Probiotik Sebelum Transfer Embrio: Apakah Bisa Meningkatkan Keberhasilan Kehamilan?

Penanganan infertilitas terus mengalami perkembangan pesat. Salah satu pendekatan yang kini mulai menarik perhatian adalah penggunaan probiotik vagina sebelum prosedur transfer embrio (ET/embrio transfer). Probiotik diyakini mampu memperbaiki keseimbangan mikrobiota di area vagina, yang mungkin berdampak positif terhadap keberhasilan implantasi embrio. Tapi, seberapa besar dampaknya terhadap peluang kehamilan? MDG akan membahas lebih lanjut, baca sampai akhir ya!

Apa Peran Probiotik dalam Program Kehamilan?

Probiotik dikenal sebagai bakteri “baik” yang bisa memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh, termasuk dalam kesehatan reproduksi. Salah satu jenis probiotik yang penting adalah Lactobacillus, yaitu bakteri yang secara alami hidup di vagina dan rongga rahim (endometrium).

Nah, Lactobacillus ini tidak sekadar “numpang lewat”. Ia bekerja menjaga keseimbangan lingkungan di area kewanitaan dengan memproduksi zat seperti asam laktat, hidrogen peroksida, dan bakteriosin. Zat-zat ini membantu menjaga pH vagina tetap rendah (kurang dari 4,5), sehingga menghambat pertumbuhan kuman jahat. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi rahim dan vagina yang didominasi oleh Lactobacillus berhubungan dengan tingkat keberhasilan kehamilan yang lebih tinggi, terutama pada program bayi tabung (IVF). 

Sebaliknya, jika mikrobioma di rahim didominasi oleh bakteri lain yang tidak menguntungkan, peluang kehamilan cenderung lebih rendah, bahkan bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur. Bahkan Salah satu studi menunjukkan bahwa setelah enam bulan konsumsi probiotik oral tertentu (Ligilactobacillus salivarius), sekitar 56% wanita dengan masalah kesuburan akhirnya bisa hamil. 

Apakah Probiotik Bisa Benar-benar Membantu Implantasi?

Para peneliti menduga bahwa suplementasi probiotik bisa membantu keberhasilan implantasi yaitu proses menempelnya embrio di dinding rahim. Tapi agar efeknya terasa, durasi pemberiannya juga penting. Beberapa studi menyarankan minimal enam hari pemberian probiotik vagina untuk memberi waktu bakteri baik menetap dan bekerja, bahkan bisa berpindah ke rahim.

Namun, jika hanya diberikan selama tiga hari belum tentu memberikan efek apa-apa. Selain itu, prosedur lain dalam siklus IVF seperti pencucian vagina dengan cairan garam atau stimulasi hormon juga bisa memengaruhi keseimbangan bakteri baik, bahkan mungkin mengganggu lingkungan rahim yang sudah optimal.

Meski demikian tentu saja sister dan paksu harus berkonsultasi dengan dokter dan disesuaikan dengan kebutuhan. Karena pendekatan terapi probiotik yang dipersonalisasi bisa menjadi strategi baru yang menjanjikan dalam meningkatkan keberhasilan program bayi tabung. Untuk informasi menarik lainnya follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi