• Skip to main content
Menuju Dua Garis
  • Home
  • About Us
  • Our Story
  • Articles
  • Services
  • Kata Mereka
  • Join Us
×
  • Home
  • About Us
  • Our Story
  • Articles
  • Services
  • Kata Mereka
  • Join Us

Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Apakah PCOS Dapat Memilih Program Hamil Alami?

July 13, 2025

 

 

Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) menjadi salah satu gangguan hormon yang sering dialami perempuan usia subur. PCOS ditandai dengan ketidakseimbangan hormon, resistensi insulin, dan masalah metabolisme. Gejalanya bisa sangat mengganggu, mulai dari menstruasi tidak teratur, sulit hamil, jerawat, tumbuhnya rambut berlebih, hingga kenaikan berat badan.

Selama ini, pengobatan PCOS biasanya menggunakan obat-obatan seperti pil KB atau insulin sensitizer. Sayangnya, obat-obatan ini kadang hanya mengatasi gejala, bukan akar masalahnya, dan bisa menimbulkan efek samping. Lalu bagaimana dengan program hamil alami? baca lebih lanjut yuk!

Program Hamil Alami Untuk PCOS

Banyak diantara sister  yang kini mulai melirik cara alami untuk mengelola PCOS. Selain minim efek samping, cara ini juga bisa membantu memperbaiki kesehatan secara menyeluruh. Berikut beberapa strategi alami yang terbukti efektif:

  1. Perubahan Pola Makan

Mengatur pola makan adalah kunci utama. Diet rendah gula dan tinggi serat, seperti pola makan Mediterania atau DASH, terbukti membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi peradangan. Pilih makanan utuh, perbanyak sayuran, buah, biji-bijian, dan kurangi makanan olahan.

  1. Aktif Bergerak

Olahraga rutin, baik kardio maupun latihan kekuatan, sangat baik untuk PCOS. Aktivitas fisik membantu menyeimbangkan hormon, menurunkan berat badan, dan memperbaiki siklus haid. Tidak perlu ekstrem, cukup jalan kaki cepat, yoga, atau bersepeda secara teratur.

  1. Herbal dan Suplemen

Beberapa herbal seperti inositol, teh spearmint, dan kayu manis mulai populer karena manfaatnya dalam membantu menyeimbangkan hormon dan metabolisme. Namun, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya, ya!

  1. Perbaiki Gaya Hidup

Jangan remehkan pentingnya tidur cukup dan manajemen stres. Tidur berkualitas dan pikiran tenang turut membantu menstabilkan hormon. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi atau journaling untuk mengurangi stres sehari-hari.

Pendekatan alami cenderung lebih aman dan bisa memperbaiki kondisi tubuh secara menyeluruh. Namun, hasilnya mungkin tidak instan dan butuh komitmen jangka panjang. Sementara itu, obat-obatan bisa memberikan hasil lebih cepat, tetapi seringkali hanya mengatasi gejala.

Kombinasi antara pengobatan medis dan perubahan gaya hidup alami seringkali menjadi pilihan terbaik. Yang terpenting, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan strategi yang paling sesuai dengan kondisi sister

PCOS memang kompleks dan bisa sangat memengaruhi kualitas hidup. Namun, dengan pengetahuan yang tepat dan perubahan gaya hidup sehat, sister bisa lebih berdaya dalam mengelola PCOS. Yuk, mulai langkah kecil hari ini untuk tubuh yang lebih sehat dan bahagia! informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Soni, P., Jain, D., Bhatti, M., Bhatia, D., & Sharma, C. (2024). Exploring the Intricacies of Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS): A Comprehensive Review-from Prevalence to Natural Solutions. New Emirates Medical Journal, 5(1), e02506882339236.

MDG Channel Take Over: Memecah Kompleksitas Perjalanan Infertilitas

July 12, 2025

Bersama dr. M. Aerul Chakra Alibasya, SpOG., Subsp F.E.R, MIGS

Dalam sesi spesial Channel Take Over kali ini, kita kedatangan tamu istimewa, yaitu dr. M. Aerul Chakra Alibasya, SpOG., Subsp F.E.R, MIGS dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang juga mendalami bidang fertilitas dan endoskopi ginekologi.

Salah satu pertanyaan yang cukup sering diajukan oleh pejuang dua garis adalah:

“Dok, saya ada kista kanan kiri dan juga adenomiosis. Kalau dibersihkan, apakah masih bisa hamil alami, sedangkan suami saya teratozoospermia?”

