• Skip to main content
Menuju Dua Garis
  • Home
  • About Us
  • Our Story
  • Articles
  • Services
  • Kata Mereka
  • Join Us
×
  • Home
  • About Us
  • Our Story
  • Articles
  • Services
  • Kata Mereka
  • Join Us

Artikel Informasi Untuk Pejuang Dua Garis

Recap Sesi 3 Prodia Fertility Bootcamp with dr. Celia Ning – Memahami PCOS & Dukungan Inositol untuk Kesuburan

September 6, 2025

 

Di sesi ketiga Prodia Fertility Bootcamp, kita belajar bareng dr. Celia Ning mengenai Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). PCOS menjadi salah satu penyebab utama infertilitas perempuan yang seringkali juga memengaruhi metabolisme tubuh.

Sister, tahukah kamu? Sekitar 10–15% perempuan di dunia mengalami PCOS. Kondisi ini bukan hanya mengganggu siklus menstruasi, tapi juga berdampak pada hormon, metabolisme, bahkan kesehatan mental.

Apa itu PCOS?

PCOS merupakan gangguan hormonal, metabolik, dan reproduksi dengan gejala yang cukup beragam, di antaranya:

  • Menstruasi tidak teratur
  • Pertumbuhan rambut berlebih di wajah atau tubuh (hirsutisme)
  • Jerawat parah dan rambut rontok
  • Berat badan yang mudah naik
  • Resistensi insulin
  • Kecemasan dan depresi
  • Adanya kista kecil di ovarium

Gejala ini bisa muncul sejak remaja dan sering berubah seiring waktu, sehingga PCOS kerap sulit dikenali.

Dampak PCOS terhadap Kesuburan dan Kesehatan

Dalam pemaparannya, dr. Celia menekankan bahwa PCOS tidak hanya berdampak pada kesuburan, melainkan juga metabolisme tubuh secara menyeluruh. PCOS dapat menyebabkan:

  • Gangguan ovulasi penyebab utama infertilitas pada perempuan
  • Hiperandrogenisme kadar hormon androgen berlebih
  • Dislipidemia & risiko kardiovaskular
  • Resistensi insulin berpotensi berkembang menjadi diabetes

Kondisi ini membuat PCOS bukan hanya masalah reproduksi, tapi juga masalah kesehatan jangka panjang yang harus dikelola dengan baik.

Inositol sebagai Dukungan Nutrisi

Lalu, apa yang bisa dilakukan? Selain mengubah gaya hidup, penelitian menunjukkan bahwa inositol punya peran penting dalam membantu mengelola PCOS. Inositol adalah senyawa dari keluarga vitamin B (B8) yang berfungsi:

  • Menyeimbangkan hormon dan metabolisme
  • Meningkatkan sensitivitas insulin
  • Membantu regulasi siklus menstruasi
  • Meningkatkan kualitas ovulasi dan peluang kehamilan

Kombinasi Myo-Inositol dan D-Chiro Inositol dalam rasio tertentu terbukti dapat membantu mengurangi gejala PCOS dan mendukung kesehatan reproduksi.

Catatan Penting dari dr. Celia Ning

  • PCOS adalah kondisi jangka panjang, tapi bisa dikelola dengan pola hidup sehat dan perawatan medis.
  • Lifestyle modification (makan seimbang, olahraga, menjaga berat badan ideal) tetap menjadi kunci utama.
  • Dukungan nutrisi seperti inositol dapat membantu, namun harus sesuai dengan kebutuhan tubuh.
  • Konsultasi dengan dokter sangat penting sebelum mengonsumsi suplemen apapun.

Sesi 3 Bootcamp bersama dr. Celia Ning membuka wawasan bahwa PCOS bukan sekadar soal kesuburan, tapi juga soal kesehatan jangka panjang. Dengan pola hidup sehat, dukungan nutrisi tepat, serta bimbingan dokter, perempuan dengan PCOS tetap bisa mengelola gejalanya dan meningkatkan peluang kehamilan.

Update Pedoman EAU 2021 tentang Infertilitas Pria: Apa yang Berubah?

September 6, 2025

 

Sister dan paksu pasti sudah tau kalau Infertilitas kini turut menjadi masalah kesehatan global yang memengaruhi sekitar 15% pasangan, dengan kontribusi faktor pria mencapai hampir 50% kasus. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada peluang memiliki keturunan, tetapi juga sering berkaitan dengan masalah kesehatan lain, termasuk penyakit kardiovaskular dan kanker.

Melihat perkembangan riset dan terapi, European Association of Urology (EAU) memperbarui pedoman mengenai kesehatan seksual dan reproduksi pada tahun 2021, khususnya pada aspek infertilitas pria.

