
Infertilitas idiopatik adalah kondisi di mana pasangan tidak dapat mencapai kehamilan setelah satu tahun berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi, dengan konflik yang tidak dapat ditemukan penyebab yang jelas. Sekitar 10% pasangan mengalami infertilitas idiopatik di seluruh dunia. Tentu ini harus diperhatikan, dan kira-kira apa penyebabnya? MDG akan membahas lebih lanjut, baca sampai habis ya!
Penyebab secara Umum dan Idiopatik
Penyebab infertilitas pria pada umumnya yang diketahui adalah kelainan kongenital bawaan, keganasan, infeksi saluran urogenital, peningkatan suhu skrotum, gangguan endokrin, faktor imunologi dan beberapa kelainan genetik yang khas. Namun, dalam 30 hingga 40% kasus, etiologi infertilitas pria masih belum diketahui dan disebut infertilitas pria idiopatik.
Penyebab kelainan sperma idiopatik menurut sebuah penelitian ini diasumsikan disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk spesies oksigen reaktif, kelainan genetik dan epigenetik yang tidak diketahui, dan gangguan endokrin akibat polusi lingkungan.
Sebuah penelitian dengan judul “Sedentary behavior, physical inactivity and body composition in relation to idiopathic infertility among men and women” yang menemukan salah satu penyebab dari infertilitas idiopatik adalah bahwa perilaku tidak banyak bergerak dan ketidakaktifan fisik merupakan dua faktor risiko independen yang terkait dengan infertilitas. Sehingga berbagai elemen yang membentuk aktivitas fisik (frekuensi, intensitas, waktu, dan jenis latihan) dan waktu yang dihabiskan untuk duduk harus dipertimbangkan.
Bagaimana Meminimalisir Penyebab Infertilitas Idiopatik
Dalam hal alat diagnostik, pencitraan dan investigasi genetik berguna untuk mengklasifikasikan pria infertil idiopatik, namun, perubahan epigenetik telah terbukti berperan dalam produksi sperma dan nilai prognostik dalam hasil fertilitas.
Perawatan antioksidan untuk idiopathic male infertility (IMI) telah ditemukan sebagai pilihan yang valid untuk melawan aksi ROS yang mana banyak menjadi penyebab IMI, sementara gonadotropin digunakan untuk meningkatkan kualitas sperma dan sperm DNA fragmentation (SDF). Pada penelitian lebih lanjut juga turut menunjukkan bagaimana Kecerdasan buatan menjanjikan untuk mengelola pria infertil idiopatik dengan lebih baik dalam hal diagnosis dan pilihan perawatan.
Setelah mengetahui banyak kemungkinan infertilitas idiopatik pada pria, lebih lanjut sister dan paksu dapat mulai mempertimbangkan lagi seperti apa gaya hidup yang sedang dijalani, dan apakah sudah sesuai dengan standar kesehatan. Meski demikian sister dan paksu tetap perlu berkonsultasi pada dokter agar dapat sesuai dengan masalah yang kalian hadapi. Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagris.id
Referensi
- Bracke, A., Peeters, K., Punjabi, U., Hoogewijs, D., & Dewilde, S. (2018). A search for molecular mechanisms underlying male idiopathic infertility. Reproductive biomedicine online, 36(3), 327-339.
- Boeri, L., Kandil, H., & Ramsay, J. (2024). Idiopathic male infertility – what are we missing? Arab Journal of Urology, 1–15. https://doi.org/10.1080/20905998.2024.2381972
- Foucaut, A. M., Faure, C., Julia, C., Czernichow, S., Levy, R., Dupont, C., & ALIFERT Collaborative Group. (2019). Sedentary behavior, physical inactivity and body composition in relation to idiopathic infertility among men and women. PloS one, 14(4), e0210770.