiri, data insidensi dan prevalensi endometriosis belum dapat dipastikan karena kurangnya studi. Namun, terdapat laporan dari salah satu RSUD dr. Soetomo, di Surabaya, yang menyatakan bahwa endometriosis terjadi pada 13,6-69% wanita yang mengalami infertilitas
Penyakit ini dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup yang signifikan akibat nyeri panggul kronis dan juga dapat menyebabkan infertilitas. Salah satu komplikasi endometriosis yang paling serius adalah kehamilan ektopik (EP).
Endometriosis dan Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik (EP) merupakan komplikasi serius pada awal kehamilan dan didefinisikan sebagai kehamilan yang tertanam di luar rongga rahim. Kondisi ini memengaruhi 1–2% dari semua wanita hamil dan merupakan penyebab utama kematian ibu pada trimester pertama. Paling sering, implantasi yang tidak tepat terjadi di tuba falopi (kehamilan ektopik tuba TEP) karena perjalanan fisiologis embrio.
Tidak hanya observasi klinis yang mungkin menunjukkan bahwa kehamilan ektopik dapat dikaitkan dengan endometriosis karena anatomi tubo-ovarium yang berubah, tetapi juga beberapa studi kohort dan kasus-kontrol telah menunjukkan hubungan tersebut.
Meta analisis terbaru dari 15 studi menunjukkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara endometriosis hal ini ditunjukkan bagaimana analisis dari Nurses Health Study II yang mengkonfirmasi adanya hubungan antara endometriosis dan kehamilan ektopik. Meski demikian setidaknya ada beberapa hal yang sister dapat lakukan untuk mengurangi potensi adanya kehamilan ektopik, diantaranya adalah:
Upaya Mengurangi Endometriosis dan Kehamilan Ektopik
- Menjaga berat badan ideal, wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami endometriosis.
- Menghindari merokok, merokok telah terbukti meningkatkan risiko endometriosis. Berhenti merokok tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan secara keseluruhan, tetapi juga dapat mengurangi risiko perkembangan endometriosis
- Pencegahan infeksi menular seksual (IMS), Menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu mencegah IMS, yang merupakan faktor risiko utama untuk kehamilan ektopik.
- Deteksi dini dan pengobatan, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi gejala awal endometriosis, selain itu juga dapat melakukan tes darah dan ultrasound untuk mendeteksi kehamilan ektopik sejak dini
- Pola hidup sehat, menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menjaga berat badan ideal juga berkontribusi pada kesehatan reproduksi secara keseluruhan, sehingga dapat mengurangi risiko kehamilan ektopik
Endometriosis hadir sebagai salah satu faktor dengan resiko penting untuk kehamilan ektopik, karena kemampuannya untuk merusak tuba falopi dan mengganggu fungsi normal saluran reproduksi. Jika sister mengidap endometriosis lebih lanjut dapat mendapatkan pemantauan dan perawatan medis yang tepat untuk mengurangi risiko komplikasi, termasuk kehamilan ektopik. Untuk informasi menarik lainnya sister dapat melihat di Instagram @menujuduagrid.id
Referensi
Coste J., Bouyer J., Job-Spira N. Epidemiology of Ectopic Pregnancy: Incidence and Risk Factors. Contracept. Fertil. Sex. 1992. 1996;24:135–139.
Farland L.V., Prescott J., Sasamoto N., Tobias D.K., Gaskins A.J., Stuart J.J., Carusi D.A., Chavarro J.E., Horne A.W., Rich-Edwards J.W., et al. Endometriosis and Risk of Adverse Pregnancy Outcomes. Obstet. Gynecol. 2019;134:527–536. doi: 10.1097/AOG.0000000000003410
Rahmawati DS. Gambaran Karakteristik dan Pencarian Pelayanan Kesehatan Pada Penderita Endometriosis di Klinik Fertilitas Graha Amerta RSUD DR. Soetomo Surabaya. 2019
Weström L., Joesoef R., Reynolds G., Hagdu A., Thompson S.E. Pelvic Inflammatory Disease and Fertility. A Cohort Study of 1,844 Women with Laparoscopically Verified Disease and 657 Control Women with Normal Laparoscopic Results. Sex. Transm. Dis. 1992;19:185–192. doi: 10.1097/00007435-199207000-00001