• Skip to main content
Menuju Dua Garis
  • Home
  • About Us
  • Our Story
  • Articles
  • Services
  • Kata Mereka
  • Join Us
×
  • Home
  • About Us
  • Our Story
  • Articles
  • Services
  • Kata Mereka
  • Join Us

Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Memahami Frozen dan Fresh Embryo Transfer: Kunci Sukses dalam Program IVF Anda!

October 3, 2024

Seiring berkembangnya teknologi, khususnya dalam program fertilisasi in vitro (IVF), keputusan sister antara memilih transfer embrio beku (Frozen Embryo Transfer – FET) dan transfer embrio segar (Fresh Embryo Transfer – ET) menjadi hal yang sangat penting. Dimana setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh sister dan paksu yang akan menjalani perawatan kesuburan terutama IVF. Yuk kita coba kulik bagaimana menurut para ahli, baca sampai habis ya!

Perbedaan antara FET dan ET

Frozen Embryo Transfer (FET) merupakan teknik di mana embrio yang telah dibuahi disimpan dengan cara dibekukan dan kemudian dicairkan untuk ditransfer ke dalam rahim pada waktu yang lebih tepat. Proses ini melibatkan penyimpanan embrio dalam nitrogen cair pada suhu -196°C, dan kemudian memberikan saran pada pasangan untuk menunda transfer hingga kondisi rahim lebih optimal.

Sebaliknya, Fresh Embryo Transfer (ET) menjadi proses transfer secara langsung, bagaimana embrio yang baru dibuahi ke dalam rahim wanita dalam 3-5 hari setelah prosedur ovum pick up. Metode ini tidak memerlukan proses pembekuan dan pencairan, sehingga dapat lebih cepat dilakukan.

Tingkat Keberhasilan

Penelitian yang dilakukan oleh Sugma (2018) dengan sampling pasien di klinik Permata Hati RSUP dr. Sardjito ditemukan bahwa transfer embrio menggunakan frozen embryo lebih tinggi keberhasilan implantasi dibandingkan fresh embryo pada program pada IVF di RSUP dr Sardjito.

Namun, Maheswari et.al (2022) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam tingkat kelahiran hidup antara kedua metode ini, karena pada prosesnya bergantung pada faktor-faktor individu seperti usia dan kesehatan reproduksi. Jika setelah mengetahui fakta tersebut, maka bagaimana baiknya terutama dalam memutuskan jenis embrio?

Lakukan Hal Berikut Sebelum Memilih antara FET dan ET

  1. Pendekatan yang dipersonalisasi, pilihan antara FET dan ET segar harus disesuaikan secara individual, dengan mempertimbangkan riwayat kesehatan pasien, usia, kualitas embrio, dan keadaan spesifik dari siklus IVF.
  2. Berkonsultasi dengan spesialis, sangat penting untuk berkonsultasi dengan spesialis kesuburan yang berpengalaman yang dapat memberikan panduan yang dipersonalisasi berdasarkan situasi dan preferensi.
  3. Mendapatkan dukungan emosional dan psikologis, memulai perjalanan IVF bisa sangat menantang secara emosional. Untuk itu perlu mendapatkan dukungan dari layanan konseling atau kelompok dukungan untuk membantu mengatasi aspek emosional dari proses tersebut.

 

Melihat topik yang dibawakan MDG hari ini, mendorong bahwa pilihan antara Frozen Embryo Transfer dan Fresh Embryo Transfer harus didasarkan pada kondisi kesehatan individu, preferensi pribadi, serta saran dari spesialis kesuburan. Kedua metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga penting bagi sister dan paksu untuk memahami perbedaan ini sebelum membuat keputusan. untuk informasi menarik lainnya follow Instagram kami di @menujuduagris.id.

Referensi

  • http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/164123
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9376799/
  • https://www.healthtrip.com/id/blog/fet-vs-fresh-et-ivf-thailand
  • https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/masalah-kesuburan/bayi-tabung-frozen-embryo-transfer/
  • https://lib.ui.ac.id/detail?id=20500505&lokasi=lokal
  • https://www.healthtrip.com/id/blog/fet-vs-fresh-et-ivf-thailand

Memahami Kadar Hormon Testosteron yang Tinggi dapat Menghambat Produksi GnRH

October 2, 2024

 

Kadar testosteron yang tinggi dalam tubuh dapat memiliki dampak signifikan pada kesehatan hormonal, terutama dalam pengaturan produksi hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH). Untuk itu menjadi penting untuk dapat memahami hubungan ini, karena fungsinya akan berpengaruh pada keseimbangan hormonal dan kesehatan reproduksi. MDG akan mencoba menguraikan melalui artikel ini, baca sampai akhir ya! Sebelum itu kita pahami dulu yuk, apa itu GnRH

Menjadi lebih tahu dengan GnRH dan Testosteron

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) adalah hormon yang memegang peran penting dalam regulasi siklus seksual. GnRH memainkan peran penting dalam mengatur produksi hormon reproduksi seperti luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) oleh kelenjar pituitari. 2 hormon tersebut sangatlah penting baik bagi laki-laki maupun perempuan, pada perempuan GnRH memicu produksi LH dan FSH, yang pada gilirannya memicu ovulasi dan produksi estrogen dan progesteron. Pada pria, GnRH memicu produksi testosterone oleh kelenjar testis.