Mengapa Perlu Pembaruan?

Pedoman EAU pertama kali diterbitkan tahun 2001 dan terakhir diperbarui pada 2018. Seiring bertambahnya data dan penelitian terbaru, banyak pendekatan diagnostik dan terapi yang perlu dikaji ulang. Misalnya, penurunan global tingkat kesuburan dan tren penurunan kualitas sperma membuat perhatian terhadap kesehatan reproduksi pria semakin meningkat.

Poin-Poin Penting dalam Pedoman Baru

  1. Pemeriksaan menyeluruh pada pria, Semua pria dari pasangan infertil wajib menjalani pemeriksaan urologi komprehensif. Tujuannya adalah untuk: Mengidentifikasi faktor risiko yang bisa dimodifikasi (misalnya varikokel, hipogonadisme). Menyaring kemungkinan penyakit lain, karena pria infertil memiliki risiko lebih tinggi terhadap kanker dan penyakit jantung.
  1. Sperm DNA fragmentation, tes fragmentasi DNA sperma muncul sebagai biomarker baru. Tes ini dapat membantu mengidentifikasi infertilitas pria serta memprediksi hasil teknik reproduksi berbantu (ART).
  1. Terapi Hormonal dan Pengobatan Empiris, terapi hormonal untuk pasien dengan hipogonadisme atau kondisi eugonadal masih kontroversial, dan tidak direkomendasikan di luar uji klinis. Antioksidan dan terapi empiris lain (misalnya beberapa suplemen) belum terbukti efektif secara kuat, sehingga penggunaannya di praktik klinis masih harus hati-hati.
  2. Intervensi Bedah, untuk pasien dengan non-obstructive azoospermia (NOA), pilihan utama tetap TESE (conventional atau microdissection). Dan Fine-needle mapping testis sebagai metode prediktif masih dinilai memiliki bukti rendah, sehingga belum bisa menggantikan TESE secara rutin.

Implikasi Kesehatan Jangka Panjang

Pedoman tersebut menunjukkan bahwa infertilitas bukan hanya persoalan kesuburan. Pria infertil terbukti memiliki risiko lebih tinggi terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular serta kemungkinan lebih besar mengalami malignansi. Karena itu, selain fokus pada kesuburan, pasien perlu mendapatkan konseling dan pemantauan kesehatan jangka panjang.

Pedoman EAU 2021 memberikan arah baru dalam manajemen infertilitas pria. Pesan utamanya jelas bahwa semua pria infertil harus diperiksa secara komprehensif. Hati-hati menggunakan terapi yang belum terbukti kuat secara ilmiah. Dan terakhir harus diingat jika Infertilitas harus dilihat tidak hanya sebagai masalah reproduksi, tetapi juga sebagai penanda kesehatan pria secara umum.

Referensi

  • Minhas, S., Bettocchi, C., Boeri, L., Capogrosso, P., Carvalho, J., Cilesiz, N. C., … & Salonia, A. (2021). European association of urology guidelines on male sexual and reproductive health: 2021 update on male infertility. European urology, 80(5), 603-620.

Siapa Sangka Tomat Hadir Sebagai Likopen Terbaik yang Baik untuk Kesuburan

September 6, 2025

 

 

 Belajar dari sesi 2 bersama dr. Ida Gunawan, Sp.GK (K),FINEM ada yang menarik yaitu tentang kandungan Tomat, Kalau selama ini kita mengenal tomat hanya sebagai bahan masakan, sebenarnya ada kandungan luar biasa di balik warnanya yang merah cerah. Kandungan itu adalah likopen, salah satu karotenoid alami yang terkenal sebagai antioksidan super kuat. Yuk pahami lebih lanjut sister dan paksu!

Apa itu Likopen?

Jadi likopen sendiri merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada tomat, semangka, jambu biji merah, pepaya, hingga grapefruit pink. Dari semua sumber itu, tomat dan produk olahannya menyumbang lebih dari 85% asupan likopen harian kita.

Dalam 100 gram tomat, terkandung sekitar 1–8 mg likopen, sementara kebutuhan harian tubuh berkisar 15–30 mg. Jadi, konsumsi rutin tomat segar atau olahan (seperti jus, saus, atau pasta tomat) bisa membantu memenuhi kebutuhan likopen tubuh.

Kenapa Likopen Istimewa?