Jawaban dr. Aerul:

“Kasusnya cukup kompleks, tapi tetap semangat ya!”

Menurut dr. Aerul, kista endometriosis bilateral (di kedua ovarium) yang disertai dengan adenomiosis memang memerlukan pertimbangan yang matang sebelum dilakukan tindakan operasi. Ada beberapa faktor penting yang harus diperhitungkan, antara lain:

  • Usia pasien

  • Cadangan sel telur (ovarian reserve)

  • Lokasi dan luas lesi endometriosis

Terkait kemungkinan hamil alami setelah operasi, hal ini sangat bergantung pada derajat endometriosis.
Jika derajatnya ringan hingga sedang, peluang hamil pascaoperasi masih cukup baik.
Namun, jika derajatnya berat, maka peluang hamil alami biasanya menjadi lebih kecil.

Perlu diingat, tindakan pengangkatan kista juga memiliki risiko:

  • Penurunan cadangan sel telur

  • Kemungkinan kekambuhan yang tinggi

Jika ditemukan kista di kedua ovarium dan adenomiosis secara bersamaan, kondisi ini sangat mungkin mengarah pada endometriosis derajat berat.

Apa yang Harus Dilakukan?

Dr. Aerul menyarankan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terlebih dahulu, yang meliputi:

  • Pemeriksaan cadangan sel telur

  • Penilaian lengkap kondisi endometriosis

Dari hasil evaluasi ini, barulah bisa diputuskan apakah tindakan operasi menjadi pilihan terbaik atau justru lebih disarankan langsung ke program bayi tabung (IVF).

Semua penjelasan tersebut disampaikan langsung oleh:
dr. M. Aerul Chakra Alibasya, SpOG., Subsp F.E.R, MIGS

Ikuti terus MDG Channel Take Over untuk membahas lebih banyak pertanyaan seputar infertilitas dan kesehatan reproduksi bersama para ahli! Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

 

Waspada Miom di Usia 30+: Apa Dampaknya pada Kesuburan dan Kehamilan?

July 11, 2025

 

Bagi wanita usia 30-an ke atas yang sedang merencanakan kehamilan, penting untuk lebih mengenal kondisi rahim, termasuk kemungkinan adanya miom atau fibroid, yaitu tumor jinak yang tumbuh di otot rahim. Memahami keberadaan dan jenis miom sangat penting karena dapat memengaruhi peluang kehamilan. Pahami lebih lanjut yuk mulai dari jenis hingga penangannya!

Jenis-Jenis Mioma dan Dampaknya pada Kesuburan

Mioma dibedakan berdasarkan lokasinya di rahim, dan masing-masing memiliki dampak yang berbeda terhadap kesuburan:

  • Submukosa: Tumbuh ke arah rongga rahim. Jenis ini paling sering mengganggu kesuburan karena dapat menghambat implantasi embrio.

  • Intramural: Berada di tengah dinding rahim. Dampaknya terhadap kesuburan masih menjadi perdebatan, tergantung ukuran dan posisinya.

  • Subserosa: Tumbuh ke arah luar rahim. Umumnya tidak mengganggu program hamil karena tidak memengaruhi rongga rahim secara langsung.

Apakah Semua Mioma Perlu Dioperasi?

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa fibroid kecil dan tanpa gejala yang tidak mengganggu rongga rahim, seperti intramural atau subserosa, umumnya tidak secara signifikan menurunkan peluang hamil. Artinya, jika kamu memiliki fibroid tipe ini, belum tentu perlu operasi dan masih bisa mencoba program hamil alami.

Sebaliknya, submukosa fibroid terbukti dapat menurunkan peluang kehamilan dan meningkatkan risiko keguguran. Namun, tindakan medis seperti histeroskopi (pengangkatan fibroid melalui rahim) telah terbukti dapat meningkatkan angka kehamilan pada kasus ini.

Hubungan Usia, Miom, dan Kesuburan

Seiring bertambahnya usia, terutama di atas 30–35 tahun, perubahan hormon estrogen dan penurunan aliran darah rahim dapat memicu pertumbuhan miom dan menurunkan kualitas endometrium

Penelitian di Indonesia juga menemukan bahwa mioma uteri paling banyak terjadi pada wanita usia di atas 30 tahun. Oleh karena itu, program hamil di usia 30+ memang memerlukan perhatian ekstra terhadap kondisi rahim.

Kabar Baik: Mioma Bukan Akhir dari Segalanya

Jika fibroid tidak mengganggu rongga rahim, dokter biasanya hanya akan melakukan observasi sambil membantu mengoptimalkan kesehatan rahim dan hormon. Bila diperlukan, terdapat banyak opsi medis yang aman dan telah terbukti meningkatkan peluang kehamilan, seperti histeroskopi atau tindakan lain yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.

Tips untuk Sister yang Sedang Promil dan Punya Fibroid

  • Jangan panik! Kenali dulu jenis dan lokasi fibroid.

  • Diskusikan dengan dokter mengenai opsi terbaik, baik observasi maupun tindakan medis.

  • Fokus pada optimasi kesehatan rahim dan hormon.

  • Ikuti edukasi atau webinar untuk menambah wawasan seputar kesehatan rahim dan peluang kehamilan.

Bagaimana sudah lebih paham bukan? yang terpenting disini adalah kalian harus mengetahui keadaan mioma agar dapat segera diketahui bagaimana penanganannya, informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  1. Freytag, D., Günther, V., Maass, N., & Alkatout, I. (2021). Uterine fibroids and infertility. Diagnostics, 11(8), 1455.

  2. Bonanni, V., Reschini, M., La Vecchia, I., Castiglioni, M., Muzii, L., Vercellini, P., & Somigliana, E. (2023). The impact of small and asymptomatic intramural and subserosal fibroids on female fertility: a case–control study. Human Reproduction Open, 2023(1), hoac056.

  3. Meilani, N. S., Mansoer, F. A. F., Nur, I. M., Argadireja, D. S., & Widjajanegara, H. (2017). Hubungan usia dan paritas dengan kejadian mioma uteri di RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains (JIKS), Universitas Islam Bandung.

 

Tebal Endometrium dan Peluang Kehamilan: Seberapa Besar Pengaruhnya?

July 11, 2025

 Sister dan paksu yang sedang menjalani program hamil baik secara alami maupun berbantuan, jangan sampai terlewat ada faktor paling penting yaitu tentang endometrium atau dinding rahim.

MDG akan membahas salah satunya adalah pada program hamil berbantuan seperti program bayi tabung, baik dengan transfer embrio segar maupun embrio beku (FET), Lapisan dalam rahim ini ternyata punya peran penting dalam menentukan keberhasilan kehamilan hingga kelahiran hidup.

Ketebalan Endometrium dan Peluang Kehamilan

Ketebalan lapisan dalam rahim (endometrium) ternyata punya peran penting dalam keberhasilan program bayi tabung, terutama saat transfer embrio beku (FET). Berdasarkan data dari ribuan siklus FET, peluang kehamilan cenderung lebih tinggi jika ketebalan endometrium melebihi 8 mm. Selain itu, lapisan yang lebih tebal juga bisa mendukung pertumbuhan awal janin yang lebih baik.

Menariknya, efek ketebalan endometrium ini bisa berbeda tergantung pada jenis transfer embrio. Pada transfer embrio segar, angka keberhasilan meningkat hingga ketebalan sekitar 10–12 mm. Sementara itu, pada transfer embrio beku, peluang kehamilan optimal ditemukan saat ketebalan berada di kisaran 7–10 mm.

Namun, satu hal yang konsisten dari berbagai studi: jika endometrium terlalu tipis (kurang dari 6 mm), maka peluang kehamilan dan kelahiran hidup menurun drastis—baik untuk transfer embrio segar maupun beku.

Ketebalan Endometrium Ideal Untuk IVF

Ketebalan Endometrium Ideal untuk Keberhasilan IVF Embrio Segar 10–12 mm Peningkatan angka kehamilan dan kelahiran hidup, Embrio Beku (FET) 7–10 mm Angka kelahiran hidup cenderung stabil setelah 10 mm < 6 mm Tidak ideal Risiko penurunan drastis peluang hamil di kedua jenis siklus

Ketebalan endometrium sebelum transfer embrio adalah indikator penting dalam program bayi tabung. Baik jenis protokol yang digunakan maupun waktu transfer harus disesuaikan dengan kondisi endometrium pasien. Oleh karena itu, sangat penting untuk memantau ketebalan endometrium secara saksama sebelum prosedur dilakukan.

Kenalan Sama Endometrium, si Lapisan Penting di Rahim

Sister, kamu tahu nggak kalau dinding rahim kita tuh punya tiga lapisan? Nah, salah satunya yang paling penting buat program hamil adalah endometrium. Lapisan ini terdiri dari dua bagian, dan dia tuh peka banget sama hormon terutama estrogen.

Menjelang masa subur (ovulasi), hormon estrogen bakal naik, dan bikin endometrium menebal. Kenapa harus tebal? Karena disitulah nanti embrio bakal menempel dan tumbuh. Kalau terlalu tipis, si embrio bisa kesulitan nempel karena lapisannya kurang “subur”.

Endometrium yang tipis bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya hormon estrogen yang rendah, pernah operasi rahim, infeksi, atau efek samping dari alat kontrasepsi. Kalau kamu lagi promil atau khawatir soal ketebalan rahim, ada sebaiknya cek ke dokter kandungan. Biasanya di cek pakai USG transvaginal dan tes hormon biar ketahuan penyebabnya. Dari situ baru deh ditentukan terapinya.

Selain periksa ke dokter, sister juga bisa bantu tubuh lewat pola makan sehat: konsumsi daging merah, minyak zaitun, sayuran hijau tua, dan suplemen seperti zat besi, vitamin E, serta omega-3. Jangan lupa juga untuk aktif bergerak dan olahraga rutin yaa. Semangat selalu untuk kamu yang sedang berjuang, sister! informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id
 

Referensi:

  • Mahutte, N., Hartman, M., Meng, L., Lanes, A., Luo, Z. C., & Liu, K. E. (2022). Optimal endometrial thickness in fresh and frozen-thaw in vitro fertilization cycles: an analysis of live birth rates from 96,000 autologous embryo transfers. Fertility and sterility, 117(4), 792-800.
  • Shalom-Paz, E., Atia, N., Atzmon, Y., Hallak, M., & Shrim, A. (2021). The effect of endometrial thickness and pattern on the success of frozen embryo transfer cycles and gestational age accuracy. Gynecological Endocrinology, 37(5), 428-432.
  • https://www.alodokter.com/komunitas/topic/makanan-apa-yang-harus-dikonsumsi-untuk-mengatasi-rahim-tipis-

Deep Down dengan Masalah Sperma bersama dr. Maitra Djiang Wen, Sp.And-KFER

July 9, 2025

Channel Take Over bareng dr. Maitra Djiang Wen, Sp.And-KFER

Masalah kesuburan pada pria sering kali masih jadi topik yang jarang dibahas secara terbuka. Lewat program Channel Take Over di Instagram Broadcast @menujuduagaris.id, dr. Maitra Djiang Wen, Sp.And-KFER hadir secara khusus untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar masalah sperma dari para pejuang dua garis.

Dalam sesi ini, dr. Maitra memberikan penjelasan yang lugas dan berbasis medis mengenai kondisi Pejuang Dua Garis (PDG) Simak beberapa pertanyaan yang dibahas bersama jawabannya berikut ini:

Masalah kesuburan pada pria sering kali masih jadi topik yang jarang dibahas secara terbuka. Tapi kali ini, lewat program Channel Take Over, kita mengulik lebih dalam beberapa pertanyaan dari para pejuang dua garis bersama dr. Maitra Djiang Wen, Sp.And-KFER, seorang androlog berpengalaman.

Pertanyaan 1

Apa penyebab dan penanganan yang tepat untuk kasus oligoteratozoospermia?
(Usia 28 tahun, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, tinggi badan 173 cm, berat badan 86 kg). Apakah masih bisa melakukan program hamil alami?

Jawaban dr. Maitra:
Oligoteratozoospermia (OAT) bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti gangguan produksi sperma, infeksi, faktor genetik, atau paparan obat-obatan yang bersifat toksik terhadap sperma. Untuk pengobatan, perlu diketahui terlebih dahulu penyebab pastinya. Namun, beberapa langkah pencegahan mandiri bisa dilakukan, seperti:

  • Menghindari pemakaian celana dalam yang terlalu ketat

  • Tidak menggunakan laptop langsung di paha

  • Menghindari berendam air panas dalam waktu lama

Langkah-langkah ini bisa membantu menjaga kualitas sperma, dan dalam beberapa kasus, program hamil alami masih memungkinkan, tergantung tingkat keparahan kondisi.

Pertanyaan 2

Suami saya didiagnosis dengan extreme OAT. Apakah pemeriksaan DFI diperlukan?