Sedangkan testosterone merupakan salah satu hormon penting pada pria yang membantu kinerja sistem reproduksi. Hormon ini juga memiliki fungsi dalam pembentukan kepadatan tulang, dan kekuatan otot. Hormon testosteron akan meningkat ketika laki-laki beranjak remaja, meningkat dan kurangnya hormon ini tentu berdampak pada fertilitas salah satunya adalah produksi GnRH. 

Dampak Meningkatnya Hormon Testosteron pada GnRH

Meningginya testosteron ini memiliki banyak faktor, bisa diakibatkan oleh penggunaan steroid anabolik, PCOS, hiperplasia adrenal kongenital (CAH), tumor ovarium atau testis tumor ovarium dan testis, efek samping dari terapi hormon dll. Tingginya hormon ini ternyata juga berdampak pada infertilitas.

Kadar testosteron yang tinggi dapat menghambat produksi GnRH, ketika kadar testosteron meningkat, otak menerima sinyal untuk mengurangi pelepasan GnRH dari hipotalamus. Hal ini mengakibatkan penurunan sekresi LH dan FSH dari kelenjar pituitari, yang pada gilirannya menghambat produksi sperma di testis.

Pria dengan kadar testosteron tinggi sering mengalami penurunan jumlah sperma dan kualitas sperma, yang dapat mengurangi kemungkinan pembuahan sel telur. Gangguan hormon reproduksi pada tingginya kadar testosteron dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon lainnya, yang berdampak pada siklus reproduksi. Untuk kadar testosteron yang dianggap normal pada pria berusia antara 19 dan 39 tahun berkisar antara 300 dan 1000 ng/dL

Upaya Mengelola Kadar Testosteron

Untuk mengurangi kadar testosteron yang tinggi dan dampaknya terhadap GnRH, beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:

  1. Pemeriksaan medis rutin dapat dilakukan secara berkala untuk mendeteksi masalah hormonal lebih awal.
  2. Perubahan gaya hidup dengan mengadopsi pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stres dapat membantu menyeimbangkan kadar hormon.

 

Kadar testosteron yang tinggi dapat menghambat produksi GnRH, yang berdampak negatif pada kesuburan dan keseimbangan hormonal secara keseluruhan. Memahami hubungan antara kedua hormon ini sangat penting bagi pria dan wanita dalam menjaga kesehatan reproduksi mereka. Jika sister dan paksu mengalami gejala dari permasalahan tersebut, untuk dapat melakukan langkah terbaik dalam membuat keputusan agar tidak sampai berdampak fatal. Untuk informasi menarik lainnya dapat diakses melalui Instagram kami di @menujuduagris.id.

Referensi

https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/hormon-gnrh/

 https://id.wikipedia.org/wiki/Agonis_hormon_pelepas_gonadotropin

https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/biomedik/article/download/12329/11910/24585

 https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/download/53115/41819

https://www.halodoc.com/artikel/dampak-kelebihan-dan-kekurangan-hormon-testosteron?srsltid=AfmBOopsnAE_HO0RUu_nTMZI1it5dr9Q863_yzgMnAzZub-1b4OaRAjn

https://hellosehat.com/pria/gangguan-hormon-pria/dampak-kelebihan-hormon-testosteron/

https://www-buzzrx-com.translate.goog/blog/signs-of-high-testosterone-in-men?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge&_x_tr_hist=true

 

Memahami Endometriosis dan Risiko Kehamilan Ektopik

October 1, 2024

 

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, seperti di tuba falopi, ovarium, atau jaringan panggul lainnya. Pertumbuhan ini dapat menyebabkan peradangan, nyeri, dan pembentukan jaringan parut. Pahami lebih lanjut yuk!

Endometriosis di Indonesia

Endometriosis merupakan salah satu penyakit peradangan umum yang ditandai dengan adanya sel-sel endometrium di luar rongga rahim. Diperkirakan penyakit ini menyerang 10% wanita usia reproduksi. Patogenesisnya meliputi berbagai macam kelainan, termasuk perlengketan, proliferasi, dan gangguan sinyal sel. 

Di Indonesia sendiri, data insidensi dan prevalensi endometriosis belum dapat dipastikan karena kurangnya studi. Namun, terdapat laporan dari salah satu RSUD dr. Soetomo, di Surabaya, yang menyatakan bahwa endometriosis terjadi pada 13,6-69% wanita yang mengalami infertilitas

Penyakit ini dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup yang signifikan akibat nyeri panggul kronis dan juga dapat menyebabkan infertilitas. Salah satu komplikasi endometriosis yang paling serius adalah kehamilan ektopik (EP). 

Endometriosis dan Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik (EP) merupakan komplikasi serius pada awal kehamilan dan didefinisikan sebagai kehamilan yang tertanam di luar rongga rahim. Kondisi ini memengaruhi 1–2% dari semua wanita hamil dan merupakan penyebab utama kematian ibu pada trimester pertama. Paling sering, implantasi yang tidak tepat terjadi di tuba falopi (kehamilan ektopik tuba TEP) karena perjalanan fisiologis embrio.

Tidak hanya observasi klinis yang mungkin menunjukkan bahwa kehamilan ektopik dapat dikaitkan dengan endometriosis karena anatomi tubo-ovarium yang berubah, tetapi juga beberapa studi kohort dan kasus-kontrol telah menunjukkan hubungan tersebut. 

Meta analisis terbaru dari 15 studi menunjukkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara endometriosis hal ini ditunjukkan bagaimana analisis dari Nurses Health Study II yang mengkonfirmasi adanya hubungan antara endometriosis dan kehamilan ektopik. Meski demikian setidaknya ada beberapa hal yang sister dapat lakukan untuk mengurangi potensi adanya kehamilan ektopik, diantaranya adalah: 

Upaya Mengurangi Endometriosis dan Kehamilan Ektopik

  1. Menjaga berat badan ideal, wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami endometriosis.
  2. Menghindari merokok, merokok telah terbukti meningkatkan risiko endometriosis. Berhenti merokok tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan secara keseluruhan, tetapi juga dapat mengurangi risiko perkembangan endometriosis
  3. Pencegahan infeksi menular seksual (IMS), Menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu mencegah IMS, yang merupakan faktor risiko utama untuk kehamilan ektopik.
  4. Deteksi dini dan pengobatan, melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi gejala awal endometriosis, selain itu juga dapat melakukan tes darah dan ultrasound untuk mendeteksi kehamilan ektopik sejak dini
  5. Pola hidup sehat, menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menjaga berat badan ideal juga berkontribusi pada kesehatan reproduksi secara keseluruhan, sehingga dapat mengurangi risiko kehamilan ektopik

 

Endometriosis  hadir sebagai salah satu faktor dengan resiko penting untuk kehamilan ektopik, karena kemampuannya untuk merusak tuba falopi dan mengganggu fungsi normal saluran reproduksi. Jika sister mengidap endometriosis lebih lanjut dapat mendapatkan pemantauan dan perawatan medis yang tepat untuk mengurangi risiko komplikasi, termasuk kehamilan ektopik. Untuk informasi menarik lainnya sister dapat melihat di Instagram @menujuduagrid.id

Referensi

Coste J., Bouyer J., Job-Spira N. Epidemiology of Ectopic Pregnancy: Incidence and Risk Factors. Contracept. Fertil. Sex. 1992. 1996;24:135–139. 

Farland L.V., Prescott J., Sasamoto N., Tobias D.K., Gaskins A.J., Stuart J.J., Carusi D.A., Chavarro J.E., Horne A.W., Rich-Edwards J.W., et al. Endometriosis and Risk of Adverse Pregnancy Outcomes. Obstet. Gynecol. 2019;134:527–536. doi: 10.1097/AOG.0000000000003410

Rahmawati DS. Gambaran Karakteristik dan Pencarian Pelayanan Kesehatan Pada Penderita Endometriosis di Klinik Fertilitas Graha Amerta RSUD DR. Soetomo Surabaya. 2019

Weström L., Joesoef R., Reynolds G., Hagdu A., Thompson S.E. Pelvic Inflammatory Disease and Fertility. A Cohort Study of 1,844 Women with Laparoscopically Verified Disease and 657 Control Women with Normal Laparoscopic Results. Sex. Transm. Dis. 1992;19:185–192. doi: 10.1097/00007435-199207000-00001

https://www.liputan6.com/hot/read/5529542/kehamilan-ektopik-gejala-penyebab-cara-mengatasi-dan-cara-mencegahnya

 

Mengenali Period Poverty di Indonesia sebagai Wujud Ketimpangan Gender

September 30, 2024

Period poverty, atau kemiskinan menstruasi hadir sebagai masalah global yang dihadapi oleh banyak perempuan dan remaja di seluruh dunia. Hal ini berkaitan dengan kekurangan akses terhadap produk menstruasi yang layak, pendidikan tentang menstruasi, dan fasilitas sanitasi yang memadai.

