Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Smartphone di kantong celana, laptop di pangkuan, bahkan Wi-Fi 24 jam menyala di rumah semua itu sudah jadi bagian dari gaya hidup modern. Tapi, pernah nggak sih kamu dengar kalau radiasi dari gadget bisa menurunkan jumlah sperma?
Isu ini sering muncul di tengah kekhawatiran soal kesuburan pria, apalagi di era digital seperti sekarang. Tapi, benarkah paparan gelombang elektromagnetik dari gadget bisa berdampak langsung pada sperm count? Atau ini cuma mitos yang belum terbukti secara ilmiah?
Yuk, kita bahas faktanya berdasarkan bukti riset terbaru.
Radiasi Non-Ionisasi: Tidak Terlihat, Tapi Bisa Berdampak
Gadget seperti ponsel, laptop, dan Wi-Fi memancarkan radiasi non-ionisasi, yaitu jenis radiasi yang tidak merusak DNA secara langsung. Tapi meskipun energinya rendah, paparan terus-menerus dari alat-alat ini tetap bisa memicu gangguan pada sistem reproduksi pria terutama jika diletakkan terlalu dekat dengan area sensitif, seperti organ reproduksi.
Ponsel sendiri menjadi salah satu sumber radiasi non-ionisasi yang paling sering menemani kita sehari-hari. Sayangnya, kedekatan ini justru bisa menjadi masalah. Banyak studi menemukan bahwa kebiasaan menyimpan ponsel di saku celana atau meletakkannya dekat tubuh dalam waktu lama bisa berdampak pada kualitas sperma.
Radiasi dan Kualitas Sperma
Paparan radiasi dari gadget diketahui bisa mengganggu berbagai aspek penting dari sperma. Mulai dari pergerakannya yang jadi lambat, jumlahnya yang menurun, hingga bentuknya yang tidak normal. Selain itu, paparan ini juga bisa memicu stres oksidatif dan perubahan hormon dua hal yang berpengaruh besar terhadap kesuburan pria.
Dengan banyaknya temuan yang menunjukkan kaitan antara paparan radiasi dan penurunan kualitas sperma, bisa dibilang isu ini bukan lagi mitos. Memang belum semua detailnya benar-benar dipahami, tapi bukti yang ada sudah cukup untuk membuat kita lebih waspada, apalagi kalau sedang berusaha memiliki anak.
Tips Mengurangi Paparan
Menghindari gadget sepenuhnya tentu nggak realistis. Tapi ada beberapa langkah kecil yang bisa kamu lakukan, seperti menjauhkan ponsel dari area sensitif, tidak menaruh laptop langsung di pangkuan, dan mengaktifkan mode pesawat saat tidur. Hal-hal sederhana seperti ini bisa jadi upaya preventif yang berarti untuk menjaga kesehatan reproduksi.
Referensi
- Negi, P., & Singh, R. (2021). Association between reproductive health and nonionizing radiation exposure. Electromagnetic biology and medicine, 40(1), 92-102.

Siapa sih yang nggak suka gorengan renyah, ayam krispi, atau camilan instan serba gurih? Rasanya bikin nagih, apalagi kalau sedang stres atau butuh comfort food. Tapi, tahukah kamu kalau kebiasaan mengonsumsi junk food bisa diam-diam mengganggu kualitas sperma?
Makanan cepat saji, minuman manis, dan makanan tinggi lemak trans memang enak di lidah, tapi efeknya bisa jadi bencana bagi kesehatan reproduksi pria. Dalam beberapa penelitian, pola makan tinggi junk food dikaitkan dengan penurunan jumlah, motilitas, bahkan bentuk sperma yang sehat.
Lho, kok bisa? Yuk, kita bahas lebih lanjut bagaimana “makanan enak” ini bisa jadi musuh dalam selimut bagi kesuburan pria.