Jawaban dr. Maitra:
Pemeriksaan DNA Fragmentation Index (DFI) cukup penting pada kondisi OAT, terutama bila disertai faktor risiko lain seperti:

  • Usia pria di atas 40 tahun

  • Gaya hidup yang tidak sehat (merokok, konsumsi alkohol, dsb.)

  • Riwayat penyakit metabolik seperti hipertensi, kolesterol tinggi, asam urat, atau gangguan fungsi ginjal dan hati.

DFI membantu menilai kualitas DNA sperma yang bisa memengaruhi keberhasilan program hamil, termasuk IVF.

Pertanyaan 3

Dok, jika hormon LH dan testosteron dalam batas normal, tetapi FSH cukup tinggi (21,8 mIU/mL), apakah sebaiknya langsung tindakan PESA atau terapi hormon dulu?

Jawaban dr. Maitra:
Jika kasusnya adalah azoospermia dengan FSH tinggi (non-obstructive azoospermia) dan tidak sedang dalam pengaruh obat-obatan yang bisa meningkatkan FSH, maka kemungkinan besar tindakan pencarian sperma langsung dari testis perlu dilakukan. Teknik yang disarankan adalah micro-TESE (Microsurgical Testicular Sperm Extraction), bukan PESA, karena ini lebih tepat untuk kasus gangguan produksi. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Semua jawaban dijelaskan langsung oleh:
dr. Maitra Djiang Wen, Sp.And-KFER

Egg Freezing untuk Alasan Sosial: Antara Harapan, Risiko

July 8, 2025

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak perempuan yang memilih untuk menunda kehamilan karena alasan non-medis, seperti belum menemukan pasangan yang tepat atau tuntutan karier. Nah melalui kemajuan zaman salah satu opsi yang mulai banyak dilirik adalah egg freezing atau pembekuan sel telur, yang memungkinkan perempuan untuk menyimpan oosit (sel telur) mereka di usia lebih muda untuk digunakan di kemudian hari melalui prosedur fertilisasi in vitro (IVF). Yuk bahas lebih lanjut!

Apa Itu Social Egg Freezing?

Social egg freezing adalah pembekuan sel telur yang dilakukan bukan karena indikasi medis, melainkan untuk alasan pribadi atau sosial. Ini berbeda dengan pembekuan sel telur karena kondisi medis seperti kanker yang mengharuskan pengobatan yang bisa merusak kesuburan. Dalam konteks sosial, tujuan utamanya adalah menjaga peluang untuk memiliki anak biologis di usia yang lebih tua.

Berdasarkan tinjauan literatur dari berbagai sumber medis, termasuk PubMed dan UptoDate, alasan utama perempuan menunda kehamilan bukan karena gangguan kesuburan, melainkan karena faktor sosial, terutama belum adanya pasangan hidup yang dianggap tepat untuk membangun keluarga. Faktor lain termasuk stabilitas keuangan, pendidikan, dan pencapaian karir. Lalu bagaimana ini mempengaruhi kehidupan perempuan dan apakah ada risiko? yuk baca lebih lanjut!

Efektivitas dan Risiko

Yang perlu sister dan paksu ketahui jika keberhasilan program egg freezing sangat bergantung pada usia perempuan saat oosit dibekukan, jumlah sel telur yang berhasil dibekukan, dan kualitasnya. Makin muda usia perempuan saat proses dilakukan, makin tinggi tingkat keberhasilannya di masa depan.

Namun, seperti prosedur medis lainnya, metode ini tidak bebas risiko. Risiko bisa muncul dari proses IVF, usia ibu yang lebih tua saat kehamilan, hingga kemungkinan komplikasi pada embrio. Oleh karena itu, keputusan untuk menjalani egg freezing sebaiknya melalui proses konsultasi yang matang dengan tenaga medis yang kompeten.

Kebijakan tentang pembekuan sel telur untuk alasan sosial sangat bervariasi antar negara, dipengaruhi oleh norma budaya, agama, hingga kondisi ekonomi. Negara seperti Amerika Serikat dan Israel menjadi pionir dalam penerapan dan popularitas metode ini. Sayangnya, belum semua negara memiliki data resmi atau registri nasional yang mencatat angka dan efektivitas metode ini secara sistematis, termasuk Yunani yang menjadi fokus dalam artikel sumber.