Likopen masuk dalam jajaran antioksidan paling kuat di antara vitamin dan fitokimia lain. Kemampuannya dalam melawan radikal bebas bahkan:

  • 2 kali lebih kuat dari β-karoten (vitamin A)
  • 10 kali lebih efektif dari α-tokoferol (vitamin E)
  • 125 kali lebih ampuh dibanding glutathione, salah satu antioksidan alami tubuh

Dengan kekuatan ini, likopen membantu melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif yang bisa memicu berbagai penyakit kronis.

Manfaat Likopen untuk Kesehatan

Berbagai studi in vitro maupun in vivo menunjukkan bahwa likopen bermanfaat untuk mencegah atau mengurangi gangguan metabolik dan penyakit degeneratif, seperti:

  • Peradangan
  • Obesitas
  • Diabetes mellitus

Selain itu, likopen juga berperan dalam menjaga kesehatan organ vital seperti tulang, mata, ginjal, hati, paru-paru, jantung, hingga sistem saraf. Bahkan, ada bukti bahwa likopen melindungi tubuh dari kerusakan akibat toksin tertentu.

Faktor yang Mempengaruhi Kandungan Likopen

Tidak semua tomat punya kadar likopen yang sama. Ada beberapa faktor yang memengaruhi, antara lain:

  • Varietas tomat (jenis tertentu lebih kaya likopen)
  • Lingkungan tumbuh (suhu, kelembapan, dan kondisi tanah)
  • Kematangan saat panen
  • Mikroba tanah – penelitian menunjukkan mikrobioma tanah yang sehat bisa meningkatkan kandungan likopen hingga 36%.

Likopen bukan sekadar pigmen merah pada tomat, tapi antioksidan kuat yang melampaui vitamin A, C, dan E dalam hal melawan radikal bebas. Konsumsi tomat segar maupun olahannya secara rutin bisa menjadi strategi alami untuk menjaga kesehatan, mulai dari metabolisme hingga organ-organ vital tubuh. Jadi, lain kali saat makan tomat, ingatlah bahwa kamu sedang memberi tubuhmu “tameng” alami yang luar biasa. Yang lebih lanjut hal ini memberi manfaat yang baik pada tubuh terutama memperbaiki reproduksi tubuh. Meski begitu sister dan paksu tentu perlu tahu dulu hambatan apa yang kalian alami, agar dapat secara spesifik mengetahui kerusakan apa yang harus diperbaiki. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Shafe, M. O., Gumede, N. M., Nyakudya, T. T., & Chivandi, E. (2024). Lycopene: a potent antioxidant with multiple health benefits. Journal of nutrition and metabolism, 2024(1), 6252426.

Paradox Antioxidant dan Infertilitas Pria

September 4, 2025

Infertilitas pria kini menjadi salah satu masalah kesehatan global yang cukup serius. Diperkirakan sekitar 20–30% kasus infertilitas di seluruh dunia berasal dari faktor pria, dan yang lebih membingungkan, hampir 50% diantaranya masih dikategorikan idiopatik, alias tanpa penyebab jelas.

Salah satu mekanisme utama yang diyakini berperan besar adalah stres oksidatif (oxidative stress/OS).

Stres Oksidatif dan Infertilitas Pria

Di dalam tubuh pria, ada sistem antioksidan endogen yang bekerja menjaga keseimbangan redoks di dalam cairan semen. Keseimbangan ini penting agar sperma bisa diproduksi dan berfungsi dengan baik.

Namun, ketika jumlah radikal bebas (ROS/Reactive Oxygen Species) terlalu tinggi dan melebihi kapasitas pertahanan antioksidan alami, terjadilah stres oksidatif. Kondisi ini merusak sperma, memengaruhi kualitas, motilitas, hingga DNA sperma.

Yang menarik, ROS tidak selalu buruk. Dalam kadar fisiologis, ROS justru dibutuhkan untuk proses penting sperma seperti hiperaktivasi, kapasitasi, dan reaksi akrosom semua hal yang krusial agar sperma bisa membuahi sel telur. Masalah muncul ketika ROS berlebihan.

Faktor Risiko Stres Oksidatif pada Pria

Beberapa hal yang dapat memicu stres oksidatif dan akhirnya berkontribusi pada infertilitas pria antara lain:

  • Merokok → meningkatkan leukosit dalam semen (leukositospermia) yang menjadi sumber utama ROS.
  • Alkohol → efeknya bervariasi, tapi konsumsi berlebihan jelas memperburuk kualitas sperma.
  • Narkoba → seperti kokain, ganja, opiat, steroid anabolik, hingga metamfetamin terbukti merusak fungsi reproduksi.
  • Sindrom metabolik (obesitas, resistensi insulin), stres psikologis, hingga pola makan buruk.