Junk Food dan Sperma
Junk food sendiri merupakan makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, tapi rendah nutrisi penting seperti protein, serat, vitamin, dan mineral. Makanan seperti sereal manis, gorengan, makanan yang dibakar terlalu lama, keripik kentang, serta roti dan kue tinggi gula dan lemak termasuk dalam kategori ini. Konsumsi junk food secara berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, seperti merusak gigi akibat interaksi gula dan bakteri di mulut, menyebabkan gangguan liver karena penumpukan lemak jenuh, serta meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan gangguan ginjal akibat tingginya kadar garam yang masuk ke tubuh.
Dalam sebuah studi dari Amerika, peneliti menganalisis pola makan para pria dan membandingkannya dengan kualitas sperma mereka. Hasilnya cukup jelas: pria yang rutin mengonsumsi makanan sehat seperti sayur, buah, dan biji-bijian cenderung punya sperma yang lebih baik. Sementara mereka yang sering makan junk food seperti kentang goreng dan makanan olahan justru menunjukkan penurunan kualitas sperma.
Lebih lanjut lagi, peneliti menemukan bahwa pola makan ini juga bisa memengaruhi epigenetik sperma yaitu ‘catatan’ genetik yang bisa memengaruhi bagaimana gen diwariskan ke generasi berikutnya. Jadi, kalau seorang pria terbiasa makan junk food, bisa saja hal ini menambah risiko anaknya kelak mengalami masalah metabolik atau penyakit kronis.
Bukan Cuma Tentang Kamu
Yang bikin merinding, dampaknya nggak berhenti di tubuh si pria. Gaya hidup dan pola makan sekarang bisa jadi faktor yang menentukan kesehatan anak di masa depan. Jadi, promil bukan cuma urusan perempuan saja. Pria juga punya peran besar dan salah satu kuncinya adalah dari apa yang mereka konsumsi setiap hari.
Kalau sister dan paksu sedang dalam perjalanan menuju dua garis, mulailah dari hal kecil salah satunya adalah isi piringmu. Kurangi makanan cepat saji, perbanyak buah dan sayur, dan ingat kesuburan itu kerja sama dua orang, bukan satu pihak saja. Informasi menarik lainnya follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Soubry, A., Murphy, S. K., Vansant, G., He, Y., Price, T. M., & Hoyo, C. (2021). Opposing epigenetic signatures in human sperm by intake of fast food versus healthy food. Frontiers in endocrinology, 12, 625204.
- https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-junk-food

Obesitas sering dibicarakan dalam konteks penyakit jantung, diabetes, atau tekanan darah tinggi. Tapi tahukah sister dan paksu kalau kelebihan berat badan juga bisa berdampak langsung pada kesuburan terutama pada pria.
Bahkan sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa lemak tubuh berlebih bisa merusak mesin energi dalam sperma, membuat sperma lemah dan kurang mampu membuahi. Yuk pahami lebih lanjut!
Lemak dan Kesuburan: Apa Hubungannya?
Sperma butuh energi untuk bisa bergerak dan mencapai sel telur. Energi ini dihasilkan oleh mitokondria semacam “pembangkit listrik” yang ada di dalam sel sperma.
Saat tubuh mengalami obesitas, tingkat radikal bebas (ROS) dalam tubuh meningkat, dan ini memicu stres oksidatif. Masalahnya, stres ini bisa langsung menyerang mitokondria sperma.
Hasilnya?
- Mitokondria rusak
- Produksi energi menurun
- Sperma jadi lemas dan kurang bergerak
- Peluang untuk membuahi ikut menurun
Sebuah studi klinis pada pria dengan berat badan berlebih atau obesitas, para peneliti menemukan hal-hal berikut:
- Aktivitas enzim antioksidan menurun, terutama enzim SOD (superoxide dismutase) yang biasanya melindungi sperma dari kerusakan
- Tingkat ROS meningkat dalam sperma, menyebabkan stres oksidatif
- Fungsi mitokondria menurun, ditandai dengan turunnya MMP (mitochondrial membrane potential)
- Kandungan energi dalam sperma (ATP) makin rendah seiring peningkatan BMI
- Motilitas sperma pun ikut menurun, yang artinya sperma sulit bergerak optimal
Dari temuan tersebut dapat diketahui bahwa motilitas sperma adalah salah satu indikator utama dalam evaluasi kesuburan pria. Kalau sperma tidak bisa bergerak dengan baik, peluang untuk membuahi pun menurun drastis. Salah satu penyebabnya adalah obesitas bukan hanya karena hormon terganggu, tapi karena kerusakan langsung pada struktur dan fungsi sperma.