Dilain sisi egg freezing untuk alasan sosial adalah fenomena yang semakin mendapat perhatian, seiring bertambahnya jumlah perempuan yang mempertimbangkan opsi ini untuk menjaga peluang menjadi ibu. Namun, agar metode ini benar-benar inklusif dan etis, dibutuhkan kerangka hukum yang universal dan sensitif terhadap konteks sosial-budaya tiap negara. Selain itu, masih diperlukan lebih banyak data dan kajian mengenai efektivitas serta dampaknya dari sudut pandang sosial dan moral. Untuk informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Lockwood, G. M. (2011). Social egg freezing: the prospect of reproductive ‘immortality or a dangerous delusion?. Reproductive biomedicine online, 23(3), 334-340.

 

Ketahui Cara Alami yang Terbukti Meningkatkan Peluang Kehamilan

July 6, 2025

 

Bagi sister dan paksu yang sedang melakukan program hamil, ada banyak hal yang bisa dilakukan secara alami sebelum memutuskan berkonsultasi ke dokter spesialis fertilitas. Menurut American Society for Reproductive Medicine (ASRM), peluang terbesar untuk hamil secara alami terjadi dalam tiga bulan pertama masa mencoba, yaitu sekitar 20–37 persen. Namun, belum berhasil dalam waktu tersebut bukan berarti tidak subur. Faktanya, sekitar 80 persen pasangan yang subur akan hamil dalam 1 tahun mencoba, dan 90 persen dalam 2 tahun.

Kehamilan alami terjadi ketika hubungan seksual menghasilkan pertemuan antara sperma dan sel telur, lalu membentuk embrio yang berhasil menempel di rahim. Agar peluang ini semakin besar, ada sejumlah strategi yang bisa diterapkan. Wah apa saja? pahami lebih lanjut yuk!

Turunkan Berat Badan, Tingkatkan Peluang Hamil Secara Alami

Sebelum membahas peluang hamil secara alami, sister dan dan paksu harus tau berbagai studi menunjukkan bahwa kelebihan berat badan dapat menurunkan kesuburan alami sekaligus meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan. Kabar baiknya, perubahan gaya hidup seperti diet sehat dan olahraga teratur terbukti efektif meningkatkan peluang hamil secara alami. 

Meta-analisis terbaru yang menggabungkan 15 uji klinis acak, ditambah satu penelitian besar pada 2022, menunjukkan bahwa perempuan dengan obesitas yang menjalani intervensi gaya hidup sebelum program hamil mengalami peningkatan signifikan dalam angka kehamilan klinis, kelahiran hidup, dan konsepsi alami. Artinya, langkah sederhana seperti menurunkan berat badan bisa menjadi kunci sebelum mencoba teknologi reproduksi berbantu. 

Tips Meningkatkan Peluang Hamil Secara Alami

Pantau ovulasi dan waktu berhubungan
Mengetahui kapan ovulasi terjadi adalah kunci. Sel telur hanya bertahan selama 12–24 jam, sehingga hubungan seksual sebaiknya dilakukan tepat sebelum atau saat ovulasi. Untuk siklus haid 28 hari, ovulasi umumnya terjadi di hari ke-13 hingga ke-15. Bila siklus haid tidak teratur, ada baiknya berkonsultasi ke dokter untuk memastikan waktu ovulasi.

Frekuensi berhubungan
Tidak ada aturan pasti, namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa berhubungan setidaknya dua kali seminggu dapat meningkatkan peluang hamil. Terlalu jarang berhubungan justru bisa menurunkan kualitas sperma.

Posisi seksual tidak terbukti berpengaruh
Mitos bahwa posisi tertentu dapat meningkatkan peluang hamil belum terbukti secara ilmiah. Sperma dapat mencapai tuba falopi dalam hitungan menit, terlepas dari posisi atau lamanya berbaring setelah berhubungan.

Pilih pelumas yang tepat
Beberapa pelumas bisa mengganggu pergerakan sperma. Hindari pelumas komersial biasa, air liur, atau minyak zaitun. Jika diperlukan, gunakan pelumas yang aman seperti minyak canola, minyak mineral, atau pelumas berbasis hydroxyethylcellulose.

Perbaiki gaya hidup
Menjaga berat badan ideal, pola makan sehat, olahraga teratur, serta menghindari rokok dan alkohol dapat meningkatkan kesuburan pada pria maupun wanita.