Pada fenomena ini perlu sister ketahui, karena awal mula reproduksi dimulai dari masa menstruasi jika masa ini terganggu maka akan berpotensi pada masa yang akan datang bahkan sampai kepada ketidakpahaman tentang fertilitas, untuk itu ketahui lebih lanjut yuk! Baca sampai akhir ya! 

Memahami Period Poverty

Period Poverty atau kemiskinan menstruasi adalah kondisi di mana individu yang menstruasi, terutama perempuan, mengalami kesulitan dalam mengakses produk menstruasi yang diperlukan, seperti pembalut, tampon, atau cawan menstruasi. Masalah ini juga mencakup kurangnya akses ke fasilitas sanitasi yang memadai, seperti toilet bersih dan air untuk mencuci. Menurut United Nations Population Fund (UNPF), sekitar 500 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki akses yang memadai untuk mengelola kebersihan menstruasi.

Period Poverty di Indonesia

Stigma masyarakat  turut  andil  dalam  permasalahan  ini.  Bagaimana pembicaraan yang  berkaitan dengan kesehatan reproduksi masih dianggap tabu dan berdampak pada pembatasan ruang aman dan akses terhadap permasalahan yang krusial ini. UNICEF bahkan menemukan bahwa 25 persen remaja perempuan di Indonesia tak pernah berdiskusi tentang menstruasi sebelum mereka mendapatkannya. Artinya, topik menstruasi masih dianggap tabu. Akibatnya, informasi seputar kesehatan menstruasi pun tak tersebar secara merata.

Data juga menemukan, sebanyak 2 dari 3 perempuan di daerah urban dan 41 persen perempuan dari wilayah pedesaan yang mengganti pembalut setiap 4-8 jam sekali. Padahal, normalnya pembalut harus diganti saat terasa penuh. Keadaan tersebut adalah bentuk dari period poverty. 

Di Indonesia masalah tersebut tidak hanya menjadi masalah akses terhadap produk sanitasi, tetapi juga mencerminkan ketimpangan gender yang lebih luas dalam masyarakat. Keterbatasan akses  terhadap  produk  menstruasi  dan  fasilitas  sanitasi yang  memadai  lebih lanjut akan  berdampak signifikan pada kesehatan, pendidikan, dan partisipasi sosial perempuan. 

Solusi untuk Period Poverty

  1. Pendidikan dan kesadaran, dengan tidak menganggap tabu dan secara eksplisit diajarkan melalui pendidikan tentang menstruasi di sekolah dan masyarakat. 
  2. Akses ke produk menstruasi, baik organisasi non-pemerintah dan pemerintah perlu bekerja sama untuk menyediakan produk menstruasi gratis atau dengan harga terjangkau, terutama di daerah yang kurang beruntung. 
  3. Meningkatkan fasilitas sanitasi, diperlukannya program infrastruktur sanitasi yang baik di sekolah dan tempat umum sangat penting. 
  4. Dukungan kebijakan, pemerintah dapat mengembangkan kebijakan terutama dalam Kebutuhan Hidup Layak (KHL) untuk mendukung akses universal ke produk menstruasi dan pendidikan kesehatan reproduksi. 

 

Period poverty harusnya hadir sebagai isu serius yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan perempuan di seluruh dunia. dengan memahami period poverty maka kedepannya baik perempuan maupun laki-laki akan menjadi semakin memahami pentingnya reproduksi dan menjadi tau tentang fungsi-fungsi biologis lainnya. Untuk informasi menarik lainnya bisa melalui Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

Hennegan, J., Shannon, A. K., Rubli, J., Schwab, K. J., & Melendez-Torres, G. J. (2019). Women’s and girls’ experiences of menstruation in low-and middle-income  countries: A systematic review and qualitative metasynthesis. PLoS Medicine, 16(5), e1002803

https://www.konde.co/2022/01/potret-period-poverty-susahnya-perempuan-akses-sanitasi-saat-menstruasi/

https://www.konde.co/2024/02/period-poverty-sediakan-pembalut-stop-stigma-sebagai-perempuan-kotor-karena-menstruasi/?tztc=1

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20231017144515-255-1012321/mengenal-period-poverty-yang-disorot-di-tengah-ramai-pembalut-reject

https://www.researchgate.net/publication/376224803_Literatur_Review_Penyebab_dan_Dampak_Period_Poverty_di_Indonesia

Fertility Bootcamp Menuju Dua Garis: Wujudkan Harapan Keluarga Anda!

September 28, 2024

 

Dalam upaya mendukung pasangan yang sedang berjuang untuk mendapatkan buah hati, kami Menuju Dua Garis (MDG) dengan bangga mengumumkan acara “Fertility Bootcamp Menuju Dua Garis 2024”. Acara ini di support Prodia yang akan berlangsung pada 11- 19 oktober dan akan diselenggarakan secara online via Zoom dengan harapan akan makin banyak yang dapat mengikuti nantinya, acara ini juga terbuka untuk semua pasangan yang ingin memahami lebih dalam tentang kesuburan dan perjalanan menuju kehamilan.

