Mikotoksin adalah senyawa beracun yang dihasilkan oleh jamur (fungi) tertentu, yang dapat mencemari bahan pangan dan pakan ternak. Faktanya paparan mikotoksin memiliki dampak serius pada kesehatan reproduksi. Mikotoksin ini sangat bervariasi dalam hal struktur dan efek biokimia, oleh karena itu dengan lebih memahami aspek toksikologi dan patologis mikotoksin, kita dapat lebih siap untuk melawan penyakit, serta kerusakan biologis yang ditimbulkannya. Dalam artikel ini, MDG akan menjabarkan bagaimana mikotoksin diproduksi dan pengaruhnya pada fertilitas. Baca sampai habis ya!
Sumber Racun Mikotoksin dan Dampaknya pada Fertilitas
Mikotoksin adalah produk jamur berbahaya yang bisa ditemui di mana-mana dan tidak dapat dihindari yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hal ini bisa ditemukan di hampir semua jenis makanan, dengan prevalensi yang lebih tinggi di lingkungan yang panas dan lembab.
Jamur yang dapat menghasilkan mikotoksin tumbuh pada banyak bahan makanan seperti sereal, buah kering, kacang-kacangan, dan rempah-rempah. Pertumbuhan jamur dapat terjadi sebelum panen atau setelah panen, selama penyimpanan, pada/di dalam makanan itu sendiri, sering kali dalam kondisi hangat, lembab, dan basah. Sebagian besar mikotoksin bersifat stabil secara kimiawi dan dapat bertahan dalam proses pengolahan makanan.
Mikotoksin dapat mengganggu reproduksi wanita dan pria. Mikotoksin dapat bertindak sebagai pengganggu endokrin yang terlibat dalam gangguan reproduksi wanita, seperti endometriosis, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan kegagalan ovarium prematur (POF)
Cara Meminimalisir Konsumsi Mikotoksin
Untuk meminimalkan risiko kesehatan akibat mikotoksin, sister dan paksu dapat mulai melakukan hal berikut:
- Periksa biji-bijian utuh (terutama jagung, sorgum, gandum, beras), buah ara kering, dan kacang-kacangan seperti kacang tanah, pistachio, kacang almond, kacang kenari, kelapa, kacang Brazil, dan kacang hazel yang semuanya secara berkala terkontaminasi aflatoksin untuk mencari bukti adanya jamur, dan buang semua yang tampak berjamur, berubah warna, atau layu.
- hindari kerusakan pada biji-bijian sebelum dan selama pengeringan, serta dalam penyimpanan, karena biji-bijian yang rusak lebih rentan terhadap serangan jamur dan karenanya kontaminasi mikotoksin.
- Belilah biji-bijian dan kacang-kacangan sesegar mungkin, Pastikan makanan disimpan dengan benar – terbebas dari serangga, kering, dan tidak terlalu hangat.
- tidak menyimpan makanan dalam jangka waktu lama sebelum digunakan; dan pastikan pola makan yang beragam – hal ini tidak hanya membantu mengurangi paparan mikotoksin, tetapi juga meningkatkan gizi.
Setelah mengetahui hal tersebut, baik sister maupun paksu untuk lebih berhati-hati dan menjaga apa yang akan dikonsumsi agar tidak berdampak pada keburukan terutama terkait dengan fertilitas. Untuk informasi menarik lainnya dapat follow Instagram @menujuduagaris.id.
Referensi
- Tkachev, A. V., Tkacheva, O. L., Zubova, T. V., Pleshkov, V. A., & Smolovskaya, O. V. (2020). Effect of Mycotoxins on the Spermatozoa and Embryos of Animals. Advances in Animal and Veterinary Sciences, 8(S3), 47-55.
- https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6784030/
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mycotoxins
- https://www.ajrh.info/index.php/ajrh/article/view/863