Pentingnya Menjaga Berat Badan
Berat badan ideal bukan hanya soal penampilan atau kesehatan jantung tapi juga soal masa depan reproduksi. Menjaga pola makan sehat, mengurangi konsumsi lemak berlebih, dan rutin beraktivitas fisik bisa menjadi langkah awal untuk menurunkan stres oksidatif dalam tubuh, Menjaga mitokondria sperma tetap sehat dan Meningkatkan kualitas sperma secara menyeluruh.
Karena Obesitas terbukti merusak sistem energi dalam sperma melalui peningkatan stres oksidatif dan penurunan fungsi mitokondria. Akibatnya, sperma jadi lamban, motilitas menurun, dan peluang pembuahan ikut terganggu. Kalau paksu dan sister sedang merencanakan kehamilan, perbaikan gaya hidup bisa menjadi langkah awal yang sangat berarti. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Jing, J., Peng, Y., Fan, W., Han, S., Peng, Q., Xue, C., … & Ding, Z. (2023). Obesity‐induced oxidative stress and mitochondrial dysfunction negatively affect sperm quality. FEBS Open Bio, 13(4), 763-778.

Saat program hamil belum berhasil, banyak pasangan mulai mencari suplemen untuk meningkatkan peluang kehamilan. Beberapa nama yang sering muncul adalah selenium, carnitine, dan coenzyme Q10 (CoQ10). Ketiganya dikenal sebagai antioksidan yang katanya bisa memperbaiki kualitas sperma.
Tapi, apakah benar suplemen ini bisa mempercepat kehamilan?
Beberapa studi besar pernah membahas hal ini. Peneliti mengumpulkan data dari banyak pasangan yang sedang promil, lalu membandingkan mereka yang mengonsumsi suplemen dengan yang tidak.
Hasilnya cukup menarik. Sperma jadi lebih baik, tapi belum tentu membantu hamil, Hasil menunjukkan bahwa setelah rutin minum suplemen antioksidan, kualitas sperma memang membaik. Jumlah sperma meningkat, gerakannya lebih aktif, dan bentuknya lebih normal.
Namun, ketika dilihat dari jumlah pasangan yang akhirnya berhasil hamil, angka keberhasilannya tidak jauh berbeda antara yang minum suplemen dan yang tidak.
Artinya, suplemen ini bisa membantu memperbaiki kondisi sperma, tapi belum tentu langsung berdampak pada peluang kehamilan.
Karena untuk bisa hamil, bukan cuma sperma yang harus bagus.
Ada banyak hal lain yang juga berpengaruh, seperti:
- Apakah sel telur dalam kondisi baik
- Apakah proses pembuahan berhasil
- Apakah embrio bisa menempel di rahim dengan baik
Jadi, walaupun kondisi sperma terlihat lebih baik, belum tentu semua proses selanjutnya berjalan mulus.
Apakah bisa Minum tanpa Saran Dokter?
Fakta lainnya, banyak pria membeli dan minum suplemen antioksidan karena rekomendasi dari internet atau orang sekitar, bukan karena saran dari dokter.
Padahal, belum tentu penyebab sulit hamilnya memang dari sperma. Bisa jadi penyebab utamanya ada di hal lain. Itu sebabnya, penting untuk melakukan evaluasi lebih dulu sebelum memutuskan pakai suplemen tertentu.
Karena suplemen seperti selenium, carnitine, dan CoQ10 bisa membantu memperbaiki kualitas sperma. Tapi belum ada bukti kuat bahwa suplemen ini bisa langsung memperbesar peluang kehamilan sehingga dibutuhkan konsultasi dengan dokter, kalau kamu sedang menimbang-nimbang mau konsumsi suplemen atau tidak, sebaiknya diskusikan dulu dengan dokter atau tenaga medis yang menangani program kehamilan. Karena promil yang terarah akan jauh lebih efektif daripada menebak-nebak sendiri. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
Sharma, A. P., Sharma, G., & Kumar, R. (2022). Systematic review and meta-analysis on effect of carnitine, coenzyme Q10 and selenium on pregnancy and semen parameters in couples with idiopathic male infertility. Urology, 161, 4-11.

Banyak yang berpikir, selama jumlah sperma banyak, maka peluang hamil juga tinggi. Tapi faktanya, nggak cuma soal jumlah, sister. Kemampuan sperma untuk bergerak maju dengan gesit atau dalam medis disebut dengan motilitas sperma memiliki peran besar dalam keberhasilan kehamilan baik alami maupun program hamil berbantuan (ART). Sebelum itu pahami apa itu sperma!
Pahami Pentingnya Sperma
Sperma itu sel yang sangat spesial. Ukurannya kecil, bentuknya unik, dan punya tugas berat: menyampaikan materi genetik dari ayah ke sel telur ibu.
Setelah diproduksi di testis, sperma akan mengalami proses pematangan di epididimis. Di sinilah sperma memperoleh kemampuan untuk bergerak dan membuahi sel telur. Setelah matang, sperma akan melalui saluran reproduksi wanita menuju tuba falopi—lokasi terjadinya pembuahan.
Jarak yang harus ditempuh sperma dari vagina hingga tuba falopi diperkirakan sekitar 19 cm. Sepanjang perjalanan ini, sperma menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah. Mulai dari lingkungan vagina yang bersifat asam, sistem pertahanan tubuh wanita yang dapat menyerang sel-sel asing termasuk sperma, hingga proses seleksi alami oleh tubuh wanita yang hanya memungkinkan sperma dengan kualitas terbaik untuk terus melaju menuju sel telur. Semua ini menjadi bagian dari proses alamiah yang memastikan hanya sperma yang benar-benar sehat dan tangguh yang bisa mencapai lokasi pembuahan.
Makanya, sperma harus bisa bergerak cepat dan tepat arah. Dan inilah yang disebut motilitas progresif kemampuan sperma untuk melaju lurus ke depan, bukan cuma berputar-putar di tempat.
Motilitas: Penentu Keberhasilan Pembuahan
Menurut WHO, sperma dikategorikan berdasarkan cara geraknya:
- Progresif (maju lurus)
- Non-progresif (cuma gerak-gerak di tempat)
- Immotile Gak gerak sama sekali
Kalau jumlah sperma yang progresif kurang dari 32%, maka pria tersebut masuk dalam kategori asthenozoospermia, yaitu kondisi di mana sperma kurang lincah. Ini salah satu penyebab paling umum dari infertilitas pria.
Kenapa Motilitas Bisa Menurun?
Beberapa faktor yang bisa bikin sperma tidak bagus pergerakannya diantaranya adalah karena paparan Radikal bebas dan stres oksidatif, Paparan panas berlebih (misalnya dari sauna atau laptop di pangkuan), Merokok, alkohol, dan gaya hidup tidak sehat, Infeksi atau peradangan di saluran reproduksi.
Selain itu, kondisi medis seperti varikokel atau gangguan hormonal juga bisa memengaruhi motilitas.
Kalau Motilitas Buruk, Masih Bisa Hamil?
Masih bisa, tapi peluangnya lebih kecil.
Itulah kenapa, dalam dunia medis, motilitas sperma dianggap sebagai salah satu indikator paling penting dalam menilai potensi kesuburan pria—baik untuk kehamilan alami maupun yang dibantu dengan teknologi seperti IUI atau IVF.
