Sister, Paksu, Yuk Kenali Dampak Kelebihan Zat Besi pada Kesuburan!

 

Sister dan paksu pasti sudah tahu bahwa beberapa asupan seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan kandungan lainnya sangat penting untuk dicukupi. Salah satu yang tidak dapat dilupakan adalah zat besi. Seseorang yang mengalami kekurangan zat besi dapat terserang anemia, sehingga tubuhnya sering merasa lemas. Meski begitu, kelebihan zat besi di dalam tubuh juga tidak baik untuk kesehatan, lho.

Tapi pernah ngga sister dengar tentang hemoglobinopati? Ini adalah gangguan darah yang bisa mempengaruhi banyak aspek kesehatan, termasuk sistem endokrin dan, tentu saja, kesuburan! Salah satu efek yang sering terjadi adalah kelebihan zat besi dalam tubuh, yang bisa mengganggu fungsi organ vital, termasuk ovarium dan testis. Nah MDG akan membahas lebih lanjut terutama dalam konteks infertilitas atau kesuburan, baca sampai habis ya!

Mengapa terjadi Kelebihan Zat Besi

Pertama yang paling rentang mengalami ini adalah faktor keluarga atau gen, keluarga yang memiliki sejarah kelebihan zat besi akan semakin mudah terserang. Selanjutnya adalah Faktor keturunan atau ras tertentu juga dapat meningkatkan risiko untuk mengalami kelebihan zat besi. Contohnya, orang keturunan Eropa Utara juga lebih rentan terhadap hemokromatosis herediter dibandingkan orang-orang dengan etnis lainnya. Terakhir adalah kelebihan zat besi ini bisa berdampak pada pria yang mungkin untuk mengembangkan tanda dan gejala dari kelebihan zat besi dibandingkan wanita. Pasalnya, wanita rutin kehilangan zat besi melalui menstruasi dan kehamilan, sehingga cenderung menyimpan lebih sedikit mineral dibandingkan pria

Kelebihan Zat besi dan Fungsi Reproduksi

Jadi, gimana caranya kita bisa tahu apakah fungsi reproduksi terpengaruh? Ada beberapa modalitas penilaian yang bisa digunakan untuk mengukur fungsi ovarium dan testis. Ini penting banget buat sister yang sedang merencanakan kehamilan atau paksu yang ingin memastikan kualitas sperma tetap optimal.

Pilihan Manajemen untuk Mengatasi Hipogonadisme Hipogonadotropik Kalau kadar zat besi dalam tubuh sudah berlebihan dan menyebabkan gangguan hormonal, ada beberapa pilihan manajemen yang bisa dilakukan:

  1. Terapi kelasi sejak usia dini – Ini bertujuan untuk mengurangi kadar zat besi dalam tubuh supaya nggak sampai merusak fungsi organ penting.
  2. Gonadotropin menopause manusia (hMG) – Terapi ini bisa membantu menginduksi ovulasi pada sister dan meningkatkan produksi sperma pada paksu.
  3. Donasi sel telur, sperma, atau embrio – Kalau terapi hormonal nggak memberikan hasil yang optimal, opsi ini bisa jadi alternatif bagi pasangan yang ingin memiliki keturunan.
  4. Kriopreservasi – Nah, ini cocok buat sister dan paksu yang ingin menyimpan sel telur atau sperma untuk program kehamilan di masa depan. Tapi perlu diingat, metode ini belum menjadi perawatan standar ya!

Yuk, Pahami dan Kelola dengan Baik! Tujuan utama dari memahami kondisi ini adalah supaya sister dan paksu bisa mendapatkan informasi yang tepat soal dampak kelebihan zat besi pada kesuburan. Dengan pengetahuan yang cukup, kita bisa mengevaluasi pilihan pengobatan terbaik dan menentukan langkah yang paling sesuai untuk menjaga kesehatan reproduksi.

Jadi, kalau sister atau paksu memiliki kondisi ini atau sekadar ingin tahu lebih dalam, jangan ragu untuk konsultasi dengan tenaga medis ya! Sehat reproduksi, sehat mental, happy life! Informasi menarik lainnya sister dan paksu juga dapat follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Supramaniam, P. R., Mittal, M., Hay, D., Narvekar, N., Lim, L. N., & Becker, C. M. (2018). Haemoglobinopathy: Considerations for reproductive health. The Obstetrician & Gynaecologist, 20(4), 253-259.
  • https://www.halodoc.com/artikel/siapa-saja-yang-rentan-alami-kelebihan-zat-besi-dalam-tubuh