Memahami Morfologi Sperma sebagai Momok Infertilitas Pria

Infertilitas pria merupakan masalah kesehatan yang signifikan, di mana kualitas sperma berperan penting dalam menentukan kesuburan. Morfologi sperma, merupakan struktur sperma yang memiliki parameter utama dalam analisis kesuburan. Kelainan morfologi dapat berkontribusi pada kesulitan dalam mencapai kehamilan, untuk itu MDG ini memberikan pemahaman tentang morfologi sperma hal ini berdampak pada kebenaran identifikasi dan mengatasi masalah infertilitas

Apa itu morfologi sperma?

Morfologi sperma mengacu pada bentuk sperma, yang meliputi ukuran kepala dan kandungan DNA kepala (ditunjukkan oleh pewarnaan warna inti), tampilan bagian tengah, dan struktur ekor. Bentuk kepala penting karena dapat mempengaruhi kemampuan sperma untuk menembus permukaan luar sel telur wanita untuk membuahinya.

Cara analisis morfologi sperma melalui air mani untuk memeriksa sel sperma di bawah mikroskop. Analisis air mani juga akan memeriksa motilitas (kemampuan bergerak) dan konsentrasi sperma yang ada. Sedangkan untuk standar setiap pria, subur atau tidak subur, memiliki persentase sperma berbentuk abnormal yang berbeda-beda

Loma Linda Center for Fertility & IVF menggunakan Kruger Strict Criteria untuk mengevaluasi morfologi sperma, yang digunakan oleh sebagian besar dokter. Berikut ini adalah skor Kruger Strict Criteria dan penjelasannya: 4-14 persen – kesuburan sedikit menurun sedangkan 0-3 persen – kesuburan sangat terganggu. Sedangkan menurut kriteria WHO, untuk sperma dianggap normal, setidaknya 4% dari total jumlah sperma harus memiliki morfologi yang sesuai.

Penyebab Kelainan Morfologi

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan sperma berbentuk abnormal termasuk peningkatan suhu testis, paparan bahan kimia beracun, infeksi, dan sifat genetik. Istilah medis untuk saat seorang pria memiliki sejumlah besar sperma berbentuk abnormal adalah teratozoospermia atau teratospermia.

Morfologi dan Kompleksitas Analisis Sperma

Tes morfologi sperma hanyalah salah satu komponen dari analisis air mani secara umum. Laboratorium, praktik medis, dan dokter yang berbeda mungkin menyertakan proses yang berbeda sebagai bagian dari pengujian analisis sperma mereka.

Faktor-faktor lain dan kadar hormon yang biasanya dinilai selama analisis air mani meliputi: vitalitas, atau persentase sperma yang hidup, motilitas, atau pola gerakan umum dan kemampuan bergerak sperma, konsentrasi air mani, volume cairan total air mani, pencairan, atau seberapa cepat air mani mencair untuk memudahkan perjalanan sperma, jumlah atau hitungan sperma total, ketebalan (viskositas) air mani, penampakan air mani, pH air mani, sel asing lain dalam air mani, bakteri, testosterone, globulin pengikat hormon seks (SHBG), hormon perangsang folikel (FSH), prolactin, estradiol, Bentuk dan fungsi DNA.

Penanganan dan Pengobatan

Melihat bagaimana kompleksitas itu ada maka secara tidak langsung tetap ada pengobatan terutama bagi teratozoospermia atau teratospermia. Pertama adalah pengobatan alami melalui perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok dan konsumsi alkohol, mengonsumsi makanan kaya anti oksidan, asam amino dan L-Carnitine, asam lemak kaya omega 3, baik suplemen atau dalam bentuk ikan. Sedangkan pada Tindakan non-medis dapat dilakukan inseminasi intrauterin IUI atau fertilisasi in vitro atau injeksi sperma intrasitoplasma.

Faktanya memahami berbagai jenis kelainan dan dampaknya terhadap infertilitas sangat penting bagi sister maupun paksu yang mengalami kesulitan hamil. Dengan diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai, banyak masalah infertilitas dapat diatasi. Untuk informasi menarik lainnya follow Instagram @menujuduagris.id. 

Referensi