
Surabaya, 12 Oktober 2025 — Menuju Dua Garis bersama Thomson Fertility Centre menghadirkan talkshow edukatif bertajuk “Terobosan Baru IVF dan Endometriosis”, menghadirkan narasumber Prof. Dr. Prasanna Supramaniam, Fertility Specialist internasional yang juga terlibat dalam penyusunan Endometriosis Guideline ESHRE (European Society of Human Reproduction and Embryology) — standar perawatan endometriosis yang diakui di seluruh dunia.
Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai hubungan antara endometriosis dan kesuburan, serta bagaimana penanganan yang tepat dapat meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung (IVF).
Prof. Prasanna menjelaskan bahwa endometriosis tidak hanya menimbulkan nyeri, tetapi juga dapat menurunkan kualitas sel telur dan mempercepat penurunan cadangan ovarium, terutama pada perempuan usia reproduktif lanjut.
“Pendekatan pengobatan untuk pasien dengan endometriosis tidak bisa disamaratakan. Setiap pasien memiliki kondisi berbeda, sehingga protokol IVF dan dosis obat perlu disesuaikan secara individual,” ujar Prof. Prasanna.
Selain IVF, laparoskopi menjadi salah satu tindakan penting pada pasien dengan kista endometriosis berukuran besar (7–9 cm) atau yang mengganggu struktur reproduksi. Pada kasus tertentu, kista endometriosis juga dapat ditangani dengan metode skleroterapi etanol (pemberian cairan alkohol) untuk menghancurkan isi kista tanpa operasi besar—terutama jika kualitas sel telur perlu dipertahankan.
Dalam sesi diskusi, Prof. Prasanna juga menyoroti perbedaan mendasar antara endometriosis, mioma uteri, dan polip rahim. Perbedaan utama adalah lokasi dan dampaknya: endometriosis terjadi ketika jaringan mirip endometrium tumbuh di luar rahim (misalnya di ovarium), menyebabkan nyeri dan bisa memengaruhi kualitas sel telur; mioma uteri adalah pertumbuhan non-kanker di otot dinding rahim; dan polip rahim adalah pertumbuhan jaringan abnormal di lapisan dalam rahim (endometrium). .
Selain faktor medis, gaya hidup dan kesehatan umum juga menjadi penentu penting. Kondisi seperti berat badan berlebih, tekanan darah tinggi, stres kronis, hingga gangguan ereksi pada pria dapat memengaruhi keberhasilan program hamil.
“Pemahaman yang fasih tentang endometriosis sangat penting. Penanganan yang kurang tepat justru bisa membahayakan, baik bagi kesuburan maupun keselamatan pasien,” tambahnya.
Melalui talkshow ini, para peserta diharapkan lebih memahami bahwa penanganan endometriosis memerlukan kolaborasi antara keilmuan, ketelitian diagnosis, dan pendekatan personal.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi menujuduagaris.id atau Intagagram @menujuduagaris.id