Strategi Alami untuk Meningkatkan Kesuburan

Perubahan gaya hidup dan pola makan berikut ini juga terbukti membantu meningkatkan kesuburan diantaranya adalah perbanyak makanan kaya antioksidan (buah, sayur, kacang, biji-bijian), Sarapan besar, terutama bagi penderita PCOS, Konsumsi lemak sehat seperti omega-3 dari ikan, chia seed, flaxseed, kenari, Kurangi karbohidrat jika memiliki PCOS, Batasi karbohidrat olahan (nasi putih, roti putih, makanan tinggi gula), Perbanyak serat (target 25 gram per hari), Pilih protein dari ikan dan kurangi daging merah atau olahan, Konsumsi produk susu sesuai kebutuhan (tidak terbukti buruk bagi perempuan), Mulai konsumsi vitamin prenatal (asam folat dan vitamin B kompleks), Kelola stres yang bisa mengganggu ovulasi, Batasi kafein (maksimal 1–2 cangkir per hari), Jaga berat badan sehat
dan hindari konsumsi alkohol berlebihan

Jika sister dan paksu sedang dalam masa mencoba hamil, fokuslah pada hal-hal yang dapat dikendalikan seperti  pantau ovulasi, atur waktu hubungan seksual, dan perbaiki pola hidup. Banyak pasangan membutuhkan waktu hingga satu tahun untuk berhasil. Namun, jika setelah 12 bulan (atau 6 bulan jika usia di atas 35 tahun) belum juga hamil, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan spesialis kesuburan. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Hoek, A., Wang, Z., van Oers, A. M., Groen, H., & Cantineau, A. E. (2022). Effects of preconception weight loss after lifestyle intervention on fertility outcomes and pregnancy complications. Fertility and Sterility, 118(3), 456–462.

  • https://www.reproductivefacts.org/news-and-publications/patient-fact-sheets-and-booklets/documents/fact-sheets-and-info-booklets/optimizing-natural-fertility/

  • https://www.healthline.com/nutrition/16-fertility-tips-to-get-pregnant

  • https://fertility.womenandinfants.org/treatment/pregnancy-labor-delivery/how-to-get-pregnant-naturally

Peran Telur vs Sperma dalam Perkembangan Embrio – Apa Kata Dokter?

July 6, 2025

Channel Take Over bareng dr. Maitra Djiang Wen, Sp.And-KFER

Pertanyaan dari PDG:

Dok, apakah benar day 1–3 itu hanya peran telur, dan day 4–5 hanya peran sperma?

Lalu, apakah ada perbedaan besar antara embrio yang berkembang menjadi blastosis di day 5 dan day 6?

Jawaban dari dr. Maitra:

Tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak 100% benar.

Tahapan perkembangan embrio hingga fase 8 sel (sekitar day 3) memang masih sangat bergantung pada “energi” atau faktor dari sel telur. Oleh karena itu, kondisi embrio pada hari ke-3 bisa menjadi gambaran kualitas telur.

Setelah itu, memasuki fase Embryonic Genome Activation (EGA)—yang pada manusia terjadi setelah hari ke-3—embrio mulai mandiri. Artinya, ia mulai menggunakan materi genetiknya sendiri dan mengambil nutrisi dari lingkungan sekitarnya.

Nah, disinilah peran sperma mulai lebih tampak. Jika embrio day 3 terlihat bagus, tapi di day 5 kualitasnya menurun (misalnya tidak berkembang menjadi blastokista yang optimal), maka besar kemungkinan penyebabnya berasal dari faktor sperma, bukan telur.

Jadi, blastokista yang terbentuk di day 5 atau day 6 sama-sama bisa digunakan, tapi perbedaan waktu ini juga bisa menjadi indikator tambahan dalam menilai kualitas sperma dan embrio secara keseluruhan.

Dijawab Oleh: dr. Maitra Djiang Wen, ApAnd-KFER

 

  • « Previous
  • 1
  • …
  • 14
  • 15
  • 16
  • 17
  • 18
  • …
  • 57
  • Next »
ayo-gabung-mdg

Tentang MDG

Menuju Dua Garis merupakan komunitas yang dibentuk oleh Rosiana Alim, atau akrab disapa Mizz Rosie untuk berbagi kisah perjuangan hidupnya dalam menantikan buah hati serta mewadahi para wanita yang sedang berjuang menghadapi infertilitas dan menantikan kehadiran buah hati.

Join Komunitas MDG

Join Komunitas

Follow Social Media Kami

© 2025 Menuju Dua Garis. All Rights Reserved.