Memahami Frozen dan Fresh Embryo Transfer: Kunci Sukses dalam Program IVF Anda!

Seiring berkembangnya teknologi, khususnya dalam program fertilisasi in vitro (IVF), keputusan sister antara memilih transfer embrio beku (Frozen Embryo Transfer – FET) dan transfer embrio segar (Fresh Embryo Transfer – ET) menjadi hal yang sangat penting. Dimana setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh sister dan paksu yang akan menjalani perawatan kesuburan terutama IVF. Yuk kita coba kulik bagaimana menurut para ahli, baca sampai habis ya!

Perbedaan antara FET dan ET

Frozen Embryo Transfer (FET) merupakan teknik di mana embrio yang telah dibuahi disimpan dengan cara dibekukan dan kemudian dicairkan untuk ditransfer ke dalam rahim pada waktu yang lebih tepat. Proses ini melibatkan penyimpanan embrio dalam nitrogen cair pada suhu -196°C, dan kemudian memberikan saran pada pasangan untuk menunda transfer hingga kondisi rahim lebih optimal.

Sebaliknya, Fresh Embryo Transfer (ET) menjadi proses transfer secara langsung, bagaimana embrio yang baru dibuahi ke dalam rahim wanita dalam 3-5 hari setelah prosedur ovum pick up. Metode ini tidak memerlukan proses pembekuan dan pencairan, sehingga dapat lebih cepat dilakukan.

Tingkat Keberhasilan

Penelitian yang dilakukan oleh Sugma (2018) dengan sampling pasien di klinik Permata Hati RSUP dr. Sardjito ditemukan bahwa transfer embrio menggunakan frozen embryo lebih tinggi keberhasilan implantasi dibandingkan fresh embryo pada program pada IVF di RSUP dr Sardjito.

Namun, Maheswari et.al (2022) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat kelahiran hidup antara kedua metode ini, karena pada prosesnya bergantung pada faktor-faktor individu seperti usia dan kesehatan reproduksi. Jika setelah mengetahui fakta tersebut, maka bagaimana baiknya terutama dalam memutuskan jenis embrio?

Lakukan Hal Berikut Sebelum Memilih antara FET dan ET

  1. Pendekatan yang dipersonalisasi, pilihan antara FET dan ET segar harus disesuaikan secara individual, dengan mempertimbangkan riwayat kesehatan pasien, usia, kualitas embrio, dan keadaan spesifik dari siklus IVF.
  2. Berkonsultasi dengan spesialis, sangat penting untuk berkonsultasi dengan spesialis kesuburan yang berpengalaman yang dapat memberikan panduan yang dipersonalisasi berdasarkan situasi dan preferensi.
  3. Mendapatkan dukungan emosional dan psikologis, memulai perjalanan IVF bisa sangat menantang secara emosional. Untuk itu perlu mendapatkan dukungan dari layanan konseling atau kelompok dukungan untuk membantu mengatasi aspek emosional dari proses tersebut.

 

Melihat topik yang dibawakan MDG hari ini, mendorong bahwa pilihan antara Frozen Embryo Transfer dan Fresh Embryo Transfer harus didasarkan pada kondisi kesehatan individu, preferensi pribadi, serta saran dari spesialis kesuburan. Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga penting bagi sister dan paksu untuk memahami perbedaan ini sebelum membuat keputusan. untuk informasi menarik lainnya follow Instagram kami di @menujuduagris.id.

Referensi

  • http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/164123
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9376799/
  • https://www.healthtrip.com/id/blog/fet-vs-fresh-et-ivf-thailand
  • https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/masalah-kesuburan/bayi-tabung-frozen-embryo-transfer/
  • https://lib.ui.ac.id/detail?id=20500505&lokasi=lokal
  • https://www.healthtrip.com/id/blog/fet-vs-fresh-et-ivf-thailand