Recap Sesi 07 with dr. M. Aerul Chakra Alibasya, SpOG., Subsp F.E.R “Mengelola Endometriosis & AMH Rendah Harapan Tetap Ada”

Banyak perempuan merasa putus asa ketika mendengar diagnosis endometriosis ditambah dengan angka AMH rendah. Dua kondisi ini sering dianggap sebagai “jalan buntu” dalam program hamil, sehingga IVF (bayi tabung) dipandang sebagai satu-satunya solusi.

Tapi benarkah begitu? Dalam sesi terakhir bersama dr. M. Aerul Chakra Alibasya, SpOG., Subsp F.E.R, dibahas tuntas bahwa masih ada harapan lain bagi pasangan dengan kondisi ini.

Salah satu peserta Menuju Dua Garis Bertanya,

“Dok, saya 29 tahun dengan endometriosis dan AMH 0,59. Suami saya 31 tahun, kualitas spermanya kurang tapi sedang diperbaiki. Apakah kami masih bisa promil alami atau inseminasi, atau harus langsung IVF?”

Pertanyaan ini sering muncul di ruang konsultasi, dan mewakili banyak pasangan yang merasa peluangnya kecil.

Menurut dr. Aerul, tidak semua kasus endometriosis harus langsung IVF. Ada beberapa hal penting yang perlu dilihat lebih dulu:

  • Derajat endometriosis – Diagnosis lengkap dengan ultrasonografi penting untuk menentukan tingkat keparahan.
  • Jenis endometriosis – Tidak selalu berupa kista. Bisa berupa superfisial, adenomiosis, atau bentuk lain yang tetap memungkinkan peluang hamil alami.
  • Kondisi tuba & sperma – Jika saluran tuba tidak tersumbat dan kualitas sperma memadai, peluang promil alami maupun inseminasi masih terbuka.

Bagaimana dengan AMH Rendah?

AMH (Anti-Müllerian Hormone) sering membuat pasien khawatir, terutama jika nilainya rendah seperti 0,59.

dr. Aerul menekankan bahwa:

  • AMH hanya berbicara tentang jumlah sel telur (quantity), bukan kualitas.
  • Banyak penelitian menunjukkan bahwa meski jumlah sel telur sedikit, kemampuan sel telur untuk menjadi embrio sehat tidak berkurang.
  • Faktor yang lebih menentukan adalah usia. Pada usia 29 tahun, peluang keberhasilan kehamilan masih cukup baik, meskipun AMH rendah.

Harapan Tetap Ada

Kesimpulannya, endometriosis dan AMH rendah memang menantang, tetapi bukan berarti menutup semua jalan. IVF memang bisa menjadi opsi, tapi bukan satu-satunya. Dengan diagnosis yang tepat, pemeriksaan menyeluruh, serta memperhatikan faktor usia, promil alami dan inseminasi tetap mungkin dilakukan.

Jadi, sister, jangan menyerah dulu. Setiap tubuh punya jalannya sendiri, dan selalu ada harapan di balik angka dan diagnosis medis.