Semua faktor ini pada akhirnya mengganggu keseimbangan redoks testis, memicu peroksidasi lipid, fragmentasi DNA sperma, dan perubahan epigenetik yang menurunkan kualitas sperma.

Terapi Antioksidan: Pedang Bermata Dua

Secara teori, antioksidan menjadi pertahanan pertama melawan stres oksidatif. Banyak penelitian menunjukkan suplemen antioksidan bisa meningkatkan parameter kesuburan pria, bahkan peluang pembuahan.

Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Penggunaan antioksidan tanpa panduan medis dapat menimbulkan masalah baru yang disebut reductive stress. Ini terjadi saat tubuh justru kebanjiran antioksidan, sehingga keseimbangan redoks bergeser ke arah sebaliknya dan mengganggu fungsi normal sperma.

Fenomena ini dikenal sebagai “antioxidant paradox” sebuah istilah yang diperkenalkan Halliwell (2000) untuk menjelaskan efek tak terduga dari terapi antioksidan.

Kenapa Antioxidant Paradox Bisa Terjadi?

Ada beberapa alasan kenapa terapi antioksidan tidak selalu berhasil, bahkan bisa kontraproduktif:

  1. Kegagalan menargetkan dua mekanisme utama sekaligus → kebanyakan terapi hanya fokus menurunkan stres oksidatif, padahal inflamasi juga ikut berperan dan saling memperkuat dengan OS dalam siklus berbahaya.

  2. Penggunaan antioksidan secara bebas tanpa dosis yang jelas, seringkali hanya berdasarkan iklan atau klaim “alami berarti aman”.

  3. Kurangnya bukti klinis → hingga saat ini, FDA tidak merekomendasikan suplementasi antioksidan untuk kondisi medis tertentu, dan European Society for Human Reproduction and Embryology (ESHRE) menyatakan bukti ilmiahnya masih terbatas.

Antioksidan dan Sperma: Peran yang Rumit

Dalam jumlah seimbang, sistem antioksidan alami tubuh (enzim SOD, katalase, dan GPX) melindungi sperma dari kerusakan. Tetapi sperma punya kelemahan: mereka kehilangan sebagian besar sitoplasma selama pematangan, padahal sitoplasma adalah sumber utama antioksidan. Akibatnya, sperma dewasa jadi sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif.

Itulah sebabnya terapi antioksidan tampak logis, tapi harus hati-hati. Dosis berlebihan bisa merusak, bahkan ada laporan efek teratogenik pada embrio.

Stres oksidatif memang merupakan kunci penting dalam infertilitas pria, tetapi terapi antioksidan bukan solusi tunggal. Alih-alih sekadar “minum suplemen antioksidan sebanyak mungkin”, yang dibutuhkan adalah pendekatan lebih spesifik: menjaga keseimbangan redoks, mengendalikan inflamasi, serta memperbaiki gaya hidup yang jadi pemicu stres oksidatif.

Dengan kata lain, antioxidant paradox mengingatkan kita bahwa sesuatu yang dianggap baik sekalipun bisa berbalik merugikan, bila digunakan berlebihan atau tanpa pemahaman menyeluruh. Jadi sister dan paksu tetap perlu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang akurat, lebih spesifik adalah mengecek kadar nutrisi yang dibutuhkan oleh sister dan paksu. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Dutta, S., Sengupta, P., Roychoudhury, S., Chakravarthi, S., Wang, C. W., & Slama, P. (2022). Antioxidant paradox in male infertility:‘A blind eye’on inflammation. Antioxidants, 11(1), 167.

Nutrisi, Genetik, dan Gaya Hidup untuk Mendukung Kesuburan

September 2, 2025

 

 

Infertilitas tidak hanya dipengaruhi faktor medis, tetapi juga erat kaitannya dengan nutrisi, genetik, dan gaya hidup sehari-hari. Dalam Sesi 2 Prodia Fertility Bootcamp 2025, dr. Ida Gunawan, MS, sp. G.K, Subsp. K,M., FINEM membahas bagaimana ketiga aspek ini bisa menentukan peluang keberhasilan program hamil.

Infertilitas: Kondisi yang Kompleks

Secara medis, pasangan dikategorikan infertil jika setelah satu tahun menikah dengan hubungan rutin tanpa kontrasepsi belum juga terjadi kehamilan. Namun, penyebab infertilitas tidak selalu sederhana.

Beberapa faktor yang bisa memengaruhi antara lain:

  • Kesehatan organ reproduksi
  • Kualitas sel telur dan sperma
  • Penyakit seperti diabetes, autoimun, atau gangguan pembekuan darah
  • Gaya hidup: pola makan, aktivitas fisik, stres, merokok, konsumsi alkohol, dan berat badan

Hal ini menunjukkan bahwa infertilitas adalah kondisi yang multifaktor, sehingga perlu pendekatan yang menyeluruh.

Nutrisi dan Gaya Hidup Sehat

Menurut dr. Ida, nutrisi dan gaya hidup sehat punya peran vital dalam menjaga kesuburan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

  • Menerapkan pola makan seimbang, seperti diet mediterania yang kaya protein nabati, buah, sayuran, dan lemak sehat.
  • Menghindari lemak jahat, gula berlebih, alkohol, kafein tinggi, serta makanan ultra-proses.
  • Menjaga berat badan ideal agar hormon tetap seimbang.
  • Merawat kesehatan usus (gut microbiota), karena berhubungan dengan metabolisme dan kesuburan.

Peran Nutrisi Spesifik

Beberapa zat gizi tertentu terbukti penting dalam mendukung kesuburan:

  • Folat → kekurangan folat dapat meningkatkan homosistein yang berdampak pada infertilitas dan masalah kehamilan.

  • Homocystein → kadar tinggi bisa mengganggu pembuluh darah dan menghambat aliran nutrisi menuju organ reproduksi.

  • Antioksidan → berperan melindungi sel telur dan sperma dari kerusakan akibat stres oksidatif.

Catatan Penting dari dr. Ida

  1. Infertilitas sering kompleks, tapi kesehatan & gaya hidup sangat berpengaruh.
  2. Pola makan terbukti punya hubungan dengan fertilitas.
  3. Gen juga berperan dalam status gizi & kesuburan.
  4. Nutrigenomik membantu memahami interaksi gen–nutrisi–kesehatan reproduksi.
  5. Pemeriksaan kadar vitamin & mineral dalam darah penting untuk menentukan apakah tubuh membutuhkan suplementasi.

Tanya Jawab: Kolesterol dan Kesuburan

Salah satu pertanyaan menarik dalam sesi ini adalah:

“Apakah kolesterol tinggi berpengaruh pada infertilitas? Dan apakah konsumsi obat seperti simvastatin bisa menjadi pilihan sebelum promil?”

Dr. Ida menjelaskan bahwa jawabannya iya.

  • Betul, dislipidemia ketidakseimbangan kadar lemak (lipid) dalam darah, seperti kolesterol dan trigliserida, yang bisa terlalu tinggi (hiperlipidemia) atau terlalu rendah (hipolipidemia) bisa ganggu kesuburan. Terutama tingginya kadar LDL (lemak jahat), dapat mengganggu kesuburan karena aliran darah tidak lancar.

  • Padahal, aliran darah yang baik sangat penting untuk mengantar nutrisi, vitamin, dan mineral ke organ reproduksi.

  • Namun, kolesterol tetap dibutuhkan tubuh untuk membentuk hormon seks (estrogen, progesteron, testosteron). Jadi, kuncinya adalah keseimbangan, bukan menghilangkan sama sekali.

Nutrisi, genetik, dan gaya hidup punya pengaruh besar dalam mendukung keberhasilan promil. Dengan memahami faktor-faktor ini, pasangan bisa mengambil langkah nyata untuk meningkatkan peluang hamil secara alami. Pemeriksaan medis, pola makan sehat, serta keseimbangan gaya hidup akan menjadi bekal penting menuju dua garis.  Jangan lupa sister dan paksu untuk ikut sesi selanjutnya ya! follow juga Instagram @menujuduagaris.id

 

Menjaga Mental & Keharmonisan Pasangan Saat Promil

September 2, 2025

 

Promil (program hamil) seringkali dipahami sebatas urusan medis. Padahal, kesehatan mental dan keharmonisan hubungan dengan pasangan juga memegang peran besar dalam keberhasilan perjalanan menuju dua garis.

Dalam sesi pertama Prodia Fertility Bootcamp 2025, psikolog Dra. Astrid Regina Sapiie, M.Psi.T. berbagi banyak hal tentang bagaimana menjaga ketenangan pikiran dan keharmonisan rumah tangga selama proses promil.

