Sisters, endometriosis adalah salah satu penyakit yang menyerang organ reproduksi wanita. Gejala yang muncul pada penderita endometriosis seringkali berdampak pada produktivitasnya. Secara global, endometriosis memengaruhi sekitar 10% atau 190 juta wanita dan remaja yang berusia produktif (15 – 44 tahun).
Salah satu ciri kista endometriosis yaitu rasa nyeri saat haid yang luar biasa. Hal ini seringkali membuat kualitas hidup pasien menurun karena tidak dapat beraktivitas seperti secara normal.
Namun nyeri haid tidak selalu identik dengan penyakit endometriosis, ya. Kamu bisa memahami penyakit ini secara lebih jelas lewat informasi di bawah ini.
Apa Itu Endometriosis?
Uterus atau rahim wanita dilapisi dengan jaringan khusus yang disebut dengan endometrium. Tubuh kamu menumbuhkan endometrium baru setiap kali siklus menstruasi terjadi untuk mempersiapkan sel telur yang sudah dibuahi.
Jika tidak terjadi pembuahan, maka lapisan endometrium ini akan rusak dan berdarah. Inilah yang dikeluarkan oleh tubuh setiap kali menstruasi terjadi.
Ketika seseorang mengalami endometriosis, jaringan yang mirip dengan endometrium ini tumbuh di luar rahim. Jaringan ini ikut menebal tapi tidak bisa dikeluarkan oleh tubuh (terperangkap). Endometriosis paling sering melibatkan ovarium, saluran tuba (tuba falopi) dan jaringan yang melapisi panggul.
Sangat jarang ditemukan jaringan seperti endometrium ini yang tumbuh di luar organ panggul. Jika endometriosis terjadi di ovarium, bisa muncul kista yang disebut dengan endometrioma.
Jaringan yang ada di sekitarnya akan mengalami iritasi dan menyebabkan jaringan parut dan perlengketan. Inilah yang mengakibatkan organ panggul saling menempel.
Endometriosis bisa menyebabkan rasa sakit yang parah, terutama saat menstruasi tiba. Penderitanya juga bisa mengalami masalah kesuburan. Untungnya ada beberapa langkah pengobatan efektif yang bisa dilakukan. Sampai saat ini, penyebab endometriosis belum diketahui secara pasti.
Gejala atau Ciri-Ciri Kista Endometriosis
Gejala utama endometriosis adalah nyeri panggul yang biasanya dianggap sebagai nyeri menstruasi. Meskipun nyeri menstruasi adalah hal yang biasa, tapi penderita endometriosis biasanya mengalami nyeri menstruasi yang lebih parah. Nyeri bisa bertambah parah seiring waktu.
Beberapa ciri-ciri kista endometriosis antara lain adalah:
- Nyeri Menstruasi (Dismenore). Nyeri dan kram panggul umum dialami sebelum hingga beberapa hari setelah menstruasi. Endometriosis mungkin akan menyebabkan nyeri punggung bawah dan perut yang lebih menyakitkan dibanding kram biasa
- Sakit Saat Berhubungan Seksual. Endometriosis juga bisa menyebabkan penderitanya mengalami nyeri selama atau setelah berhubungan seksual
- Nyeri Saat Buang Air Kecil atau Buang Air Besar. Penderita mungkin akan mengalami gejala sakit saat buang air besar dan air kecil selama periode menstruasi
- Perdarahan Berlebihan. Penderita mungkin akan mengalami periode menstruasi yang berat sesekali atau perdarahan di luar periode menstruasi (perdarahan intermenstrual)
- Tanda dan Gejala Lainnya. Gejala lain juga mungkin akan muncul termasuk kelelahan, sembelit, diare, kembung atau mual terutama selama periode menstruasi.
Endometriosis kadang disalahartikan sebagai kondisi lain yang menyebabkan nyeri panggul seperti penyakit radang panggul atau kista ovarium.