Acara ini dilatarbelakangi mimpi dan harapan Mizz Rosie Sebagai Founder MDG yang menginginkan bahwa setiap Pejuang Dua Garis (PDG) nantinya dapat memiliki pengetahuan tentang  infertilitas secara akurat dan bukan opini, bagaimana informasi ini dapat bersifat personal sesuai dengan kasus para PDG dan pada akhirnya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang tepat pada para PDG.

Sehingga kehadiran Fertility Bootcamp sebagai salah satu program memiliki tujuan untuk membekali semua semua Pejuang Dua Garis (PDG) dengan edukasi yang intensif dan sangat reliabel untuk PDG yang kemudian membuat aware terhadap keadaan diri dan berakhir dapat mencari bantuan yang sesuai pada kondisi infertilitas.

Acara ini nantinya akan memberikan pengetahuan terkait reproduksi. Kami juga menggandeng klinik-klinik dan akan menghadirkan berbagai narasumber ahli, termasuk dokter spesialis fertilitas, counselor bidang mental health, bahkan nutrition and chef.

Acara ini tidak hanya akan memberikan informasi yang berharga, tetapi juga memberikan banyak benefit, dimana selain acaranya yang diadakan secara gratis  acara ini juga memberikan kesempatan bagi yang beruntung untuk mendapatkan hadiah paket IVF Gratis pada satu pasangan, diskon yang menarik untuk pemeriksaan kesuburan dari lab terpercaya, edukasi dari sisi nutrisi dan mental saat kalian sedang berjuang dan informasi menarik lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, silakan kunjungi Instagram kami yaitu @menujuduagaris.id dan @sunfertindonesia pendaftaran terbatas, jadi daftarkan diri Anda segera!

 

Ukuran Testis dan Suhu Pengaruhi Kualitas Sperma, Benarkah?

September 27, 2024

Testis menjadi bagian penting dalam alat reproduksi pria karena memiliki fungsi memproduksi sperma dan testosteron. Testis terdiri dari tabung melingkar yang disebut tubulus seminiferus, produksi sperma terjadi di dalam tabung ini. Kualitas sperma memegang peran kunci dalam kesuburan pria, tentu banyak faktor dapat mempengaruhinya, termasuk ukuran testis dan suhu. Dalam artikel ini, kita akan membahas hubungan antara ketiga elemen ini dan bagaimana mereka berkontribusi pada kesehatan reproduksi pria.

Produksi sperma dikatakan dalam kondisi terbaik saat testis bersuhu lebih dingin dari suhu tubuh. Pertanyaannya bagaimana bisa suhu dan ukuran testis mempengaruhi kesuburan pria? Yuk cari tahu lebih lanjut, jangan sampai ada yang kelewatan ya!

Pengaruh Suhu dan Ukuran Testis pada Kesuburan Pria

Kualitas sperma sangat dipengaruhi oleh interaksi antara ukuran testis dan suhu. Ketika suhu testis meningkat, produksi sperma dapat terhambat, meski dengan ukuran testis cukup besar. Seperti dalam kasus tertentu, pria dengan testis yang lebih kecil yang mampu menjaga suhu testis yang optimal bisa memiliki kualitas sperma yang lebih baik daripada pria dengan testis lebih besar tetapi terkena suhu tinggi.

Melihat hal tersebut membuktikan bahwa tidak hanya ukuran testis yang dapat menjadi indikator kesehatan reproduksi pria tapi juga suhu. Sebuah penelitian dengan judul “Association between ambient temperature and semen quality: A longitudinal study of 10 802 men in China” temuan ini menyoroti kebutuhan dan pentingnya mengurangi paparan suhu sekitar yang ekstrem dalam menjaga kualitas air mani yang optimal bagi pria.

Meski demikian, terdapat penjelasan tentang fungsi skrotum dari dr. Mirra Mareta Supit tentang suhu dan testis bahwa struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah zakar). Skrotum sendiri merupakan kantong yang membungkus dari testis, epididimis, dan ujung bawah funikulus spermatikus. 

Skrotum berfungsi sebagai termoregulator yang mengatur suhu testis agar tetap terjaga dalam suhu yang normal agar sperma tidak rusak. Pada keadaan dingin skrotum akan mengkerut untuk mendekatkan testis dengan tubuh agar tetap hangat. Namun sebaliknya ketika panas maka skrotum akan merenggang untuk menjauhkan testis dari tubuh. Setelah mengetahui fakta tersebut, lebih lanjut sister dapat memberi tahu pada paksu bagaimana cara merawat testis untuk kesehatan reproduksi.

