Mengapa RFA atau Ablasi Frekuensi Radio hadir Sebagai Metode Non-Invasiv yang Perlu di Pertimbangkan?

Bayangkan jika sister dan paksu dihadapkan dengan penyakit yang ada disekitar ruang reproduksi, dan mengharuskan untuk melakukan metode bedah. Yang mana metode tersebut cenderung memiliki dampak pada infertilitas bahkan ke pengangkatan rahim. 

Di era teknologi ternyata sudah hadir salah satu metode non-invasif yaitu Ablasi Frekuensi Radio (RFA) ia menjadi prosedur medis yang dapat dilakukan untuk pengobatan fibroid rahim, atau mioma uteri. MDG dalam hal ini akan menjelaskan lebih detail apa itu metode RFA, baca sampai habis ya!

Mengenal apa itu Ablasi Frekuensi Radio (RFA)

Radiofrekuensi ablasi, radiofrequency ablation atau RFA adalah tindakan minimal invasif yang menggunakan gelombang radio untuk menghambat kerja dari serabut saraf dalam membawa sinyal rasa sakit menuju otak.

RFA adalah tindakan medis yang kerap digunakan untuk meredakan nyeri kronis yang timbul akibat beberapa kondisi, seperti low back pain, nyeri sendi, nyeri pada wajah yang disebabkan trigeminal neuralgia, dan nyeri kanker. Terapi RFA  juga dilakukan untuk menangani gangguan irama jantung (aritmia) hingga menghambat pertumbuhan tumor dengan membunuh sel-sel tumor.

Mekanisme Kerja RFA

Tahapan yang dijalani dalam prosedur RFA adalah pertama, Dokter akan menggunakan monitor untuk memantau kondisi pasien akan tetap sadar agar bisa menjawab pertanyaan dari dokter selama prosedur. Kemudian dokter akan memberikan obat bius lokal di area kulit tempat jarum RFA akan dimasukkan. 

Kemudian jarum tipis dimasukkan ke area di mana akan sedikit merasakan nyeri. Penempatan jarum dipandu oleh teknologi pencitraan sinar-X real-time yang disebut fluoroskopi. Setelah jarum mencapai lokasi yang diinginkan, dokter akan melakukan tes untuk memastikan posisinya tepat. Tes ini melibatkan memasukkan mikroelektrode melalui jarum berongga. Dokter akan menanyakan apakah pasien merasakan sensasi kesemutan (atau ketidaknyamanan atau kontraksi otot). Ini menandakan lokasi yang tepat telah ditemukan untuk perawatan. Anestesi lokal disuntikkan melalui jarum untuk mematikan area target.

Arus radiofrekuensi dikirim melalui jarum untuk memanaskan bagian saraf yang telah diidentifikasi. Arus tersebut menghancurkan area saraf tersebut, menghentikannya dari mengirimkan sinyal nyeri ke otak pasien. Lebih dari satu saraf dapat diobati selama prosedur prosedur ablasi frekuensi radio memakan waktu kurang lebih antara 15 menit hingga dua jam untuk diselesaikan, tergantung pada lokasi perawatan dan jumlah perawatan yang dilakukan.

Keuntungan RFA 

Karena program menggunakannNon-invasif RFA tidak memerlukan sayatan besar, sehingga mengurangi risiko infeksi dan komplikasi pasca operasi. Selain itu waktu pemulihan juga cenderung cepat, dimana  biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu singkat setelah prosedur.

Dalam banyak kasus, ukuran fibroid dapat berkurang hingga 70% dalam waktu enam bulan setelah prosedur, yang juga membantu meredakan gejala seperti nyeri dan perdarahan. Metode ini juga mengurangi risiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan pembedahan tradisional seperti histerektomi atau miomektomi.

Sebuah penelitian dengan judul  ‘Evaluasi pasca Radiofrequency Thermal Ablation pada Mioma Uteri dan Adenomiosis” juga menunjukkan bahwa metode RFA,  miolisis dengan radiofrequency thermal ablation telah berhasil mengurangi volume mioma uteri dan adenomiosis serta menghilangkan gejalanya

Ablasi Frekuensi Radio (RFA) merupakan pilihan terapi yang menjanjikan terutama bagi sister dan paksu yang menderita fibroid rahim dan mengalami gejala yang mengganggu. Meski demikian sebelum memutuskan prosedur ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara menyeluruh dan menentukan rencana yang paling tepat. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi