Memahami Peran LH dalam Stimulasi Ovarium: Lebih dari Sekadar Hormon Pendukung

Selama ini, kita mungkin mengenal LH (luteinizing hormone) sebagai hormon yang “datang belakangan” untuk memicu ovulasi. Pada kasus infertilitas kehadiran LH sangat penting terutama dalam proses stimulasi ovarium (ovarian stimulation/OS) yang dijalani oleh banyak perempuan dalam program bayi tabung (IVF).

Bisakah LH Gantikan FSH?

Model klasik ‘dua sel-dua gonadotropin’ sudah lama menjadi dasar pemahaman kita soal folikulogenesis. Dalam model ini, LH bekerja di sel teka untuk memicu produksi androgen, sementara FSH (follicle stimulating hormone) bekerja di sel granulosa untuk mengubah androgen menjadi estrogen lewat enzim aromatase.

Tapi, kini kita tahu LH tidak hanya aktif di sel teka. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa LH juga punya efek di sel granulosa, bahkan bisa meniru efek FSH seperti mengaktifkan enzim aromatase dan mendukung pertumbuhan folikel.

Beberapa studi bahkan turut menunjukkan bahwa di tahap akhir stimulasi ovarium, LH saja sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan folikel besar, bahkan tanpa FSH! Salah satu studi menunjukkan bahwa pemberian LH (dalam bentuk hCG dosis rendah) mampu menghasilkan kadar estradiol dan jumlah folikel matang yang setara dengan pemberian FSH. Lebih dari itu, LH juga mengurangi jumlah folikel kecil, sehingga seleksi folikel jadi lebih efisien.

Formulasi LH rekombinan saat ini dirancang lebih murni dan memiliki efek anti-apoptotik yang lebih kuat dibanding hCG. Ini penting, karena LH ternyata juga berperan dalam menjaga sel dari kematian akibat kemoterapi dan mendukung kelangsungan kesuburan.

Selain itu, kerja sama antara FSH dan LH juga meningkatkan produksi faktor-faktor parakrin penting seperti IGF (insulin-like growth factor) dan inhibin B yang turut mendukung proses pematangan folikel.

LH Hadir Sebagai Hormon Ovulasi dan Implantasi

LH punya peran utama dalam proses ovulasi, termasuk pematangan oosit dan pelepasan sel telur. Setelah ovulasi, LH juga mendorong luteinisasi, yaitu proses pembentukan korpus luteum yang menghasilkan progesteron untuk menjaga lapisan endometrium tetap optimal bagi implantasi.

Uniknya lagi, reseptor LH juga ditemukan di jaringan endometrium dan beberapa jaringan non-gonad lainnya. Meski masih banyak perdebatan soal pentingnya peran LH di luar sistem reproduksi, penemuan ini membuka peluang baru dalam memahami fungsi hormon ini secara menyeluruh.

 

Lalu siapa yang Membutuhkan Suplementasi LH

Salah satu perdebatan besar dalam dunia reproduksi berbantuan adalah soal perlu tidaknya suplementasi LH saat OS. Terutama karena obat-obatan yang digunakan untuk mencegah ovulasi prematur (seperti agonis atau antagonis GnRH) bisa menekan produksi LH endogen secara temporer.

Namun, banyak wanita tetap menunjukkan respons baik terhadap stimulasi dengan FSH saja. Ini artinya, kadar LH sisa yang beredar masih cukup untuk mendukung aktivitas LHCGR (reseptor LH/CG) di folikel.

Jadi pada intinya tetap bergantung dengan kondisi tubuh yaa sister! apalagi kebutuhan LF dan FSH. Karena pada kasus pejuang dua garis terutama yang memiliki kondisi spesifik atau respons buruk terhadap OS, bisa mendapatkan manfaat dari tambahan LH. Informasi menarik lainnya follow Instagram @menujuduagaris ya!

Referensi

  • Alviggi, C., Vigilante, L., Cariati, F., Conforti, A., & Humaidan, P. (2025). The role of recombinant LH in ovarian stimulation: what’s new?. Reproductive Biology and Endocrinology, 23(Suppl 1), 38.