Rasa sakitnya juga kerap membingungkan karena mirip dengan sindrom iritasi usus besar, sebuah kondisi yang menyebabkan diare, sembelit dan kram perut. Sindrom iritasi usus besar juga bisa menyertai endometriosis sehingga membuat diagnosis jadi lebih sulit.
Endometriosis Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Endometriosis terbagi ke dalam 3 tahapan berdasarkan tingkat keparahannya sebagai berikut:
- Tahap 1. Pada tingkat ini sel endometrium yang tumbuh di luar rahim masih sedikit dan ukurannya kecil. Biasanya, diagnosis akan sulit dilakukan karena masih terisolasi
- Tahap 2. Di tingkat ini, endometriosis mulai lengket dengan ukuran sedang dan menonjol. Diagnosis sudah lebih mudah dilakukan dengan metode laparoskopi yang direkomendasikan (tingkat akurasinya mencapai 90%)
- Tahap 3. Di tingkat akhir ini, endometriosis bisa berukuran besar dan menyebar ke organ lain dan menyebabkan perlengketan. Di tahap ini, penanganan menjadi lebih sulit.
Tingkat keparahan rasa sakit yang kamu alami mungkin bukan indikator yang pasti untuk mengetahui seberapa parah kondisi yang kamu alami. Kamu bisa mengalami endometriosis ringan dengan rasa sakit yang parah. Sebaliknya, kamu juga bisa mengalami endometriosis tingkat lanjut dengan sedikit atau tanpa rasa sakit.
Siapa yang Berisiko Mengidap Endometriosis?
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang memiliki risiko lebih besar untuk terkena endometriosis seperti:
- Belum pernah melahirkan
- Mengalami menstruasi di usia dini
- Mengalami menopause di usia yang lebih tua
- Memiliki siklus menstruasi yang lebih pendek (misalnya kurang dari 27 hari)
- Mengalami periode menstruasi yang berat yang berlangsung lebih dari 7 hari
- Memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi
- Indeks atau masa tubuh yang rendah
- Memiliki satu atau lebih kerabat yang mengalami endometriosis
- Memiliki kondisi medis yang mencegah keluarnya darah dari tubuh selama periode menstruasi
- Memiliki gangguan pada saluran reproduksi.
Endometriosis biasanya berkembang beberapa tahun setelah menstruasi pertama. Tanda dan gejala endometriosis bisa membaik sementara waktu selama kehamilan dan bisa hilang dengan menopause.
Bagaimana Cara Mendiagnosis Endometriosis?
Tidak semua nyeri haid dihubungkan dengan endometriosis. Untuk memastikan kondisi yang kamu alami, dokter akan melakukan sejumlah langkah diagnosis.
- Laparoskopi. Dalam prosedur ini dokter akan membuat sayatan kecil di perut dan memasukkan selang tipis dengan lampu dan kamera. Ini memungkinkan dokter melihat jaringan dalam dan sekitar rahim dan memeriksa tanda-tanda pertumbuhan jaringan endometrium
- Biopsi. Jika dokter menemukan adanya jaringan yang mencurigakan, dokter akan menggunakan alat kecil untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dan memeriksanya di laboratorium. Prosedur ini disebut biopsy
- MRI (Magnetic Resonance Imaging). MRI adalah pemeriksaan yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar detail terkait organ dan jaringan yang ada dalam tubuh. MRI akan memberikan informasi terperinci pada dokter bedah tentang lokasi dan ukuran implan endometrium.
Apakah Wanita dengan Endometriosis Bisa Hamil?
Masih ada kemungkinan untuk bisa hamil dengan terapi hormon, atau obat kesuburan, sesuai anjuran dokter. Bahkan dengan kondisi endometriosis yang parah, kehamilan yang alami masih mungkin terjadi. Diperkirakan, sebanyak 60 – 70% penderita endometriosis dapat hamil secara alami.
Jika kamu divonis mengalami endometriosis, tidak perlu khawatir. Dengan penanganan yang tepat, kamu masih bisa sembuh dan menjalani kehamilan yang normal untuk mendapatkan keturunan.