Bahkan di laboratorium bayi tabung, kualitas gerak sperma sangat dipertimbangkan dalam pemilihan sperma terbaik.
Apa Bisa Ditingkatkan?
Kabar baiknya, bisa banget.
Peneliti dan dokter terus mengembangkan berbagai cara untuk bantu meningkatkan motilitas sperma, seperti: Antioksidan dan suplemen tertentu (misalnya CoQ10, vitamin C & E, zinc), Obat-obatan khusus untuk kondisi tertentu, Terapi hormonal jika diperlukan dan Perbaikan gaya hidup dan pola makan.
Jadi, kalau kamu atau paksu sedang berjuang menuju dua garis, jangan cuma lihat angka jumlah sperma. Perhatikan juga kualitas geraknya. Karena percuma banyak, tapi nggak bisa sampai tujuan. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujudagaris.id
Referensi
- Dcunha, R., Hussein, R. S., Ananda, H., Kumari, S., Adiga, S. K., Kannan, N., … & Kalthur, G. (2022). Current insights and latest updates in sperm motility and associated applications in assisted reproduction. Reproductive sciences, 29(1), 7-25.

Infertilitas atau masalah kesuburan nggak cuma urusan perempuan, lho. Faktanya, sekitar separuh dari kasus pasangan yang sulit punya anak, penyebabnya datang dari pihak pria. Karena itu, banyak pria mulai mencoba berbagai cara untuk meningkatkan kualitas sperma termasuk konsumsi suplemen seperti asam folat dan zinc.
Apa sih asam folat dan zinc itu?
Asam folat (atau vitamin B9) penting banget untuk pembentukan DNA dan pertumbuhan sel, termasuk sel sperma. Zinc juga punya peran besar dalam proses produksi sperma dan bantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Karena keduanya dianggap punya efek baik, banyak suplemen untuk pria dibuat dari campuran asam folat dan zinc. Tapi, apakah hasilnya benar-benar terbukti?
Tapi… seberapa efektif sebenarnya suplemen ini?
Sebuah studi besar yang menggabungkan data dari 8 penelitian sebelumnya (dengan lebih dari 2.000 pria) mencoba menjawab pertanyaan ini. Dan hasilnya cukup menarik:
- Asam folat saja bisa membantu memperbaiki gerak sperma (motilitas)—artinya, sperma lebih lincah bergerak menuju sel telur.
- Tapi asam folat nggak terlalu berdampak pada jumlah atau bentuk sperma.
- Saat asam folat dikombinasikan dengan zinc, ternyata hasilnya tidak lebih baik. Gerak, jumlah, dan bentuk sperma nggak banyak berubah.
Ada juga data yang menunjukkan bahwa pria yang minum asam folat saja punya peluang keberhasilan program bayi tabung (IVF–ICSI) yang sedikit lebih tinggi. Tapi angka ini belum cukup kuat untuk disebut “signifikan”.
Jadi, perlu konsumsi suplemen atau nggak?
Kalau kamu atau pasangan sedang menjalani promil dan mempertimbangkan suplemen, asam folat mungkin bisa jadi pilihan untuk bantu meningkatkan kualitas sperma, terutama geraknya. Tapi penting juga untuk:
- Konsultasi dulu ke dokter sebelum mulai konsumsi
- Nggak sembarangan minum suplemen tinggi dosis
- Menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan (makan bergizi, cukup tidur, hindari rokok dan alkohol)
Karena, seampuh apa pun suplemen, hasilnya tetap tergantung kondisi tubuh masing-masing.
Kesuburan paksu terutama merupakan hal yang kompleks dan nggak selalu bisa diselesaikan hanya dengan suplemen. Tapi kalau kamu lagi ikhtiar dan ingin mencoba asam folat, bisa jadi itu langkah awal yang baik. Dan ingat, ikhtiar bersama dan komunikasi terbuka dengan pasangan juga nggak kalah penting, hal yang ga kalah penting juga adalah berkonsultasi dengan dokter! informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Li, X., Zeng, Y. M., Luo, Y. D., He, J., Luo, B. W., Lu, X. C., & Zhu, L. L. (2023). Effects of folic acid and folic acid plus zinc supplements on the sperm characteristics and pregnancy outcomes of infertile men: A systematic review and meta-analysis. Heliyon, 9(7).

