
Latihan olahraga menjadi salah satu yang solusi hidup sehat bagi sebagian orang, ia kemudian menjadi gaya hidup untuk meningkatkan kesehatan secara umum dan bahkan dalam konteks fertilitas. Akan tetapi, sister dan paksu perlu tahu olahraga yang dilakukan secara tidak tepat atau berlebihan, dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. MDG pada kesempatan ini akan membahas lebih spesifik olahraga bersepeda. Baca sampai habis ya!
Bagaimana Morfologi Sperma dianggap Normal?
Morfologi sperma mengacu pada ukuran dan bentuk sperma. Idealnya, sperma akan memiliki bentuk normal yang memungkinkannya bergerak melalui saluran reproduksi dan menembus sel telur secara efektif.
Bentuk normal berarti, Kepala sperma harus berbentuk oval dengan panjang 5 hingga 6 μm dan lebar 2,5 hingga 3,5 μm. Bagian tengah atau leher harus berukuran panjang 4 hingga 5 μm. Flagel atau ekor harus berukuran panjang sekitar 50 μm. Sperma harus memiliki akrosom normal, struktur seperti tutup di atas kepala sperma. Akrosom mengandung enzim yang membantu sperma menembus sel telur. Sperma yang memiliki masalah morfologi mungkin memiliki kepala yang cacat, kepala yang terlalu besar, dua ekor, atau cacat lainnya.
Olahraga berlebih dan Dampak pada Infertilitas
Faktanya, secara umum diterima bahwa, pada atlet elit, latihan olahraga mungkin lebih merugikan daripada menguntungkan, yang memicu kerusakan multisistemik seperti otot, osteoartikular, jantung, dll. 2-6. Fungsi reproduksi telah dinilai pada atlet terkait dengan kemungkinan efek negatifnya. Karena gejala yang jelas (menarche tertunda, amenore, oligomenore), para peneliti menduga adanya hubungan antara latihan dan fungsi reproduksi pada atlet. Lebih spesifik salah satunya adalah olahraga bersepeda.
Sebuah penelitian bahkan mengaitkan olahraga yang berlebih dengan kualitas sperma, sebuah temuan dari Vaamonde dengan judul “Sperm morphology normalcy is inversely correlated to cycling kilometers in elite triathletes” menemukan bahwa volume bersepeda yang tinggi, terutama di atas 300 km/minggu, merugikan morfologi sperma, dan bahkan dapat menyebabkan gangguan serius pada kesuburan pria.
Meski demikian paksu tetap dapat melakukan aktivitas bersepeda setidaknya dengan menerapkan hal-hal berikut, pertama pilihlah sadel yang tepat dan nyaman. Sadel yang dianjurkan adalah sadel yang cukup lebar sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara bagian belakang sadel dengan ujung tulang duduk. Gunakan celana bersepeda yang memiliki bantalan (padded) sehingga dapat mengurangi benturan ke daerah testis. Ubah sedikit posisi duduk di sepeda setiap 10 menit bersepeda atau condongkan ujung sadel sedikit ke bawah sehingga penekanan pada testis berkurang. Apabila terdapat opsi dalam memilih rute, sebisa mungkin hindari rute yang melibatkan jalanan yang berbatu atau yang berpotensi menimbulkan goncangan dan hentakan antara sadel dan badan. Apabila terjadi hentakan atau goncangan di sepeda, paksu juga dapat sedikit mengangkat badan atau mengurangi tekanan badan pada sadel sehingga gaya benturan tidak sepenuhnya diteruskan.
Meskipun bersepeda bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat, tentu paksu dan sister harus menjaga keseimbangan melalui efektivitas dengan tidak berlebih melakukan olahraga terutama bersepeda. Berolahraga dengan bijak dan tidak berlebihan sangat penting untuk menjaga kualitas sperma dan kesuburan secara keseluruhan.
Referensi
- Vaamonde, D., Da Silva-Grigoletto, M. E., García-Manso, J. M., Cunha-Filho, J. S., & Vaamonde-Lemos, R. (2009). Sperm morphology normalcy is inversely correlated to cycling kilometers in elite triathletes. Revista Andaluza de Medicina del Deporte, 2(2), 43-46.
- https://www-givelegacy-com.translate.goog/resources/what-is-normal-sperm-morphology/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge#:~:text=Morfologi%20sperma%20mengacu%20pada%20ukuran,membantu%20sperma%20menembus%20sel%20telur.
- https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/perawatan-pria/apakah-bersepeda-menurunkan-kesuburan-pria