Sexually Transmitted Infections (STIs) merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, tetapi memiliki dampak yang luas terhadap kesehatan reproduksi, termasuk fertilitas. Dalam artikel ini, MDG akan membahas hubungan antara STIs dan fertilitas, serta bagaimana mekanisme yang mendasari dampak tersebut.
Memahami apa itu STIs
Menurut data terbaru terdapat lebih dari 30 jenis bakteri, virus, dan parasit yang dapat ditularkan melalui kontak seksual. Pada tahun 2020, diperkirakan ada 374 juta infeksi baru di seluruh dunia, dengan prevalensi STIs seperti klamidia dan gonore yang tinggi. Di Indonesia sendiri, prevalensi STIs mencapai 6% pada tahun 2022.
Salah satu infeksi yang berhubungan dengan fertilitas adalah Klamidia, dimana ia bisa sebagai penyebab utama infertilitas wanita, klamidia dapat menyebabkan penyakit radang panggul atau PID, jika tidak diobati perempuan dengan riwayat infeksi klamidia memiliki tingkat kehamilan spontan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak terinfeksi.
Infeksi lainnya yang berhubungan dengan fertilitas adalah gonore, seperti klamidia gonore juga dapat menyebabkan PID. Selain itu, infeksi ini dapat merusak epididimis pada pria, dan bahkan mengganggu transportasi sperma. Yang terakhir adalah mycoplasma genitalium, Meskipun sering asimptomatik, infeksi ini dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada organ reproduksi. Kemudian kira-kira apa yang dapat dilakukan agar terhindar dari virus tersebut?
Upaya Pencegahan dan Deteksi Dini
Deteksi dini dan pengobatan STIs sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap fertilitas. Beberapa langkah pencegahan meliputi:
- Pemeriksaan rutin, melakukan tes STI secara rutin bagi individu yang aktif secara seksual dapat membantu mendeteksi infeksi lebih awal.
- Edukasi kesehatan seksual, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran mengenai risiko STIs dan pentingnya penggunaan alat pelindung seperti kondom yang dapat mengurangi penyebaran infeksi.
- Akses ke perawatan kesehatan, dengan memastikan akses mudah ke layanan kesehatan untuk diagnosis dan pengobatan STIs adalah kunci untuk mengurangi dampaknya terhadap fertilitas.
STIs memiliki dampak signifikan terhadap fertilitas baik pada pria maupun wanita. Dengan memahami hubungan ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, sister dapat mengurangi risiko infertilitas terkait STIs. Untuk informasi menarik lainnya ada di Instagram @menujuduagris.id jangan lupa untuk follow ya!
Referensi
- https://journal.fikes-umw.ac.id/index.php/mjph/article/view/311
- https://www.yourfertility.org.au/everyone/health-medical/sexually-transmitted-infections-stis
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5193130/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8634744/
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sexually-transmitted-infections-(stis)
- https://www.mdpi.com/1422-0067/22/4/2170
- https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/sexually-transmitted-diseases
- https://www.researchgate.net/publication/375121945_The_Impact_of_Sexually_Transmitted_Infections_on_Male_and_Female_Infertility_Literature_Review