Pasar suplemen untuk meningkatkan kesuburan pria semakin ramai. Mulai dari antioksidan, vitamin, hingga berbagai zat aktif lainnya ditawarkan dengan klaim mampu memperbaiki kualitas sperma. Tapi, pertanyaannya: apakah semua suplemen itu benar-benar didukung bukti ilmiah?
Fakta dan Risiko Suplemen Kesuburan Pria
Sebuah studi terbaru mengungkap fakta menarik sekaligus mengkhawatirkan tentang suplemen antioksidan yang dijual bebas untuk pria infertil. Dari hasil penelusuran di berbagai platform belanja seperti Amazon dan Google Shopping, ditemukan 34 jenis suplemen yang diklaim dapat meningkatkan kesuburan pria. Namun, ketika ditelusuri lebih lanjut, hasilnya cukup mengejutkan.
Tidak semua suplemen untuk kesuburan pria aman atau terbukti efektif. Dari 34 produk yang diteliti, hanya sebagian kecil yang pernah diuji secara ilmiah, dan lebih sedikit lagi yang memiliki hasil studi berkualitas baik. Bahkan, banyak yang belum pernah diuji sama sekali. Lebih dari itu, sebagian besar produk ternyata mengandung dosis zat aktif yang melebihi batas aman harian. Padahal, mengkonsumsi nutrisi dalam jumlah berlebihan bukan berarti lebih baik bisa jadi justru berisiko bagi kesehatan.
Ini jadi pengingat penting bahwa tidak semua suplemen di pasaran benar-benar aman atau bermanfaat. Selalu bijak sebelum membeli, dan pastikan berkonsultasi dengan tenaga medis terlebih dulu.
Penting Untuk Periksa ke Dokter
Mengapa ini menjadi penting? karena tidak dianjurkan bagi sister maupun paksu untuk sembarangan mengkonsumsi suplemen apalagi tidak teruji klinis, di lain itu sister dan paksu juga perlu mengetahui jenis suplemen apa yang sesuai? apakah kekurangan Human chorionic gonadotropin (hCG), atau Follicle-stimulating hormone (FSH) dan lain-lain.
Jadi jangan mudah mengambil keputusan, setelah tahu diantara semua produk yang menampilkan klaim yang menjanjikan, seperti “meningkatkan kualitas sperma”, “mendukung kesuburan pria”, atau “membantu kehamilan alami”. Karena tanpa data yang kuat dari uji klinis yang terpercaya, klaim semacam ini patut dipertanyakan.
Tidak Hanya Suplemen: Ini Cara Lain Tingkatkan Kesuburan Pria
Selain mengonsumsi obat kesuburan pria yang diresepkan dokter atau menggunakan suplemen, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan kesuburan serta jumlah dan kualitas sperma. Di antaranya adalah dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, menjaga berat badan ideal sesuai indeks massa tubuh, rutin berolahraga, mengelola stres dan cukup istirahat, mencegah infeksi menular seksual dengan tidak berganti pasangan, serta menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Namun perlu diingat, sebelum mengonsumsi suplemen atau obat kesuburan pria, sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter spesialis andrologi agar penanganan yang diberikan sesuai dengan penyebab masalah kesuburan yang Anda alami.
Karena meski suplemen antioksidan tampak menjanjikan, penting bagi pasangan yang sedang menjalani program kehamilan untuk lebih kritis dan tidak hanya mengandalkan iklan atau testimoni semata. Konsultasi dengan dokter tetap menjadi langkah terbaik sebelum memutuskan mengkonsumsi suplemen tertentu. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi:
- de Ligny, W. R., Fleischer, K., Grens, H., Braat, D. D., & de Bruin, J. P. (2023). The lack of evidence behind over-the-counter antioxidant supplements for male fertility patients: a scoping review. Human Reproduction Open, 2023(3), hoad020.
