
Sister, kalau lagi menjalani program bayi tabung atau ingin tahu info lebih banyak mengenai ada nggak sih faktor yang mempengaruhi keberhasilannya, yuk bahas soal Hormon Pelepas Kortisol (CRH)! Kenapa membahas ini, karena hormon CRH yang digadang-gadang menjadi suksesi IVF
CRH dan Hormon dalam Cairan Folikel
CRH adalah hormon yang ditemukan dalam cairan folikel, yaitu cairan yang mengelilingi sel telur di dalam ovarium. Folikel ovarium sendiri adalah kantong kecil berisi cairan yang berfungsi sebagai tempat perkembangan sel telur. Selain itu, folikel juga menghasilkan hormon seperti estrogen dan progesteron, yang berperan dalam mengatur siklus menstruasi.
Saat seorang wanita mencapai pubertas, ia memiliki sekitar 300.000 hingga 400.000 folikel, masing-masing berpotensi melepaskan sel telur yang siap dibuahi. Jumlah dan ukuran folikel menjadi faktor penting dalam penilaian serta pengobatan gangguan kesuburan.
Lalu, bagaimana proses perkembangan folikel ini?
Setiap siklus menstruasi, beberapa folikel mulai berkembang dari ukuran awal sekitar 0,025 mm. Biasanya, seorang wanita akan mengembangkan sekitar lima hingga enam folikel dalam satu siklus. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh berbagai hormon, terutama hormon perangsang folikel (FSH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari. FSH berperan dalam mematangkan folikel serta menghambat pertumbuhan folikel yang lebih kecil, sehingga hanya folikel yang lebih kuat yang dapat berkembang dengan baik.
Seiring pertumbuhannya, folikel mulai melepaskan lebih banyak estrogen. Peningkatan kadar estrogen ini kemudian memberi sinyal kepada kelenjar pituitari untuk mengurangi produksi FSH. Akibatnya, folikel yang lebih kecil berhenti tumbuh, sementara folikel yang lebih besar dan matang terus berkembang, hingga akhirnya siap untuk melepaskan sel telur dalam proses ovulasi.
Studi terbaru menunjukkan bahwa kadar CRH dalam cairan folikel bisa berhubungan dengan peluang keberhasilan siklus perawatan reproduksi berbantuan (ART), seperti fertilisasi in vitro (IVF) dan injeksi sperma intra-sitoplasma (ICSI).
Penelitian Menarik Tentang CRH dan ART oleh Supramaniam, 2017 yang melalukan penelusuran prospektif terhadap 50 wanita yang menjalani IVF/ICSI, para peneliti menemukan bahwa kadar rata-rata CRH dalam cairan folikel adalah 173 ± 9 pg/mL. Nah, yang menarik adalah kadar CRH lebih dari 145 pg/mL ternyata berhubungan dengan keberhasilan ART yang lebih tinggi. Artinya, semakin tinggi kadar CRH dalam cairan folikel, peluang keberhasilannya juga lebih besar!
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Studi ini jadi pengingat kalau hormon dalam cairan folikel bisa berperan dalam menentukan keberhasilan ART. Meskipun masih butuh penelitian lebih lanjut, temuan ini bisa membuka wawasan baru tentang bagaimana kita bisa meningkatkan peluang keberhasilan bayi tabung di masa depan.
Kalau sister lagi menjalani program IVF atau ICSI, memahami faktor-faktor seperti kadar CRH dalam cairan folikel bisa membantu untuk lebih siap menghadapi prosesnya. Tapi jangan khawatir, faktor kesuksesan ART itu banyak banget, jadi tetap konsultasi dengan dokter dan jangan lupa jaga kesehatan fisik serta mental ya! Untuk informasi menarik lainnya sister dan paksu dapat follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Lim, L. N., Supramaniam, P. R., Mittal, M., Linton, E. A., & McVeigh, E. (2017). Follicular Fluid Cortisol Releasing Hormone (CRH) Levels and Assisted Reproductive Treatment (ART) Outcomes. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 7(13), 1271.
- https://bocahindonesia.com/folikel-pada-sistem-reproduksi-wanita/
- https://www.ivi.uk/blog/what-are-ovarian-follicles/