4 Cara Merawat Testis

Berikut beberapa cara merawat testis agar tetap sehat:

  1. Hindari benturan, testis yang memiliki sifat sangat sensitif dan mudah mengalami cedera, untuk itu jikalau tengah melakukan aktivitas atau olahraga yang ekstrem, gunakan alat pelindung seperti jockstrap.
  2. Jaga testis dalam keadaan sejuk, sebaiknya diusahakan kontrol suhu pada testis. Karena suhu yang sejuk dapat mendukung pembuatan sel sperma lebih banyak dan berkualitas. Cara mudah menjaga testis tetap sejuk adalah menggunakan pakaian atau celana longgar.
  3. Batasi penggunaan air hangat, dianjurkan untuk jangan terlalu sering mandi air hangat. Karena, air hangat bisa membuat suhu testis meningkat.
  4. Jaga kebersihan organ vital, bersihkan daerah intim dengan benar dan teratur. Caranya dengan memakai celana dalam dan pakaian yang bersih.

 

Ukuran testis dan suhu adalah dua faktor penting yang mempengaruhi kualitas sperma dan kesuburan pria. Memahami hubungan ini dapat membantu paksu untuk dapat mengambil langkah-langkah yang dapat meningkatkan kesehatan reproduks. Dengan menjaga suhu testis yang optimal dan memperhatikan kesehatan secara keseluruhan, sister dan paksu dapat meningkatkan peluang untuk memiliki keturunan. Untuk informasi menarik lainnya bisa follow akun Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

Zhou, Y., Meng, T., Wu, L., Duan, Y., Li, G., Shi, C., … & Liu, Y. (2020). Association between ambient temperature and semen quality: a longitudinal study of 10 802 men in China. Environment international, 135, 105364

https://www.klikdokter.com/info-sehat/reproduksi/suhu-testis-pengaruhi-kesuburan-pria-benarkah?srsltid=AfmBOoovtGwRtPXKd7zhU9J2EKhoQmlVvGpDAFU8jqdDtNABKqVGP269

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/sistem-reproduksi-2#:~:text=Scrotum%20berfungsi%20sebagai%20termoregulator%20yang,dengan%20tubuh%20agar%20tetap%20hangat.

https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/perawatan-pria/fakta-fungsi-kesehatan-biji-kemaluan

Mengungkap Fakta Tentang Body Mass Index (BMI) dan Hubungannya dengan Fertilitas

September 25, 2024

 

Kehamilan bagi sebagian orang mungkin menyebabkan kenaikan berat badan, tapi pernah nggak sih terpikirkan bagaimana jika berat badan juga berpengaruh pada kemampuan untuk hamil, atau mempertanyakan pengaruhnya pada fertilitas?

Faktanya yang sister perlu tahu bahwasanya Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh yang terlalu tinggi atau rendah dapat mempengaruhi kesuburan. Pada kesempatan kali ini MDG akan mengajak sister untuk memahami bagaimana BMI mempengaruhi fertilitas? Baiklah mari kita telaah lebih lanjut, baca terus sampai habis ya!

Mengenal Apa itu Body Mass Index (BMI)?

BMI adalah ukuran yang dihitung dari berat badan seseorang (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badannya (dalam meter). BMI = berat (kg) / tinggi badan (m)2. Meskipun BMI tidak secara langsung mengukur lemak tubuh, namun hasilnya sangat terkait dengan ukuran lain.

Hubungan Antara BMI dan Fertilitas

Gangguan pada sistem reproduksi wanita yang menyebabkan terjadinya infertilitas dapat dipengaruhi oleh berat badan yang berlebih atau obesitas. Tubuh obesitas menyimpan lemak di hati dan otot yang disebabkan naiknya kadar asam lemak beserta lemak lainnya. Contohnya pada penderita resistensi insulin memiliki peluang terjadi penumpukan lemak di tubuhnya karena turnover trigliserida dan dihasilkannya molekul turunan asam lemak, atau pengaktifan dalam sel yang berbahaya seperti Reactive Oxygen Species (ROS), disfungsi mitokondria atau cekaman retikulum endoplasma.

Resistensi insulin ini yang nantinya dapat mempengaruhi siklus ovulasi pada wanita usia reproduksi. Ozcimen (2008) mengemukakan bahwa wanita dengan diabetes gestasional memiliki nilai HOMA-IR yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita hamil normal. HOMA-IR atau bisa disebut Homeostasis merupakan Model Assessment-Insulin Resistance Index yang menjadi salah satu cara untuk mendiagnosis diabetes gestasional. 

