Rahim Kelebihan Cairan Bisa Bikin Embrio Gagal Nempel, Sister!

 

Sister, kadang kita terlalu fokus ke telur dan sperma padahal lingkungan tempat embrio nempel itu sama pentingnya. Endometrial cavity fluid (ECF) atau cairan berlebih di rongga rahim adalah gangguan yang bisa menghalangi implantasi, baik pada program IVF maupun kehamilan alami.

Definisi & penyebab ECF

ECF sendiri merupakan akumulasi cairan dalam rongga endometrium. Penyebab umum:

  • Hydrosalpinx (tuba falopi berisi cairan yang bocor ke rahim karena sumbatan/pasca-infeksi).
  • Peradangan/infeksi endometrium (chronic endometritis) → produksi cairan abnormal.
  • Gangguan hormon atau respon endometrium yang abnormal.
  • Adhesi atau kelainan anatomi serviks.

Efek Endometrial Cavity Fluid (ECF) terhadap Hasil IVF/ICSI

Dalam sebuah studi retrospektif besar yang menggunakan metode propensity score matching, peneliti membandingkan hasil program IVF/ICSI antara dua kelompok pasien mereka yang mengalami endometrial cavity fluid (ECF) dan yang tidak.

Hasilnya menunjukkan bahwa keberadaan ECF berhubungan dengan penurunan peluang keberhasilan reproduksi. Angka kehamilan klinis pada kelompok dengan ECF tercatat lebih rendah (57%) dibanding kelompok tanpa ECF (63,5%). Demikian pula, angka kelahiran hidup (live birth rate) menurun dari 55,5% menjadi 48,4%, dan tingkat implantasi embrio juga lebih rendah (40,1% vs 44,4%).

Selain itu, penelitian ini menemukan adanya peningkatan kejadian diabetes gestasional pada kelompok dengan ECF. Meski begitu, tidak terdapat perbedaan signifikan dalam hal usia kehamilan saat persalinan maupun berat lahir bayi antara kedua kelompok tersebut.

Temuan ini menegaskan bahwa keberadaan ECF dapat berdampak negatif terhadap hasil akhir program IVF/ICSI, terutama dalam hal keberhasilan implantasi dan angka kelahiran hidup, meskipun tidak selalu memengaruhi kondisi janin setelah kehamilan berhasil terbentuk.

Meski studi berfokus pada IVF, mekanisme yang merusak implantasi berlaku pada kehamilan alami juga. Mekanisme yang mungkin Pengenceran sinyal molekuler: cairan dapat mengganggu konsentrasi sitokin dan faktor adhesi yang diperlukan embrio-endometrium cross-talk. Efek mekanis: embrio dapat “terapung” atau terdorong keluar sebelum melekat. Lingkungan inflamasi: ECF yang berkaitan dengan infeksi/peradangan menciptakan milieu yang tidak mendukung implantasi.

Evaluasi & manajemen

  • Diagnostik: USG transvaginal dapat mendeteksi ECF; HSG/hysteroscopy dan kultur endometrium diperlukan untuk mengevaluasi hydrosalpinx atau chronic endometritis.
  • Intervensi medis/bedah: untuk hydrosalpinx sering direkomendasikan salpingectomy (pengangkatan tuba) sebelum embryo transfer; untuk chronic endometritis terapi antibiotik khusus dapat meningkatkan outcome implantasi.
  • Pada kehamilan alami: fokus pada diagnosis dan eliminasi sumber peradangan/infeksi; pengaturan hormonal bila perlu.

Rekomendasi praktis untuk promil alami

  • Jika mengalami kegagalan implantasi berulang atau kehamilan berulang yang gagal, minta pemeriksaan USG untuk melihat adanya ECF.
  • Cegah/atasi infeksi genital bawah: jaga kebersihan, hindari praktik yang meningkatkan risiko infeksi, konsultasi saat ada keputihan abnormal.
  • Diet anti-inflamasi (buah, sayur, omega-3), manajemen stres, dan tidur cukup untuk membantu menurunkan peradangan sistemik.
  • Diskusikan opsi medis/bedah dengan dokter jika ECF persisten (terutama jika ada riwayat tuba bermasalah).

Lingkungan rahim yang “siap tanam” sama pentingnya dengan kualitas embrio. ECF adalah faktor tersembunyi yang bisa menjelaskan kegagalan implantasi baik pada IVF maupun kehamilan alami. Diagnosis tepat dan penatalaksanaan yang sesuai meningkatkan peluang kehamilan yang bertahan.

Referensi utama

  • Zhang W-X., dkk. (2021). Endometrial cavity fluid is associated with deleterious pregnancy outcomes in patients undergoing IVF/ICSI: a retrospective cohort study. Ann Transl Med. 2021;9(4):309.