Nutrisi, Genetik, dan Gaya Hidup untuk Mendukung Kesuburan

 

 

Infertilitas tidak hanya dipengaruhi faktor medis, tetapi juga erat kaitannya dengan nutrisi, genetik, dan gaya hidup sehari-hari. Dalam Sesi 2 Prodia Fertility Bootcamp 2025, dr. Ida Gunawan, MS, sp. G.K, Subsp. K,M., FINEM membahas bagaimana ketiga aspek ini bisa menentukan peluang keberhasilan program hamil.

Infertilitas: Kondisi yang Kompleks

Secara medis, pasangan dikategorikan infertil jika setelah satu tahun menikah dengan hubungan rutin tanpa kontrasepsi belum juga terjadi kehamilan. Namun, penyebab infertilitas tidak selalu sederhana.

Beberapa faktor yang bisa memengaruhi antara lain:

  • Kesehatan organ reproduksi
  • Kualitas sel telur dan sperma
  • Penyakit seperti diabetes, autoimun, atau gangguan pembekuan darah
  • Gaya hidup: pola makan, aktivitas fisik, stres, merokok, konsumsi alkohol, dan berat badan

Hal ini menunjukkan bahwa infertilitas adalah kondisi yang multifaktor, sehingga perlu pendekatan yang menyeluruh.

Nutrisi dan Gaya Hidup Sehat

Menurut dr. Ida, nutrisi dan gaya hidup sehat punya peran vital dalam menjaga kesuburan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

  • Menerapkan pola makan seimbang, seperti diet mediterania yang kaya protein nabati, buah, sayuran, dan lemak sehat.
  • Menghindari lemak jahat, gula berlebih, alkohol, kafein tinggi, serta makanan ultra-proses.
  • Menjaga berat badan ideal agar hormon tetap seimbang.
  • Merawat kesehatan usus (gut microbiota), karena berhubungan dengan metabolisme dan kesuburan.

Peran Nutrisi Spesifik

Beberapa zat gizi tertentu terbukti penting dalam mendukung kesuburan:

  • Folat → kekurangan folat dapat meningkatkan homosistein yang berdampak pada infertilitas dan masalah kehamilan.

  • Homocystein → kadar tinggi bisa mengganggu pembuluh darah dan menghambat aliran nutrisi menuju organ reproduksi.

  • Antioksidan → berperan melindungi sel telur dan sperma dari kerusakan akibat stres oksidatif.

Catatan Penting dari dr. Ida

  1. Infertilitas sering kompleks, tapi kesehatan & gaya hidup sangat berpengaruh.
  2. Pola makan terbukti punya hubungan dengan fertilitas.
  3. Gen juga berperan dalam status gizi & kesuburan.
  4. Nutrigenomik membantu memahami interaksi gen–nutrisi–kesehatan reproduksi.
  5. Pemeriksaan kadar vitamin & mineral dalam darah penting untuk menentukan apakah tubuh membutuhkan suplementasi.

Tanya Jawab: Kolesterol dan Kesuburan

Salah satu pertanyaan menarik dalam sesi ini adalah:

“Apakah kolesterol tinggi berpengaruh pada infertilitas? Dan apakah konsumsi obat seperti simvastatin bisa menjadi pilihan sebelum promil?”

Dr. Ida menjelaskan bahwa jawabannya iya.

  • Betul, dislipidemia ketidakseimbangan kadar lemak (lipid) dalam darah, seperti kolesterol dan trigliserida, yang bisa terlalu tinggi (hiperlipidemia) atau terlalu rendah (hipolipidemia) bisa ganggu kesuburan. Terutama tingginya kadar LDL (lemak jahat), dapat mengganggu kesuburan karena aliran darah tidak lancar.

  • Padahal, aliran darah yang baik sangat penting untuk mengantar nutrisi, vitamin, dan mineral ke organ reproduksi.

  • Namun, kolesterol tetap dibutuhkan tubuh untuk membentuk hormon seks (estrogen, progesteron, testosteron). Jadi, kuncinya adalah keseimbangan, bukan menghilangkan sama sekali.

Nutrisi, genetik, dan gaya hidup punya pengaruh besar dalam mendukung keberhasilan promil. Dengan memahami faktor-faktor ini, pasangan bisa mengambil langkah nyata untuk meningkatkan peluang hamil secara alami. Pemeriksaan medis, pola makan sehat, serta keseimbangan gaya hidup akan menjadi bekal penting menuju dua garis.  Jangan lupa sister dan paksu untuk ikut sesi selanjutnya ya! follow juga Instagram @menujuduagaris.id