
Reactive Oxygen Species (ROS) adalah molekul yang sangat reaktif yang terbentuk selama proses metabolisme seluler, terutama dalam mitokondria. Meskipun ROS memiliki peran penting dalam berbagai proses fisiologis, ketidakseimbangan antara ROS dan antioksidan dapat menyebabkan banyak kasus infertilitas, terutama pada sperma pria. Untuk itu MDG akan membahas bagaimana ROS dapat mempengaruhi infertilitas pada pria, baca sampai habis ya!
Hubungan ROS dengan Fertilitas Pria
Hampir setiap ejakulasi manusia dianggap terkontaminasi dengan sumber -sumber potensial ROS. Semen manusia diketahui mengandung berbagai jenis sel seperti spermatozoa dewasa dan tidak matang, sel bundar dari berbagai tahap spermatogenesis, leukosit, dan sel epitel. Dari jenis sel yang berbeda ini, leukosit dan spermatozoa telah terbukti menjadi dua sumber utama ROS.
Melalui 4 Spesies nitrogen reaktif (nitro oksida nitonya nitrous , peroxynitrite, ion nitroxyl dll) yang merupakan radikal nitrogen bebas ia juga hadir sebagai subkelas ROS. Hal ini telah terbukti memiliki efek merugikan pada fungsi sperma normal yang menghambat motilitas dan kompetensi sperma untuk zona binding.
Tetesan sitoplasma (kelebihan sitoplasma residual) menyebabkan kualitas sperma yang buruk dan peningkatan generasi ROS. Struktur ini, yang merupakan hasil dari spermatogenesis yang rusak adalah sumber utama ROS. Studi menunjukkan bahwa retensi sitoplasma residual oleh spermatozoa berkorelasi positif dengan generasi ROS melalui mekanisme yang dapat dimediasi oleh enzim sitosolik glukosa fosfat dehydrogenase.
Dapat dilihat ternyata Spesies Oksigen Reaktif (ROS) turut menyebabkan infertilitas pada pria. Dimana ia dapat merusak membran dan DNA sperma. Kerusakan ini dapat menyebabkan penurunan motilitas sperma, reaksi akrosom yang tidak sempurna, dan hilangnya kesuburan.
Ketahui 2 Faktor Eksentrik dan Intrinsik pada penyebab ROS
Pada faktor eksentrik diantaranya adalah, paparan industri, merupakan penyebab peningkatan produksi ROS dan kerusakan DNA sperma. Paparan logam berat (misalnya, kadmium, timbal, besi, dan tembaga), pestisida, ftalat, dan polusi dapat menyebabkan kerusakan sperma.
Selain itu juga Merokok dikaitkan dengan penurunan signifikan dalam kepadatan sperma, jumlah sperma total, motilitas sperma, dan morfologi sperma dan meminum alkohol. Sedangkan pada faktor intrinsik Leukosit spermatik adalah sumber intrinsik ROS dimana menghasilkan hingga 1000 kali lipat lebih banyak ROS daripada metabolisme aerobik. Selain itu juga ROS lebih tinggi pada pasien dengan male accessory gland infections (MAGI) termasuk uretra, prostat, vesikula seminalis, duktus deferen, kelenjar Cowper, epididimis, atau testis.
Setelah memahami pemaparan tersebut, sister dan paksu jadi semakin mengetahui bahwa Reactive Oxygen Species (ROS) memiliki dampak signifikan terhadap kualitas sperma pria. Kadar ROS yang tinggi berkaitan erat dengan penurunan motilitas, vitalitas, serta kerusakan DNA spermatozoa. Oleh karena itu, penting bagi sister untuk mengingatkan paksu untuk menjaga keseimbangan melalui gaya hidup sehat serta asupan nutrisi yang tepat. Informasi menarik lainnya bisa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2090598X17301316
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1600-0897.2007.00559.x