Terkena Infeksi Menular Seksual (IMS) Bisa Bikin Susah Hamil, Kok Bisa?

 

Setiap hari, lebih dari 1 juta kasus baru Infeksi Menular Seksual (IMS) tercatat di seluruh dunia pada usia 15–49 tahun (WHO). Banyak yang nggak sadar pernah terinfeksi, karena IMS seringkali datang tanpa gejala. Padahal, efek jangka panjangnya bisa serius—termasuk mengganggu kesuburan perempuan.

IMS dan Hubungannya dengan Infertilitas

Fakta ini dapat diketahui melalui hal berikut: 

  • Bahwa sekitar 1% perempuan mengalami infertilitas tuba setelah infeksi Chlamydia.
  • 6% pasangan infertil diketahui penyebabnya karena kerusakan tuba.
  • 30% infertilitas masih tergolong “unexplained” alias belum jelas penyebabnya, tapi IMS diduga ikut berperan.

Artinya, IMS bukan cuma sekadar penyakit menular, tapi bisa berdampak langsung pada peluang seorang perempuan untuk hamil.

Kenapa IMS Berbahaya untuk Kesuburan?

Beberapa infeksi menular seksual (IMS) terbukti punya dampak besar terhadap kesuburan. Chlamydia trachomatis bisa naik dari serviks ke rahim dan tuba falopi, menyebabkan radang panggul (PID) yang berujung pada kerusakan atau sumbatan tuba sehingga sel telur dan sperma sulit bertemu. Herpes Simplex Virus (HSV) meski umumnya menyerang area genital luar, juga dikaitkan dengan endometritis dan sumbatan tuba yang meningkatkan risiko kehamilan ektopik. 

Sementara itu, Human Papillomavirus (HPV) tak hanya menimbulkan masalah di leher rahim, tetapi juga dapat memengaruhi fungsi tuba dan menurunkan keberhasilan program bayi tabung (IVF) karena kualitas embrio atau peluang implantasi terganggu. Semua ini menunjukkan bahwa IMS tidak hanya soal infeksi jangka pendek, tetapi bisa meninggalkan dampak serius pada kesehatan reproduksi jangka panjang.

Dampaknya Nggak Cuma Fisik

IMS juga berdampak pada kesehatan mental. Banyak perempuan dengan hasil positif IMS merasa cemas tentang masa depan kesuburannya. Apalagi kalau kurang informasi soal prognosis maupun langkah yang harus ditempuh. IMS bukan sekadar “penyakit menular biasa”. Dampaknya bisa panjang dan serius bagi kesehatan reproduksi. Karena itu, pencegahan, deteksi dini, dan edukasi jadi kunci utama untuk melindungi kesuburan.

IMS bukan hanya soal infeksi, tapi juga menyentuh sisi emosional. Banyak perempuan yang merasa cemas dan khawatir tentang masa depan kesuburannya setelah mendapat hasil positif IMS, apalagi jika informasi tentang langkah selanjutnya masih terbatas. Karena itu, penting banget untuk ingat: lindungi kesuburanmu sejak dini.

IMS bukan sekadar penyakit menular biasa, dampaknya bisa panjang dan serius bagi kesehatan reproduksi. Pencegahan, deteksi dini, dan edukasi adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan dan harapan masa sister dan paksu. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Kristensen, T. S., Foldager, A., Laursen, A. S. D., & Mikkelsen, E. M. (2025). Sexually transmitted infections (Chlamydia trachomatis, genital HSV, and HPV) and female fertility: A scoping review. Sexual & Reproductive Healthcare, 101067.