- https://www.alodokter.com/hati-hati-jangan-asal-pilih-obat-kesuburan-pria#:~:text=meningkatkan%20produksi%20sperma.-,Suplemen,dan%20pasak%20bumi%20(Eurycoma%20longifola)

Induksi persalinan biasanya dilakukan bila kehamilan sudah melewati waktu perkiraan lahir, air ketuban mulai menipis, atau ada kondisi medis seperti diabetes gestasional yang membutuhkan kelahiran lebih cepat. Namun, salah satu pertanyaan yang sering menggelayuti ibu hamil adalah, berapa lama waktu yang dibutuhkan dari mulai induksi sampai akhirnya bisa melahirkan? Bahas lebih lanjut yuk apa kata penelitian!
Metode Induksi dan Peran USG
Jadi ada sebuah penelitian yang mencoba memberikan jawaban dengan menggunakan USG untuk mengukur ketebalan otot rahim sebagai indikator kesiapan persalinan. Dalam studi tersebut, induksi dilakukan melalui dua tahapan: pertama pemasangan balon kateter (Foley catheter) di serviks untuk membuka rahim secara mekanik, dilanjutkan dengan infus oksitosin yang memicu kontraksi rahim. Dengan mengukur ketebalan otot rahim sebelum induksi, dokter bisa memperkirakan seberapa cepat proses persalinan akan terjadi.
Hasil menunjukkan bahwa rahim yang lebih tipis cenderung merespon induksi lebih cepat dan waktu persalinan bisa lebih singkat. Meskipun begitu, durasi persalinan akibat induksi tetap bergantung pada berbagai faktor lain. USG menjadi alat bantu yang berguna untuk menyesuaikan metode induksi supaya prosesnya lebih efektif dan meminimalkan ketidakpastian bagi ibu hamil. Tentunya keputusan terbaik tetap harus didiskusikan dengan dokter kandungan agar proses persalinan berjalan lancar dan aman
Nah, Apa Peran USG di Sini?
Biasanya USG dipakai untuk memantau janin. Tapi dokter juga mengukur ketebalan dinding otot rahim (miometrium) di lima titik, termasuk bagian atas (fundus) dan belakang rahim. Tujuannya? Untuk melihat apakah ada hubungannya dengan cepat atau lambatnya tubuh merespons induksi.
Hasilnya Gimana?
Dari 52 ibu hamil yang ikut studi ini, hampir 90% berhasil melahirkan normal. Dan yang menarik, peneliti menemukan bahwa:
Ketebalan otot rahim di bagian atas dan belakang berkaitan dengan waktu keluarnya balon induksi semakin tebal, makin cepat keluar. Tapi, ketebalan ini nggak terlalu berpengaruh ke total waktu hingga bayi lahir.
Temuan tersebut belum bisa dijadikan standar klinis, tapi cukup menjanjikan. Artinya, USG bukan cuma untuk lihat bayi, tapi juga bisa bantu dokter menilai kesiapan rahim untuk diinduksi.
Manfaatnya? adalah untuk membantu dokter merancang strategi induksi yang lebih tepat, menghindari proses induksi yang terlalu panjang dan melelahkan dan memberi harapan untuk persalinan yang lebih efisien dan aman
Jadi, kalau kamu dan sekitar kamu sedang mempertimbangkan induksi persalinan, jangan ragu buat diskusi lebih lanjut sama dokter kandungan. Siapa tahu, informasi seperti ini bisa bantu proses persalinan kamu jadi lebih nyaman dan terarah. Informasi menarik lainnya dapat sister dan paksu temukan di Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Spiegel, E., Weintraub, A. Y., Aricha-Tamir, B., Ben-Harush, Y., & Hershkovitz, R. (2021). The use of sonographic myometrial thickness measurements for the prediction of time from induction of labor to delivery. Archives of Gynecology and Obstetrics, 303(4), 891-896.