Sedangkan pada pria, obesitas dapat mempengaruhi kualitas sperma, mengurangi motilitas dan jumlah sperma. Tentu hal tersebut dapat mengurangi peluang terjadinya kehamilan. Melalui pengalaman tersebut ternyata peningkatan kadar glukosa darah yang terus menerus baik pada pria terutama pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan bayi yang dilahirkan. 

Selain itu, BMI di bawah normal atau kekurangan berat badan juga dapat mempengaruhi fertilitas pada wanita. Wanita dengan BMI rendah sering mengalami gangguan ovulasi, yang dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan kehamilan. 

5 Tips Mengelola BMI untuk Meningkatkan Fertilitas

  1. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan, Jika sister memiliki kekhawatiran tentang berat badan dan fertilitas, berbicaralah dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai.
  2. Diet seimbang, sister dapat mulai mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan mineral hal ini penting terutama dalam membantu mencapai berat badan yang sehat.
  3. Olahraga teratur, menjadi aktivitas fisik yang dapat membantu menjaga berat badan yang sehat dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
  4. Manajemen stres, ternyata stres dapat mempengaruhi siklus hormonal dan kesehatan reproduksi. Teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi bisa sangat membantu.
  5. Hindari merokok dan alkohol, kedua kebiasaan ini dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi. Untuk itu sebaiknya menghentikan atau mengurangi konsumsi keduanya sehingga dapat meningkatkan peluang kehamilan.

 

Body Mass Index (BMI) hadir sebagai indikator penting yang dapat mempengaruhi fertilitas baik pada pria maupun wanita. Mengelola berat badan dalam kisaran yang sehat dapat meningkatkan peluang kehamilan dan mendukung kesehatan reproduksi secara keseluruhan. Jika sister merencanakan kehamilan atau mengalami kesulitan, penting juga untuk memperhatikan BMI dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan panduan yang tepat. Informasi menarik lainnya sister dapat akses melalui Instagram kami di @menujuduagaris.id.

Referensi

Hermanto, T. J., Sony, W., & Banjarnahor, D. P. P. (2012). Korelasi antara HOMA-IR ibu diabetes mellitus gestasional trimester tiga dengan luaran maternal dan neonatal. Majalah Obstetri & Ginekologi, 20(3), 122-126.

Ozcimen, E. E., Uckuyu, A., Ciftci, F. C., Yanik, F. F., & Bakar, C. (2008). Diagnosis of gestational diabetes mellitus by use of the homeostasis model assessment–insulin resistance index in the first trimester. Gynecological Endocrinology, 24(4), 224-229.

chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2021/11/22-10-21-Website-Pedoman-Diagnosis-dan-Penatalaksanaan-Hiperglikemia-dalam-Kehamilan-Ebook.pdf

https://www-everydayhealth-com.translate.goog/fertility/body-weight-bmi/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge#:~:text=The%20normal%20range%20(a%20BMI,at%20a%20BMI%20of%2019.5.

https://www.cdc.gov/bmi/about/index.html

Kapan Pejuang Garis Dianjurkan Melakukan Laparoskopi Ginekologi?

September 23, 2024

 

Proses dalam mengetahui hambatan fertilitas seseorang sangatlah beragam, penyebabnya juga memiliki banyak faktor dan cenderung bersifat personal untuk itu perlu tindakan lebih lanjut untuk mengetahui agar dapat tepat diatasi.

Pemeriksaan yang sister lakukan tentunya memiliki tujuan untuk mendapat diagnosa,  salah satu tindakan yang dapat dilakukan melalui tindakan minimal invasive surgery dalam hal ini adalah Laparoskopi ginekologi.

Proses ini memiliki prosedur bedah minimal invasif, banyak digunakan untuk mendiagnosis bahkan dapat mengobati berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan sistem reproduksi. Lalu kira-kira keadaan seperti apa yang mengharuskan sister dapat melakukan tindakan tersebut? Kali ini MDG akan membahas lebih detail, bagaimana indikasi dan manfaat laparoskopi ginekologi. Yuk cek penjelasan detailnya!

Berkenalan dengan Metode Laparoskopi

Laparoskopi sendiri merupakan prosedur bedah yang dilakukan oleh dokter bedah dengan tujuan sebagai proses akses pada bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar. Luka bekas sayatan yang ditimbulkan hanya 5 mm. Umumnya dokter bedah membuat 3 – 4 lubang ketika menjalankan prosedur ini.

Praktik ini menjadi salah satu alternatif yang membuahkan hasil, Mahran Dkk (2017) melalui penelitiannya dengan judul “Does laparoscopy still has a role in modern fertility practice?” temuan tersebut turut membuktikan bahwa Laparoskopi masih memiliki peran penting dalam diagnosis dan pengobatan infertilitas. Kemudian kira-kira kondisi seperti apa saja yang dapat mendorong tindakan laparoskopi?