Tantangan dalam Perjalanan Promil

Promil tidak selalu berjalan mulus. Tekanan sering datang dari berbagai arah:

  • Harapan orang tua atau mertua, Tekanan bisa datang dari keluarga besar yang menginginkan segera hadirnya cucu. Contoh: Orang tua sering bertanya, “Kapan nih punya anak?” atau mertua memberi saran berulang kali soal program hamil, yang bisa membuat pasangan merasa tertekan.
  • Persepsi masyarakat sekitar Lingkungan sosial kadang ikut menambah beban dengan komentar atau stigma. Contoh: Tetangga bilang, “Sudah lama menikah kok belum punya anak?” atau teman sebaya sudah banyak yang membawa anak saat kumpul keluarga.
  • Perbedaan emosi dengan pasangan, Pasangan bisa punya cara berbeda dalam merespons kegagalan promil. Ada yang lebih rasional, ada juga yang lebih emosional. Contoh: Istri merasa sedih dan menangis ketika tes kehamilan negatif, sementara suami terlihat lebih santai. Perbedaan ini bisa memicu salah paham jika tidak saling memahami.
  • Stres akibat hasil promil yang belum sesuai harapan, Setiap usaha promil membawa ekspektasi besar. Ketika hasilnya tidak sesuai, wajar muncul rasa kecewa, marah, atau putus asa. Contoh: Setelah berbulan-bulan rutin cek USG, minum obat, dan menjaga pola hidup, hasilnya tetap belum hamil. Hal ini bisa membuat pasangan merasa gagal dan stres berlebihan.

Kondisi ini bisa membuat pasangan merasa terbebani. Karena itu, penting untuk menemukan cara agar kesehatan mental tetap terjaga.

Tips Menjaga Kesehatan Mental

Menurut Bu Astrid, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan. Tidak semua situasi ada di tangan kita, jadi lebih baik mengerahkan energi pada hal yang memang bisa diperbaiki.
  • Ciptakan cerita baik bersama pasangan. Ingat momen positif dan buat pengalaman baru yang menyenangkan.
  • Terhubung dengan komunitas. Dukungan sosial membuat pasangan tidak merasa sendirian.

  • Jaga fisik dengan baik. Nutrisi seimbang, tidur cukup, olahraga, dan manajemen stres menjadi fondasi penting.
  • Latih komunikasi sehat. Keterbukaan dan kecerdasan emosional membantu mencegah konflik yang merusak hubungan.

Harmoni Bukan Berarti Tanpa Konflik

Sering ada anggapan bahwa pasangan yang harmonis tidak pernah bertengkar. Padahal, menurut Bu Astrid, konflik bisa saja terjadi dan justru sehat jika dihadapi dengan cara yang tepat. Kuncinya adalah kesadaran bersama bahwa hubungan adalah perjalanan yang perlu dijaga berdua, bukan sendiri-sendiri.

Salah satu pertanyaan menarik yang muncul dalam sesi ini adalah: “Bagaimana cara mengembalikan keintiman, karena hubungan setelah 6 bulan terasa bukan lagi bentuk cinta, tetapi menjadi tekanan untuk berhasil promil?”

Bu Astrid menjawab dengan menekankan pentingnya mindfulness – hadir penuh pada momen saat ini, menikmati dan fokus pada “hari ini, di sini.”

Selain itu, keintiman bisa dibangun kembali lewat nostalgia, dengan menghadirkan kembali emosi positif dari memori indah bersama. Dan yang paling penting, Bu Astrid mengingatkan: “Ingat, keintiman itu dibangun, bukan muncul tiba-tiba.”

Perjalanan promil memang penuh tantangan, tapi bukan berarti pasangan harus terjebak dalam tekanan. Dengan menjaga kesehatan mental, komunikasi yang baik, serta membangun kembali keintiman, perjalanan menuju dua garis bisa dijalani dengan lebih ringan dan penuh harapan. Jangan lupa sister dan paksu untuk ikut sesi selanjutnya ya! follow juga Instagram @menujuduagaris.id

 

Idiopathic Asthenozoospermia dan Peran Stres Oksidatif pada Kualitas Sperma

August 30, 2025

Sperma yang mampu bergerak dengan baik (motilitas) merupakan kunci penting untuk mencapai pembuahan. Salah satu parameter utama yang digunakan adalah progressive motility (PR), yaitu persentase sperma yang mampu bergerak maju secara efektif. Dalam beberapa dekade terakhir, tren kualitas sperma menunjukkan penurunan signifikan, khususnya pada aspek motilitas.

Salah satu kondisi serius terkait masalah ini adalah asthenozoospermia (AZS), yaitu penurunan motilitas sperma dengan nilai PR < 32%. Asthenozoospermia menjadi penyebab mayoritas kasus infertilitas pria, yang secara keseluruhan berkontribusi terhadap 14% pasangan infertil di dunia.

Penyebab AZS cukup beragam, mulai dari varikokel, kelainan endokrin, paparan lingkungan, inflamasi, hingga efek obat-obatan. Namun, dalam banyak kasus, penyebabnya tidak dapat diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis rutin. Kondisi ini kemudian disebut sebagai idiopathic asthenozoospermia (iAZS).

