Pahami Teknologi Berbantu ICSI dan IMSI Sebelum melakukan Program IVF

Program bayi tabung adalah salah satu teknik reproduksi yang disebut juga in vitro fertilization (IVF). Proses bayi tabung ini mempertemukan sperma suami dengan ovum atau sel telur istri di luar hingga tercapai pembuahan. Setahun terakhir, teknik baru dalam pemilihan sperma diterapkan di klinik-klinik kesuburan di Indonesia. Teknik tersebut, yaitu Intracytoplasmic morphologically selected sperm injection (IMSI). Pada kesempatan ini MDG akan mengajak sister memahami metode ICSI juga IMSI, baca sampai akhir ya!

Pahami Definisi dan Proses program ICSI dan IMSI

ICSI atau intracytoplasmic sperm injection adalah prosedur penyuntikan satu sperma hidup ke pusat sel telur (sitoplasma) yang telah matang. Berikut tahap-tahap yang dilakukan pada prosedur ICSI mula-mula sel telur yang sudah matang diangkat menggunakan pipet khusus, Sperma diambil menggunakan jarum yang sangat halus, tajam, dan berongga. Selanjutnya jarum dimasukkan ke dalam sitoplasma sel telur secara hati-hati dan langsung menembus bagian luar sel telurnya. Sperma disuntikkan ke dalam sitoplasma, lalu jarum secara perlahan dikeluarkan. Sel telur yang akan dibuahi kemudian diperiksa pada hari berikutnya untuk mencari tahu apakah pembuahan berhasil dilakukan. Jika pembuahan berhasil, maka transfer embrio akan dilakukan ke dalam rahim wanita. 

Intracytoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection Juga dikenal sebagai IMSI, Prosedur ini memungkinkan dokter untuk membedakan struktur sperma dan menyingkirkan variasi yang dicurigai. Dokter melakukan prosedur ini menggunakan mikroskop pencitraan digital pembesaran tinggi selama penyuntikan ke dalam sel telur. Tahapannya dimulai dari dokter melakukan seleksi awal sperma dari sampel segar yang dikumpulkan. Seleksi dilakukan di bawah mikroskop yang 15 kali lebih kuat dari mikroskop biasa. Morfologi internal sperma diperiksa menggunakan mikroskop. Dokter menyingkirkan sperma abnormal pada tahap ini segera setelah pemeriksaan. Setelah membuang sperma abnormal, dokter memilih sperma normal dan menempatkannya dalam kateter. Sperma ini kemudian ditempatkan di tengah sel telur.

Perbandingan Keberhasilan Program ICSI dan IMSI

Sebuah penelitian teixeira Dkk (2020) dengan judulRegular (ICSI) versus ultra‐high magnification (IMSI) sperm selection for assisted reproduction” menemukan bukti terkini dari randomised controlled trials membantah penggunaan klinis suntikan sperma IMSI. Penelitian tersebut menemukan bukti berkualitas rendah, hal ini menjadikan IMSI dapat meningkatkan kemungkinan keguguran.

Meski demikian, dikutip dari IMTB Jika dibandingkan dengan metode konvensional, tingkat ICSI dan IMSI ini lebih tinggi. Berdasarkan literatur medis Cochrane, terdapat perbandingan antara tingkat keberhasilan penggunaan metode ICSI dan IMSI. Pada tingkat kelahiran klinis, keberhasilan ICSI mencapai 32%. Sedangkan IMSI Tingkat keberhasilannya 35 hingga 44%.

Resiko keguguran pada penggunaan metode ICSI cukup rendah, yaitu hanya 7% saja. Lebih dari itu penggunaan metode IMSI resiko kegugurannya bisa lebih rendah sekitar 5% dan bisa juga lebih tinggi, yaitu hingga 10%.

Teknologi berbantu seperti ICSI dan IMSI memang hadir diantara sister dan paksu dan menawarkan harapan baru. Dengan pemilihan sperma yang lebih baik dan teknik injeksi yang canggih, peluang untuk mencapai kehamilan yang sukses meningkat secara signifikan. Tentu ini bukan menjadi faktor tunggal untuk keberhasilan IVF, sister dan paksu perlu untuk melakukan persiapan fisik dan mental agar proses berjalan lancar dan efektif. Informasi menarik lainnya follow Instagram @menujuduagris,id

 

Referensi