
Bagi wanita usia 30-an ke atas yang sedang merencanakan kehamilan, penting untuk lebih mengenal kondisi rahim, termasuk kemungkinan adanya miom atau fibroid, yaitu tumor jinak yang tumbuh di otot rahim. Memahami keberadaan dan jenis miom sangat penting karena dapat memengaruhi peluang kehamilan. Pahami lebih lanjut yuk mulai dari jenis hingga penangannya!
Jenis-Jenis Mioma dan Dampaknya pada Kesuburan
Mioma dibedakan berdasarkan lokasinya di rahim, dan masing-masing memiliki dampak yang berbeda terhadap kesuburan:
- Submukosa: Tumbuh ke arah rongga rahim. Jenis ini paling sering mengganggu kesuburan karena dapat menghambat implantasi embrio.
- Intramural: Berada di tengah dinding rahim. Dampaknya terhadap kesuburan masih menjadi perdebatan, tergantung ukuran dan posisinya.
- Subserosa: Tumbuh ke arah luar rahim. Umumnya tidak mengganggu program hamil karena tidak memengaruhi rongga rahim secara langsung.
Apakah Semua Mioma Perlu Dioperasi?
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa fibroid kecil dan tanpa gejala yang tidak mengganggu rongga rahim, seperti intramural atau subserosa, umumnya tidak secara signifikan menurunkan peluang hamil. Artinya, jika kamu memiliki fibroid tipe ini, belum tentu perlu operasi dan masih bisa mencoba program hamil alami.
Sebaliknya, submukosa fibroid terbukti dapat menurunkan peluang kehamilan dan meningkatkan risiko keguguran. Namun, tindakan medis seperti histeroskopi (pengangkatan fibroid melalui rahim) telah terbukti dapat meningkatkan angka kehamilan pada kasus ini.
Hubungan Usia, Miom, dan Kesuburan
Seiring bertambahnya usia, terutama di atas 30–35 tahun, perubahan hormon estrogen dan penurunan aliran darah rahim dapat memicu pertumbuhan miom dan menurunkan kualitas endometrium
Penelitian di Indonesia juga menemukan bahwa mioma uteri paling banyak terjadi pada wanita usia di atas 30 tahun. Oleh karena itu, program hamil di usia 30+ memang memerlukan perhatian ekstra terhadap kondisi rahim.
Kabar Baik: Mioma Bukan Akhir dari Segalanya
Jika fibroid tidak mengganggu rongga rahim, dokter biasanya hanya akan melakukan observasi sambil membantu mengoptimalkan kesehatan rahim dan hormon. Bila diperlukan, terdapat banyak opsi medis yang aman dan telah terbukti meningkatkan peluang kehamilan, seperti histeroskopi atau tindakan lain yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Tips untuk Sister yang Sedang Promil dan Punya Fibroid
- Jangan panik! Kenali dulu jenis dan lokasi fibroid.
- Diskusikan dengan dokter mengenai opsi terbaik, baik observasi maupun tindakan medis.
- Fokus pada optimasi kesehatan rahim dan hormon.
- Ikuti edukasi atau webinar untuk menambah wawasan seputar kesehatan rahim dan peluang kehamilan.
Bagaimana sudah lebih paham bukan? yang terpenting disini adalah kalian harus mengetahui keadaan mioma agar dapat segera diketahui bagaimana penanganannya, informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Freytag, D., Günther, V., Maass, N., & Alkatout, I. (2021). Uterine fibroids and infertility. Diagnostics, 11(8), 1455.
- Bonanni, V., Reschini, M., La Vecchia, I., Castiglioni, M., Muzii, L., Vercellini, P., & Somigliana, E. (2023). The impact of small and asymptomatic intramural and subserosal fibroids on female fertility: a case–control study. Human Reproduction Open, 2023(1), hoac056.
- Meilani, N. S., Mansoer, F. A. F., Nur, I. M., Argadireja, D. S., & Widjajanegara, H. (2017). Hubungan usia dan paritas dengan kejadian mioma uteri di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS), Universitas Islam Bandung.