Kegunaan laparoskopi untuk program hamil

Berikut adalah beberapa kondisi di mana laparoskopi ginekologi biasanya dianjurkan:

  1. Mendiagnosis infertilitas, Laparoskopi dapat membantu dokter dalam mendiagnosis berbagai kondisi medis yang dapat menyebabkan infertilitas, seperti endometriosis, fibroid rahim, dan penyumbatan tuba falopi. Manfaat untuk mengetahui penyebab infertilitas, memudahkan dokter dalam merencanakan pengobatan yang sesuai bahkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan program hamil.
  1. Mengobati endometriosis, Endometriosis sendiri merupakan kondisi medis yang menyebabkan rasa sakit dan infertilitas. Laparoskopi hadir dan dapat membantu menghilangkan jaringan endometriosis yang tidak normal dan memperbaiki Rahim.
  1. Mengobati fibroid rahim, Fibroid rahim sendiri merupakan tumor jinak yang dapat mempengaruhi kesuburan wanita. Peran laparoskopi juga dapat membantu menghilangkan fibroid rahim tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
  1. Memulihkan penyumbatan tuba falopi, Tuba falopi yang tersumbat dapat menyebabkan infertilitas pada wanita. Laparoskopi dapat membantu membersihkan dan menghilangkan penyumbatan tuba falopi.
  1. Memperbaiki kelainan struktural, Kelainan struktural pada organ reproduksi, seperti septum rahim atau hidrosalping, yang dapat menyebabkan infertilitas. Laparoskopi dapat membantu memperbaiki kelainan struktural ini, yang dapat meningkatkan peluang keberhasilan program hamil.

 

Manfaat Metode Laparoskopi

Yuk cari tahu mengapa tindakan ini sangat penting.

  1. Diagnostik yang Akurat, Laparoskopi memungkinkan dokter untuk mendapatkan gambaran langsung tentang kondisi organ reproduksi, membantu dalam diagnosis berbagai masalah fertilitas.
  2. Pengobatan yang Efektif, Selain sebagai alat diagnosa, laparoskopi memungkinkan pengobatan langsung saat prosedur dilakukan. Hal ini dapat digambarkan seperti,  jaringan endometriosis atau mioma dapat diangkat, memberikan hasil yang lebih cepat dan efektif dibandingkan pengobatan konvensional.
  3. Pemulihan yang Lebih Cepat. Karena sifatnya yang minimal invasif, wanita yang menjalani laparoskopi biasanya mengalami waktu pemulihan yang lebih singkat. Selain mempercepat kembalinya melakukan aktivitas sehari-hari, praktik ini juga dapat mengurangi beban emosional dan fisik.
  4. Risiko Komplikasi yang Rendah, Laparoskopi umumnya memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan pembedahan terbuka, seperti infeksi dan perdarahan.
  5. Peningkatan Kualitas Hidup dan efisiensi, Dengan menangani masalah kesehatan reproduksi secara efektif, laparoskopi dapat meningkatkan kualitas hidup wanita. Mengurangi gejala nyeri dan masalah kesehatan lainnya dapat memberikan dampak positif pada kesehatan mental dan emosional.

 

Setelah mengetahui fungsi dan kelebihan Laparoskopi ginekologi, hal ini bisa menjadi pertimbangan sister dalam membuat Keputusan terkait fertilitas. Tentunya pemahaman tentang kapan laparoskopi ginekologi dianjurkan sangat penting untuk kesehatan reproduksi. Dengan diagnosis yang tepat, laparoskopi dapat menjadi langkah penting dalam memperbaiki kesehatan dan kualitas hidup sister. Semoga artikel kali ini dapat bermanfaat, dan jika sister ingin mendapatkan informasi menarik lainnya dapat diakses melalui Instagram kami di @menujuduagris.id

Referensi

  • Mahran, A., Abdelraheim, A. R., Eissa, A., & Gadelrab, M. (2017). Does laparoscopy still has a role in modern fertility practice?. International journal of reproductive biomedicine, 15(12), 787.
  • https://rsiabinamedika.com/atasi-fertilitas-dengan-laparoskopi/
  • https://herminahospitals.com/id/articles/10-manfaat-laparoskopi-untuk-program-hamil
  • « Previous
  • 1
  • …
  • 48
  • 49
  • 50
  • 51
  • 52
  • …
  • 57
  • Next »
ayo-gabung-mdg

Tentang MDG

Menuju Dua Garis merupakan komunitas yang dibentuk oleh Rosiana Alim, atau akrab disapa Mizz Rosie untuk berbagi kisah perjuangan hidupnya dalam menantikan buah hati serta mewadahi para wanita yang sedang berjuang menghadapi infertilitas dan menantikan kehadiran buah hati.

Join Komunitas MDG

Join Komunitas

Follow Social Media Kami

© 2025 Menuju Dua Garis. All Rights Reserved.