Ternyata Asam Lemak Tak Jenuh Ganda Berperan dalam Menurunkan Risiko Depresi

 

 

Infertilitas adalah kondisi yang tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada kesehatan mental, terutama pada wanita. Ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan mencoba bisa menyebabkan tekanan psikologis yang berat. Bahkan, sekitar 31% hingga 58% wanita dengan infertilitas mengalami depresi. Durasi infertilitas yang makin lama dapat memperburuk kualitas hidup, memperparah stres, dan memperbesar risiko gangguan kesehatan mental.

Tapi apakah itu adalah akhir dari segalanya? atau adakah faktor yang dapat mengurangi rasa stress yang terjadi akibat dari infertilitas?, tentu saja dalam konteks ini, penting bagi sister dan paksu mengetahui faktor-faktor yang mungkin dapat membantu mengurangi gejala depresi pada wanita infertil. Tapi apa itu? bahasa lebih lanjut yuk!

Polyunsaturated Fatty Acids (PUFAs) dan Faktor Mengurangi Stress

Meski infertilitas memberi dampak pada mental tapi tentu saja tubuh harus diperhatikan, Salah satu faktor potensial dapat membantu adalah nutrisi, khususnya peran asam lemak tak jenuh ganda polyunsaturated fatty acids (PUFAs) seperti omega-3 dan omega-6.

PUFAs adalah jenis lemak sehat yang memiliki banyak ikatan rangkap dan berperan dalam berbagai proses biologis, termasuk regulasi peradangan. Omega-3 umumnya bersifat anti inflamasi, sedangkan omega-6 cenderung proinflamasi. Keseimbangan antara dua jenis asam lemak ini menjadi penting, karena peradangan kronis telah dikaitkan dengan depresi dan infertilitas.

Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi DHA (salah satu komponen omega-3) dapat menurunkan risiko infertilitas. Sementara itu, rasio omega-6/omega-3 yang terlalu tinggi justru dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan infertilitas.

Sister pernah dengar nggak sih, kalau asupan lemak baik bisa berpengaruh ke mood? Nah, ternyata ini juga berlaku buat sister yang sedang berjuang dengan infertilitas.

Sebuah penelitian dari NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) coba melihat apakah ada hubungan antara konsumsi PUFA (lemak tak jenuh ganda) dan gejala depresi pada wanita infertil. Mereka pakai alat yang namanya PHQ-9 buat menilai gejala depresi alat standar yang biasa dipakai dalam dunia medis.

Hasilnya? Cukup menarik, sister. Wanita yang mengonsumsi PUFA dalam jumlah sedang (bukan yang paling tinggi, tapi juga bukan yang paling rendah) justru punya risiko gejala depresi yang lebih rendah dibanding yang asupannya paling sedikit. Jadi, bisa dibilang, menjaga asupan lemak baik itu penting, bukan cuma buat kesuburan, tapi juga buat kesehatan mental.

Artinya, asupan sedang dari berbagai jenis PUFA dapat dikaitkan dengan penurunan kemungkinan mengalami gejala depresi.

Apa Artinya untuk Perawatan Sister dengan Infertilitas? keadaan tersebut menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan kaya omega-3 dan omega-6 PUFA dalam jumlah seimbang bisa menjadi bagian dari strategi untuk mendukung kesehatan mental wanita dengan infertilitas. Bukan sebagai pengganti terapi psikologis atau medis, tapi sebagai pendukung yang memperkuat pendekatan menyeluruh. Jadi sister dan paksu penting untuk mengetahui faktor.

Referensi

  • Hong, Y., Jin, X., & Shi, L. (2024). Association between polyunsaturated fatty acids and depression in women with infertility: a cross-sectional study based on the National Health and Nutrition Examination Survey. Frontiers in Psychiatry, 15, 1345815.