
Sister, pernah dengar kalau IMT atau indeks massa tubuh bisa mempengaruhi peluang keberhasilan program bayi tabung? Bahkan salah di negara lain seperti di Inggris, layanan fertilitas yang didanai publik punya aturan ketat soal siapa yang bisa mendapatkan perawatan lewat NHS. Salah satu syaratnya adalah IMT, yang diterapkan baik di sektor publik maupun swasta.
Bahkan ada sebuah temuan dari Supramaniam, 2018 yang turut ini membahas bagaimana peningkatan IMT berdampak pada hasil perawatan fertilitas. Studi tersebut turut menyertakan data dengan kriteria IMT WHO, yang jadi referensi utama bagi dokter dan pihak komisioning klinis dalam menentukan siapa yang bisa menerima perawatan. Bahkan dalam penelitian ini menjadi pembaruan dari tinjauan sistematis yang sudah dilakukan sebelum-sebelumnya dengan tambahan data besar dari Society for Assisted Reproductive Technology (SART). Baca lebih lanjut yuk!
BMI dan Tingkat Keberhasilan ART
ART dan kesehatan tubuh sangat memiliki pengaruh satu dengan lain mengapa? karena tentu saja proses yang ada pada ART seperti IVF membutuhkan tubuh yang sehat agar memperlancar mulai dari proses ovulasi hingga transfer embrio. Tubuh sehat juga berdampak kepada yang lain salah satunya kehidupan yang lebih panjang
Hal ini ditemukan dari sebuah 49 studi yang dianalisis, ditemukan bahwa Memiliki berat badan yang ideal ternyata berpengaruh pada kesehatan, termasuk dalam hal kesuburan. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki BMI normal memiliki risiko 19% lebih rendah mengalami gangguan kesuburan dibandingkan dengan mereka yang berada di luar kategori BMI normal. Dengan kata lain, menjaga berat badan dalam rentang yang sehat bukan hanya soal penampilan, tetapi juga dapat berdampak positif pada kesehatan reproduksi
Kenapa BMI Bisa Berpengaruh?
Setelah melihat dari banyaknya temuan membuktikan bahwa BMI memiliki dampak nyata terhadap keberhasilan ART. BMI berpengaruh ke kesehatan reproduksi karena tubuh butuh keseimbangan hormon untuk bisa berfungsi dengan baik, termasuk dalam hal kesuburan. Kalau BMI terlalu rendah atau terlalu tinggi, keseimbangan hormon bisa terganggu, dan ini bisa mempengaruhi peluang kehamilan.
Kalau BMI terlalu rendah (kurus):
- Tubuh bisa kekurangan lemak yang dibutuhkan untuk produksi hormon seperti estrogen.
- Siklus haid bisa jadi tidak teratur atau bahkan berhenti (amenore), sehingga sulit hamil.
- Pada pria, jumlah dan kualitas sperma bisa menurun.
Kalau BMI terlalu tinggi (gemuk):
- Lemak berlebih bisa mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan kadar estrogen berlebih, yang bisa menghambat ovulasi.
- Risiko PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) lebih tinggi, yang sering dikaitkan dengan sulit hamil.
- Pada pria, kelebihan lemak bisa menurunkan kadar testosteron dan kualitas sperma.
Jadi, menjaga berat badan tetap ideal membantu tubuh bekerja lebih optimal, termasuk dalam hal kesuburan!
Buat sister yang sedang menjalani program kehamilan, menjaga berat badan ideal bisa jadi salah satu faktor pendukung keberhasilan ART. Yuk, diskusi lebih lanjut dengan tenaga medis terpercaya untuk perencanaan yang lebih matang! informasi menarik lainnya bisa follow Instagram @menujuduagaris.id
Referensi
- Supramaniam, P. R., Mittal, M., McVeigh, E., & Lim, L. N. (2018). The correlation between raised body mass index and assisted reproductive treatment outcomes: a systematic review and meta-analysis of the evidence. Reproductive health, 15, 1-15.
- https://www.artfertilityclinics.com/in/en/art-blog/mens-fertility-health