Peran ROS dalam Patogenesis iAZS

Salah satu faktor yang banyak dikaji dalam iAZS adalah peran reactive oxygen species (ROS). ROS merupakan molekul oksigen reaktif yang meliputi superoksida (O2-), hidrogen peroksida (H2O2), radikal hidroksil (OH-), dan singlet oksigen (1O2). Molekul ini bersifat sangat reaktif dan berumur pendek, sehingga sulit dideteksi langsung pada sampel manusia.

ROS memiliki dua sisi peran dalam biologi sperma: Fisiologis (konsentrasi rendah): Mendukung proses spermatogenesis. Berperan dalam maturasi sperma. Memfasilitasi reaksi akrosom dan fertilisasi. Patologis (konsentrasi tinggi): Menyebabkan kerusakan DNA sperma. Memicu apoptosis (kematian sel). Menginduksi lipid peroksidasi pada membran plasma sperma yang kaya asam lemak tak jenuh, sehingga merusak integritas membran. Dan Mengganggu motilitas sperma secara langsung.

Pada iAZS, diperkirakan ketidakseimbangan antara produksi ROS dan kapasitas antioksidan menjadi penyebab utama kerusakan sperma. Hal ini diperparah oleh terbatasnya kemampuan sperma untuk memperbaiki kerusakan DNA.

Mekanisme Stres Oksidatif pada Sperma

Ketika jumlah ROS berlebihan, terjadi kondisi stres oksidatif. Dampaknya antara lain:

  • Kerusakan DNA sperma: akibat ketiadaan mekanisme perbaikan yang efektif.
  • Disfungsi mitokondria: menghambat produksi energi (ATP) yang diperlukan untuk motilitas.
  • Gangguan morfologi sperma: melalui kerusakan struktur membran dan ekor sperma.

Akibatnya, sperma kehilangan kemampuan bergerak optimal, yang menjadi ciri khas asthenozoospermia.

Tantangan Klinis dan Strategi Terapi

Hingga kini, patogenesis iAZS belum sepenuhnya jelas. Namun, pemahaman mengenai peran ROS membuka peluang intervensi terapeutik. Beberapa strategi yang sedang diteliti antara lain:

  • Antioksidan eksogen: suplementasi vitamin C, vitamin E, koenzim Q10, atau L-carnitine
  • Pendekatan gaya hidup: mengurangi paparan rokok, alkohol, polusi, dan stres.
  • Modulasi jalur redoks: menargetkan mekanisme molekuler tertentu untuk menyeimbangkan ROS dan antioksidan.

Idiopathic asthenozoospermia merupakan tantangan besar dalam bidang infertilitas pria karena penyebabnya belum sepenuhnya diketahui. Bukti ilmiah terkini menunjukkan bahwa ROS berperan penting dalam keseimbangan antara fungsi fisiologis dan kerusakan sperma.

Menjaga keseimbangan ROS melalui mekanisme alami tubuh maupun intervensi terapeutik menjadi kunci dalam mempertahankan kesehatan reproduksi terutama untuk paksu. Untuk itu pemahaman lebih lanjut mengenai dinamika ROS diharapkan dapat membantu mengembangkan strategi klinis yang lebih efektif untuk mengatasi iAZS. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

Wang, Z., Li, D., Zhou, G., Xu, Z., Wang, X., Tan, S., … & Yuan, S. (2025). Deciphering the role of reactive oxygen species in idiopathic asthenozoospermia. Frontiers in Endocrinology, 16, 1505213.

 

Menjelajahi Peran Stres Oksidatif pada Motilitas Sperma Penyebab Infertilitas Laki-laki

August 28, 2025

Infertilitas merupakan masalah kesehatan global yang memengaruhi jutaan pasangan, dengan hampir 50% kasus dikaitkan dengan faktor pria. Salah satu mekanisme penting yang banyak diteliti adalah peran stres oksidatif, yaitu kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan antara produksi reactive oxygen species (ROS) dan kapasitas antioksidan dalam tubuh.

ROS dalam jumlah terkendali sebenarnya diperlukan untuk fungsi fisiologis normal sperma, termasuk kapasitasi, hiperaktivitas, dan reaksi akrosom. Namun, akumulasi ROS berlebih dapat merusak membran, DNA, maupun protein sperma sehingga menurunkan motilitas. Dilaporkan bahwa kadar ROS tinggi ditemukan pada 30–80% pria infertil, menjadikannya isu sentral dalam penelitian infertilitas pria.

