Rangkaian Proses Bayi Tabung dan Jenis Suntikan

Menjalani program bayi tabung dikenal dengan proses yang cukup panjang. Lantaran kamu harus siap dengan beberapa pengobatan yang dimasukan lewat suntikan. 

Tujuannya untuk merangsang perkembangan folikel hingga mempertahankan kehamilan setelah transfer embrio berhasil. 

Seperti yang Sister ketahui, pembuahan dalam bayi tabung dilakukan di laboratorium. Nantinya sel telur yang diambil akan dibuahi oleh sperma. Kalau terjadi pembuahan di dalam laboratorium akan dipindahkan ke dalam rahim wanita. 

Sebelum sel telur diambil untuk proses bayi tabung, biasanya dokter akan memberikan obat pembesar sel telur yang dosisnya telah disesuaikan dengan kondisi kita saat menjalani program. 

Lalu, apa saja suntikan yang dibutuhkan dalam proses bayi tabung? Berikut beberapa jenis suntikan dalam proses bayi tabung:

Mengetahui masa kesuburan

Salah satu tahapan yang perlu Sister lakukan dalam bayi tabung atau IVF adalah mengetahui masa kesuburan. Biasanya dokter akan meminta kita mengonsumsi pil kontrasepsi sebelum melakukan program ini. Tujuannya untuk meningkatkan kesuksesan program bayi tabung. Selain itu, pil kontrasepsi juga mampu menurunkan risiko sindrom hiperstimulasi dan kista ovarium. Namun, tidak semua dokter merekomendasikan hal ini, ya!

Tak hanya obat kontrasepsi, pada masa subur sebelum menstruasi dokter juga memberikan   suntikan GnRh. Contohnya seperti antagonis GnRH atau Ganirelix, lalu agonis GnRH (Lupron). 

Bukan tanpa alasan, pemberian suntikan ini memungkinkan dokter untuk mengontrol penuh siklus masa subur atau ovulasi Sister saat memulai program bayi tabung. 

Pemantauan Ovarium

Tahap bayi tabung berikutnya adalah stimulasi atau pemantauan ovarium. Pada siklus ovulasi normal, biasanya ovarium hanya akan memproduksi satu sel telur saja. Namun saat menjalani program IVF, Sister akan menggunakan obat stimulasi ovarium selama 8-14 hari. Obat ini bertujuan untuk mendorong folikel di dalam ovarium dan memproduksi sel telur lebih banyak lagi. 

Untuk memberikan stimulasi ovarium pada program IVF, dokter akan mengajarkan Sister cara menyuntikan obat agar bisa kamu lakukan sendiri di rumah. Dosis dan waktu suntikan ini biasanya tergantung dari aturan pengobatan. Namun, biasanya dokter akan meminta pasien untuk menyuntikkan 1-4 obat tiap hari selama 7-10 hari. 

Bagi Sister yang belum tahu, stimulasi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah telur yang akan diproduksi oleh ovarium. Umumnya, semakin banyak telur yang bisa diambil oleh dokter, semakin besar juga kesempatan kamu untuk hamil. 

Pemantauan Telur dalam Ovarium

Sebelum dilakukan pengambilan sel telur, biasanya dokter terus melakukan pemantauan  telur di dalam ovarium. Makanya, dokter akan menyuntikan human chorionic gonadotropin (hCG) untuk mempercepat pematangan oosit. 

Sekedar informasi, biasanya penyuntikan hCg dilakukan ketika empat atau lebih folikel sudah berukuran 18-20 mm, dan kadar estradiol Sister sudah melebihi 2000 pg/ml. Umumnya, pemberian suntikan hormon ini dilakukan sebanyak satu kali dan harus kamu lakukan di waktu yang tepat. 

Kalau terlalu cepat, biasanya telur tidak cukup matang. Sebaliknya, kalau terlalu lama telur tidak bisa berbuah dengan baik lagi. Makanya, dokter akan melakukan USG untuk mengecek kapan waktu yang tepat untuk melakukan penyuntikan.

Pengambilan Sel Telur

Tahap bayi tabung berikutnya adalah pengambilan sel telur. Proses ini biasanya dilakukan setelah 34-36 jam Sister menerima suntikan hCG dari dokter. Untuk meredakan sakit pada proses pengambilan sel telur, biasanya Sister akan menerima suntikan anestesi. Karena pengambilan sel telur ini menggunakan metode USG transvaginal. 

Dalam proses USG, dokter akan memasukan alat ke dalam vagina kamu untuk mengidentifikasi folikel. Berikutnya, oosit akan dibawa ke dalam laboratorium embriologi untuk dipertemukan dengan sperma agar bisa dibuahi. 

Pengambilan cairan sperma

Proses bayi tabung berikutnya adalah pengambilan cairan sperma untuk membuahi sel telur. Biasanya, dokter akan meminta sampel air mani dari proses mastubarsi. Kalau tidak memungkinkan, biasanya dokter akan melakukan operasi untuk mendapatkan cairan sperma langsung dari testis. Berikutnya, sampel sperma akan dipertemukan dengan sel telur.

Pembuahan telur

Tahap berikutnya dalam bayi tabung adalah pembuahan telur. Pada tahap ini sekitar 10 ribu sperma dan sel telur ditempatkan dalam wadah khusus yang akan melalui proses inkubasi di laboratorium. Dalam waktu 12 sampai 24 jam diharapkan sudah terjadi pembuahan oleh sperma dengan sel telur.

Namun, jika kualitas sperma terlalu rendah dan menghambat pembuahan, biasanya dokter akan menyuntikan sperma langsung ke telur yang matang. 

Pemindahan embrio ke rahim

Setelah terjadi pembuahan berikutnya dokter akan melakukan pemindahan embrio ke dalam rahim wanita. Namun, dokter akan menyimpan embrio ke tempat khusus selama 3-5 hari sebelum memindahkan ke rahim Sister

Sembari menunggu pemindahan embrio, Sister akan menerima suntikan hormon progesteron untuk mempersiapkan dinding rahim. Pada hari ke lima, tepatnya ketika embrio sudah terbentuk rongga kecil, dokter akan memindahkan embrio ke dalam rahim. Harapannya agar embrio bisa menjadi janin.