Stres Oksidatif dan Asthenozoospermia

Salah satu manifestasi klinis dari kerusakan akibat stres oksidatif adalah asthenozoospermia, yaitu kondisi menurunnya motilitas sperma. Hal ini sangat krusial karena kemampuan sperma untuk bergerak progresif menentukan keberhasilannya mencapai dan membuahi sel telur.

Stres oksidatif memengaruhi berbagai jalur biologis, mulai dari kerusakan lipid membran, modifikasi protein, hingga fragmentasi DNA sperma. Konsekuensinya, sperma kehilangan vitalitas serta kemampuan fertilisasi.

Pendekatan Proteomik untuk Memahami Mekanisme Molekuler

Kemajuan teknologi proteomik, khususnya quantitative mass spectrometry (MS)-based proteomics, memungkinkan peneliti memetakan protein yang terlibat dalam regulasi motilitas sperma di bawah kondisi stres oksidatif.

Dalam kajian terbaru, analisis proteome dari plasma seminal dan sel sperma dilakukan dengan dukungan alat bioinformatika seperti Cytoscape (ClueGO + CluePedia) dan STRING. Melalui pendekatan jaringan proteomik ini, peneliti dapat mengidentifikasi proses biologis yang paling berperan pada asthenozoospermia, dengan fokus pada protein yang berkaitan dengan respon terhadap stres oksidatif.

Protein untuk Kesuburan Pria dalam Makanan Sehari-hari

Protein Antioksidan Fungsinya: menetralisir radikal bebas (ROS) supaya sperma tidak cepat rusak. Contoh makanan tinggi protein + antioksidan: Telur (putihnya kaya protein, kuningnya ada vitamin A, E, selenium), Kacang almond, kenari, kedelai (protein nabati plus vitamin E dan isoflavon sebagai antioksidan) dan Ikan salmon, sarden, tuna (protein + omega-3 + selenium)

Protein Mitokondria, Fungsinya: menjaga produksi energi sperma. Mitokondria ibarat “mesin” yang bikin sperma bisa bergerak cepat. Contoh makanan Daging tanpa lemak (sapi, ayam, kalkun sumber asam amino penting), Susu dan yoghurt (protein hewani + vitamin B kompleks untuk metabolisme energi), Kacang merah, buncis, lentil (protein nabati + zat besi, mendukung kerja mitokondria)

Protein Struktural Sperma, Fungsinya: membangun bentuk dan kekuatan sperma (kepala, ekor/flagela). Kalau protein ini rusak karena oksidasi, sperma sulit berenang. Contoh makanan: Ikan laut (protein + zinc  penting buat pembentukan struktur sperma), Ayam dan telur (protein lengkap + kolin untuk membran sel sperma) dan Biji labu & wijen (protein nabati + zinc + magnesium).

Sister, perjalanan promil itu bukan cuma urusan angka di hasil lab atau istilah medis. Paksu juga punya peran penting, salah satunya lewat gaya hidup yang bisa bantu jaga kualitas sperma. Stres oksidatif memang terdengar rumit, tapi intinya ia bisa bikin sperma lemah dan motilitasnya menurun.

Kabar baiknya, proteomik sekarang membantu kita ngerti lebih dalam soal mekanisme ini, sementara di sisi praktis, asupan protein dari makanan sehari-hari seperti telur, ikan, kacang, atau biji-bijian bisa jadi “senjata sederhana” untuk melawan dampaknya.

Jadi, sister dan paksu nggak sendirian. Dengan pemahaman yang tepat dan langkah kecil yang konsisten, peluang untuk dua garis tetap terbuka. Informasi menarik lainnya jangan lupa follow Instagram @menujuduagaris.id

Referensi

  • Ribeiro, J. C., Nogueira-Ferreira, R., Amado, F., Alves, M. G., Ferreira, R., & Oliveira, P. F. (2022). Exploring the role of oxidative stress in sperm motility: A proteomic network approach. Antioxidants & Redox Signaling, 37(7-9), 501-520.
  • « Previous
  • 1
  • …
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10
  • 11
  • …
  • 57
  • Next »
ayo-gabung-mdg

Tentang MDG

Menuju Dua Garis merupakan komunitas yang dibentuk oleh Rosiana Alim, atau akrab disapa Mizz Rosie untuk berbagi kisah perjuangan hidupnya dalam menantikan buah hati serta mewadahi para wanita yang sedang berjuang menghadapi infertilitas dan menantikan kehadiran buah hati.

Join Komunitas MDG

Join Komunitas

Follow Social Media Kami

© 2025 Menuju Dua Garis. All Rights Reserved.